Pelayanan SABDA di Tanjung Pinang dan Batam 2017
Oleh: *Jeffrey Lim
Puji syukur kepada Tuhan Yesus! Pada 11 — 15 Oktober 2017, tim SABDA yang terdiri dari Ibu Yulia, Jesica, dan saya mendapat kesempatan untuk melakukan roadshow SABDA di Tanjung Pinang dan Batam. Karena saya memang berdomisili di Tanjung Pinang, saya bertugas untuk menjemput Ibu Yulia dan Jesica di Bandara Tanjung Pinang pada 11 Oktober 2017, sore hari. Dari bandara, kami langsung menuju ke Gereja Kristus Yesus cabang Tanjung Pinang.
Di GKY Tanjung Pinang, Ibu Yulia menyampaikan pentingnya firman Tuhan dan kuasa firman Tuhan yang dapat mengubah hidup manusia. Dari pesan ini, dilanjutkan bahwa Tuhan memakai teknologi terbaik pada tiap zaman untuk menyampaikan Firman Tuhan. Lalu, pada akhirnya, ada refleksi seberapa banyak kita sering belajar firman Tuhan setiap hari. Ibu Yulia menjelaskan bahwa tanpa membaca dan belajar firman Tuhan setiap hari, rohani kita akan menjadi lesu. Saya sendiri sebagai jemaat GKY Tanjung Pinang merasa bahwa pesan ini penting untuk konteks pergumulan jemaat yang ada. Kita tidak bisa mengandalkan khotbah pada hari Minggu saja. Kita perlu menggumuli firman Tuhan secara pribadi dan bersama-sama.
Keesokan harinya, Kamis, 12 Oktober 2017, Pinang. kami melayani di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Tabgha cabang Tanjung Satu hal yang mengesankan dari gereja ini adalah kehangatan persekutuannya, baik Pdt. Heryanto selaku Gembala Jemaat maupun anggota jemaatnya. Pada kesempatan ini, Ibu Yulia memberikan pelatihan “PA dengan Menggunakan Gadget”. Sebelum memulai acara, setiap peserta wajib menginstal lima aplikasi untuk belajar Alkitab, yaitu Alkitab SABDA/Yuku, AlkiPEDIA, Tafsiran, Kamus Alkitab, dan Peta Alkitab. Kemudian, Ibu Yulia mengajarkan bagaimana menggunakan semua apps tersebut untuk belajar Alkitab. Jemaat memberikan respons yang positif terhadap pelatihan tersebut. Pdt. Heryanto juga bersyukur, bahkan tidak takut kalau jemaatnya bisa belajar banyak Alkitab sehingga mempunyai pengertian yang dalam akan firman. Ini adalah satu sikap yang baik dari seorang hamba Tuhan. Pada malam itu, saya dan Jesica berada di belakang menjaga booth SABDA. Kami bersyukur untuk setiap bahan yang boleh kami bagikan. Semoga bisa dibaca/didengar dan mendatangkan berkat bagi mereka.
Selanjutnya, pada Jumat, 13 Oktober 2017, kami melayani di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Tanjung Pinang yang terletak di sekolah Fawridge Christian Academy (FCA). Mayoritas yang datang selain jemaat adalah orangtua murid dan guru-guru sekolah FCA. Sehari sebelum acara ini dimulai, seluruh orangtua murid sekolah FCA sudah diberi surat undangan seminar dari SABDA dengan judul “Shepherding in Digital Age: Preparing Parents and Children in Facing Digital Age”. Mr. Fentje Palit, sebagai wakil gembala, senang menyambut pelayanan SABDA. Pada siang harinya, kami saling berkenalan dan menceritakan pelayanan masing-masing sambil dijamu makan siang yang sangat lezat di pinggir laut. Pada sore harinya, pukul 18.30, acara seminar dimulai dan Ibu Yulia menyampaikan materi selama kurang lebih 50 menit. Melalui materi yang padat ini, Ibu Yulia hendak menekankan pentingnya DQ (Digital Quotient) pada zaman ini. Sebagai penutup seminar, Ibu Yulia menjelaskan bahwa sebagai orang Kristen, yang lebih penting dari DQ sebenarnya adalah Biblical Quotient. Ketika seminar berakhir, terlihat hampir seluruh peserta sangat antusias, terutama ketika mengunjungi booth SABDA. Bahan-bahan SABDA banyak dilihat, diambil, bahkan dipesan. Antusiasme juga terlihat ketika mereka memberikan persembahan kasih sebagai bentuk dukungan bagi pelayanan SABDA. Mr. Fentje Palit mendekati Ibu Yulia dan menanyakan apakah bisa ada kelanjutan dari acara ini. Hal ini menunjukkan bahwa mereka terberkati dengan pelayanan SABDA.
Akhirnya, sampai pada pelayanan di kota berikutnya, yaitu Batam. Pada kali ini, kami bersyukur karena Dr. Laura Lee, yang adalah istri saya, bisa turut membantu pelayanan di Batam bersama dengan putri kami, Fidelia Charis. Dari Tanjung Pinang, pada Sabtu 14 Oktober 2017, kami menyeberang pulau menggunakan ferry untuk sampai di Batam. Pelayanan di kota Batam adalah atas undangan dari Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII). Kami dijemput oleh tim GRII Batam dan makan siang bersama sebelum akhirnya berangkat ke GRII Batam untuk persiapan memasang booth SABDA. Setelah istirahat sebentar, kami sudah harus siap untuk melayani lagi.
Sama seperti pelatihan di GBI Tanjung Pinang, kami juga meminta seluruh jemaat yang hadir menginstal lebih dahulu kelima Apps untuk belajar Alkitab dari SABDA. Di depan pintu gereja, sebelum acara dimulai, bukan hanya saya dan istri yang membagikan brosur Apps SABDA, anak kami, Fidelia Charis, juga sangat semangat membagikan brosur. Jesica ada di booth SABDA untuk melayani setiap pertanyaan dari pengunjung booth. Pengunjung cukup membludak karena lebih dari 200 orang yang hadir dari berbagai gereja dan pelayanan. Pada pukul 18.30, pelatihan #Ayo_PA! dimulai oleh Ibu Yulia. Melalui pelatihan ini, jemaat diajak untuk mempelajari Alkitab dengan menggunakan Gadget. Vik. Melinda Mesakh, hamba Tuhan di GRII Batam, sempat mengatakan kepada saya bahwa Apps SABDA itu seperti BibleWorks versi kecil yang ada di Gadget. Bagi orang yang terjun di bidang teologi dan seminari tahu apa itu BibleWorks, yaitu software untuk belajar Alkitab. Selain menyediakan software yang seperti ini, yaitu Software SABDA, SABDA juga diberi anugerah untuk membuat Apps supaya setiap orang percaya bisa mengakses Alkitab dan bahan-bahannya untuk menggali Alkitab. Bagi orang yang percaya teologi Reformasi, tentunya salah satu semangat Reformasi adalah semangat supaya setiap orang (baik imam maupun awam) membaca Alkitab sendiri dalam bahasa yang mereka pahami. Pelayanan SABDA yang interdenominasi sangat sejalan dengan prinsip gereja Reformed yang mementingkan firman Tuhan (Back to the bible). Acara selesai cukup malam, pkl. 21.30. Kami terus melayani booth SABDA yang dipenuhi oleh banyak orang yang ingin melihat, bertanya, mengambil, dan memesan bahan-bahan SABDA. Ini merupakan hari pertama pelayanan SABDA di GRII Batam.
Hari kedua pelayanan SABDA di GRII Batam (15 Oktober 2017) adalah sharing pelayanan misi SABDA oleh Ibu Yulia. Pesan yang disampaikan kali ini adalah bahwa ladang misi terbesar pada zaman ini adalah internet. Dan, SABDA dipanggil untuk melayani di dunia digital. Setelah selesai sharing misi dalam kebaktian I dan II, Ibu Yulia melanjutkan pelayanan untuk guru-guru sekolah minggu dengan memberikan pelatihan bagaimana menggunakan DVD Library SABDA Anak sebagai alat peraga digital untuk pelayanan anak. Pada hari minggu ini, kami pun berpisah. Jesica kembali ke Surabaya, saya dan keluarga pulang ke Tanjung Pinang, dan Ibu Yulia akan pulang keesokan harinya ke Solo.
Ini adalah pengalaman pertama mengikuti pelayanan roadshow SABDA. Saya bersyukur karena diberi kesempatan oleh Tuhan untuk terlibat dalam pelayanan ini. Semua materi dan sharing yang disampaikan kiranya dapat menginspirasi jemaat untuk menggunakan teknologi bagi kemuliaan nama Tuhan. Adalah satu sukacita ketika kami melihat jemaat diberkati dengan seminar dan juga bahan-bahan SABDA. Selain itu, saya juga bersyukur untuk persekutuan dalam tim pelayanan kami. Selain melayani bersama-sama, kami juga menikmati persaudaraan dalam Kristus Yesus. Kiranya semua hormat, puji, dan syukur hanya bagi nama Tuhan kita, Allah Tritunggal. Amin!
*Jeffrey Lim adalah staf partime YLSA yang bekerja di luar Solo
Cetak tulisan ini
Leave a comment