Ketika mendapat undangan dari Pak Paul (LK3) untuk mengajar mata kuliah Pengantar PL dan PB di kelas Magister Konseling STT Jaffray di Palembang (tgl. 13 — 15 Mei 2011), hati saya sangat senang, karena selain mengajar saya juga bisa berkunjung ke rumah kakak perempuan saya yang tinggal di Palembang. Tapi setelah berpikir sejenak, hati semakin senang karena teringat dengan beberapa teman YLSA yang ada di Palembang. “Mengapa tidak sekalian mengadakan pertemuan untuk SABDA?”

Setelah mendapat kepastian dari Pak Julianto Simanjuntak bahwa saya boleh mengadakan pertemuan SABDA di luar jam mengajar, maka mulailah saya membuat rencana dengan Evie, Santi dan rekan-rekan div. ITS. Undangan pertemuan SABDA mulai disebar lewat facebook, khususnya untuk rekan-rekan yang kami kenal di Palembang. Tapi itu adalah bagian yang paling mudah… karena yang sulit adalah bagaimana saya melakukan presentasi tanpa dibantu rekan-rekan dari div. ITS? Bagaimana kalau ada peserta yang minta diinstalkan program SABDA ke laptop mereka? atau Alkitab mobile ke hp mereka? Untuk urusan instal-menginstal… ke laptop, flash dish, hp… wah… nyerah deh. Alangkah mudahnya kalau div. ITS ikut ke Palembang … pikir saya.

Beberapa hari sebelum keberangkatan, musibah terjadi — batuk-batuk ringan yang mulai menyerang saya beberapa hari sebelumnya menjadi semakin parah. Perjalanan beruntun beberapa waktu sebelumnya (ke YSKI, Semarang dan ke SAAT, Malang), rupanya membuat daya tahan tubuh saya melemah sehingga tidak cukup kuat melawan virus batuk yang menyerang. Bagaimana saya akan mengajar dengan batuk-batuk begini? Obat dari dokter ternyata tidak menolong. Saya mulai mengasihani diri… Tapi tugas ke Palembang tidak mungkin dibatalkan… Saya hanya bisa berdoa semoga Tuhan memberi kekuatan.

Perjalanan Solo — Jakarta — Palembang cukup melelahkan, badan saya semakin tidak fit. Tapi saya bersyukur, setibanya di Palembang, antusiasme untuk mengajar tidak mereda dan kakak saya sangat membantu dengan menyediakan semua keperluan sehingga beban terasa lebih ringan. Hari pertama mengajar (pkl. 17.00 – 21.00) dapat saya lewati dengan baik, walaupun suara batuk-batuk terdengar disela-sela mengajar. Hari kedua sangat menantang karena saya akan mengajar satu hari penuh (pkl. 09.00 – 17.00) dan akan disambung dengan acara Pertemuan SABDA yang direncanakan dari pkl. 18.30 – 21.00. Karena itu, selesai mengajar saya sempatkan diri untuk beristirahat 1 jam, tapi ini menyebabkan saya terlambat datang ke Pertemuan SABDA, sehingga baru dimulai pkl. 19.00.

Atas kebaikan Pak Sadikin (Ketua Kelas Konseling Palembang), Pertemuan SABDA Palembang dapat diadakan di ruang rapat guru Sekolah Methodis 2 di Jl. Atmo. Cukup besar untuk menampung 50 orang. Walaupun acara terlambat dimulai, saya melihat wajah para tamu undangan tetap bersemangat untuk mengikuti presentasi SABDA. Dari acara perkenalan, saya jadi tahu siapa saja yang hadir malam itu. Cukup banyak dari mereka yang belum mengenal Yayasan Lembaga SABDA. Tapi ada juga yang sudah lama mengenal SABDA, seperti misalnya Pdt. Amin Khouw dari GRII Palembang, yang sudah mengenal SABDA sejak tahun 1996. Ada juga Pak Peter Rondell, teman lama saya ketika bekerja di WVI Jakarta 25 tahun y.l…. juga Pak Eddy, alumni PESTA … lalu beberapa teman-teman yang kami kenal lewat Facebook SABDA. Masing-masing mereka membawa teman-temannya untuk menghadiri pertemuan SABDA ini. Semua kursi hampir terisi penuh. Saya sungguh bersyukur karena boleh membagikan pelayanan YLSA kepada mereka.

Setelah memperkenalkan tentang visi, misi, fokus pelayanan YLSA dan beberapa produk pelayanannya YLSA, jam sudah menunjukkan pkl. 21.00. Wah… saya sudah ngomong terlalu lama, dan berpikir para tamu pasti sudah ingin cepat-cepat pulang… Maka saya cepat-cepat membagikan CD-CD Alkitab Audio. Tapi ketika saya tawarkan untuk melanjutkan lagi dengan presentasi lebih detail tentang produk YLSA, mereka menyanggupinya, maka Pak Benny (teman Pdt. Amin) yang sangat baik mau membantu menyiapkan presentasi ini, segera memutarkan beberapa (4) presentasi powerpoint audio, yang sudah dibuat/direkam rekan-rekan div. ITS sehari sebelum saya berangkat ke Palembang… 🙂 Luar biasa bagaimana Tuhan menolong sehingga saya bisa membawa suara Billy ke Palembang tanpa harus membawa Billy ke Palembang…. “you guys are great!!” Sambil mendengarkan presentasi PPT audio tersebut, Pak Benny, dibantu staf IT dari sekolah Methodis, diam-diam melayani para tamu yang menginginkan produk-produk SABDA. Ada yang memberikan flash disk, laptop atau HP supaya bisa diisi dengan software Alkitab SABDA, atau Alkitab mobile atau Alkitab Audio. Terima kasih banyak untuk teman-teman di Palembang yang sudah ikut ambil bagian melayani di pertemuan ini. Saya merasakan suasana kekeluargaan dalam pertemuan SABDA Palembang ini. Kami baru bubar setelah jam 22.00 malam! Saya yakin Tuhanlah yang memberi saya kekuatan karena setelah berbicara lebih dari 12 jam, saya masih memiliki sisa-sisa tenaga malam itu. “A very happy long day….”

Hari Minggu (15 Mei) adalah hari terakhir saya mengajar. Puji Tuhan semua materi dapat selesai dibahas sesuai dengan yang direncanakan, dan kelas resmi ditutup pkl. 17.00. Walaupun hanya 15 orang mahasiswa, tapi saya sangat menikmati mengajar kelas ini. Selain aktif bertanya, mereka juga sangat ramah dan baik hati. Sampai hari terakhir mengajar, ada 7 macam obat (dari yang berupa cairan, cream, kapsul, pil sampai premen) yang diberikan kepada saya untuk menjinakkan batuk saya…. “Sorry, batuk saya ternyata sangat bandel sekali, ya?” Kami baru pertama kali bertemu, tapi serasa ketemu dengan teman lama… Juga, “makasih banyak untuk oleh-oleh empek-empeknya…” Pagi tgl. 16 Mei saya pulang ke Solo tidak hanya membawa empek-empek, karena pagi itu Pak Eddy menyempatkan diri mampir ke rumah kakak saya untuk mengantarkan krupuk ikan Palembang yang terkenal itu,… “Makasih Pak Eddy, Tuhan yang membalas kemurahan hati Anda”. Kakak saya juga tidak mau ketinggalan, dia dan suaminya membuat bakpao malam-malam supaya pagi itu bisa saya bawa ke Solo….”I love you, Sist“. Luar biasa…! saya pulang dengan badan yang sangat meriang dan batuk yang membandel, tapi hati riang membawa pulang banyak oleh-oleh untuk keluarga besar YLSA…. Tuhan itu baik!