Blog SABDA
3Aug/183

Hasil Belajar dari SPIK: “You Are What You Love”

Oleh:

Oleh: *Yunike

Pada 23 Juli 2018, saya bersyukur karena mendapat kesempatan dari Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) untuk mengikuti Seminar Pembinaan Iman Kristen (SPIK) dengan tema “You Are What You Love” di Adhiwangsa Hotel, Solo, oleh Vik. Heru Lin, M.Th.. Awalnya, saya tidak begitu berminat untuk mengikuti seminar. Namun, setelah saya pikir-pikir, mungkin akan ada hal baru yang bisa saya dapatkan dari sana. Sekitar pukul 17.30 WIB, saya berangkat bersama staf SABDA yang lain. Sebelum seminar dimulai, panitia memberi kesempatan untuk peserta menikmati snack yang sudah disediakan. 🙂

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
17Mar/150

Pemimpin Kristen Abad 21

Oleh:

Biasanya, kalau hari Jumat, ada acara rutin untuk semua staf YLSA -- senam pagi dan persekutuan doa di siang hari. Namun, Jumat, 27 Februari lalu, rutinitas kami ini ditiadakan karena ada acara khusus, seminar kepemimpinan Kristen, yang harus diikuti oleh staf YLSA mulai dari pagi sampai siang hari. Sebelumnya, kami sudah mendapatkan wawasan baru mengenai tema serupa, yaitu pemimpin 360 derajat, dari Evie, Setya, dan Hadi. Jika pembaca Blog SABDA ada yang belum tahu tentang pemimpin 360 derajat, wajib baca blog ini ya: "Sharing Hasil Belajar: Pemimpin 360 Derajat". 😀 Nah, kali ini, seminar kepemimpinan Kristen yang kami ikuti bertema "Menjawab Tantangan Kepemimpinan Kristen Abad 21", yang diselenggarakan oleh STT Berita Hidup.

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
26Sep/184

Pelayanan SABDA di Australia

Oleh:

oleh: Yulia

Ketika kami mendapat undangan dari GRII Sydney untuk memberikan seminar tentang "digital ministry", kami menawarkan enam topik seminar yang bisa dipilih. Namun, dari beberapa pembicaraan lewat email dan telepon, dan jadwal yang diatur sedemikian rupa, akhirnya disepakati untuk mengambil enam topik seminar sekaligus. Selain masing-masing topik saling berkaitan, kami juga melihat pentingnya membuka wawasan jemaat tentang dunia digital Kristen secara mendalam. Setelah pembicaraan lebih lanjut, GRII Melbourne ternyata juga tertarik untuk mendapatkan seminar yang sama (namun, dengan waktu yang lebih pendek). Karena itu, jadilah kami pergi ke Sydney dan Melbourne dengan total waktu tiga minggu (6 -- 22 Agustus) karena masing-masing seminar hanya bisa diadakan pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu).

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
12Mar/152

Pelajaran dari Sesi 3: Seminar “Menjadi Manusia Bintang Lima”

Oleh:

Oleh: Wiwin*

Seminar "Menjadi Manusia Bintang Lima" yang diadakan di Griya SABDA pada tanggal 21 Februari 2015, dibawakan oleh pembicara skala nasional, yaitu Andrias Harefa, BAA BSS.

Sesi ketiga dari seminar ini membahas tentang "problem yang dialami untuk menjadi manusia bintang lima". Bapak yang telah berhasil membawa putri-putrinya lebih maju dalam "Bible reading" dibanding dirinya sendiri ini, menjelaskan bahwa problem yang menghambat proses menjadi manusia bintang lima adalah "problem identitas". Problem identitas ini memang cukup signifikan pengaruhnya dalam proses menjadi "manusia bintang lima". Atas dasar apa/siapa konsep identitas ini dibangun akan menentukan manusia macam apa dia nanti; Tuhan atau dunia?

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
15Jun/165

Seminar: Be A Better Parent: Be a Better Dad and Be The Best Mom You Can Be

Oleh:

Dalam budaya Asia, khususnya pada masyarakat Indonesia, bukanlah satu hal yang aneh ketika anak menjadi pusat dan fokus (perhatian) dalam keluarga. Contohnya, jika kita ingin pergi keluar untuk makan, tawaran untuk memilih tempat tujuan jajan/makan pertama-tama ditujukan kepada anak. Atau, ketika seorang ibu memasak dan menyediakan lauk-pauk, seringnya bagian yang terbaik dan terenak diberikan kepada anak. Bahkan, sampai di atas usia lima tahun, anak-anak terkadang masih dibiarkan tidur bersama orangtua karena orangtua tidak tega membuat anak tidur sendiri di kamarnya. Nah, ternyata menurut Ibu Charlotte Priatna, pembicara dari seminar "Be a Better Parent: Be a Better Dad and Be The Best Mom You Can Be", hal-hal itu merupakan budaya dan kebiasaan yang salah dari banyak keluarga. Nyatanya, masih ada beberapa kesalahan atau kekeliruan lagi yang sering kita lakukan, tetapi tidak disadari sebagai suatu kesalahan karena sudah berlaku secara umum. Namun, terus menjalani kekeliruan tersebut tanpa menyadari implikasi dan dampaknya terhadap anak dan masa depannya, tentu saja bukanlah hal yang kita inginkan. Semenjak kecil, anak harus mendapat contoh dan teladan yang benar dalam hal relasi, peran, fokus, tujuan, serta kebiasaan-kebiasaan dari orangtua sehingga kelak mereka pun dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara benar sebagai suami, istri, dan orangtua.

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
23Feb/116

Staf YLSA Mengikuti Blogshop Kompasiana

Oleh:

Dalam bayangan saya, blogshop "Kiat Menulis Cepat di Blog" yang saya ikuti bersama beberapa staf YLSA lain, akan menawarkan kiat-kiat menulis blog yang cepat dan praktis. Ternyata isi seminar tanggal 29 Januari 2011 ini jauh dari bayangan saya. Kecewa? Tidak, justru sebaliknya. Saya sangat menikmati seminar ini 🙂 Mas Iskandar Zulkarnaen, pembicara sekaligus admin situs Kompasiana.com, membagikan wawasannya tentang Citizen Journalism pada era globalisasi ini.

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
2Mar/156

Sharing Hasil Belajar: Pemimpin 360 Derajat

Oleh:

Dapat banyak berkat, banyak ilmu, pelajaran baru, dan yang terutama cara pikir yang baru mengenai kepemimpinan. Dari mana saya mendapatkannya?

Pada tanggal 24 dan 25 Januari 2015, Hadi, Setyo, dan saya sendiri mendapat kesempatan emas untuk mengikuti seminar "Pemimpin 360 Derajat". Keseluruhan jumlah peserta yang mengikuti seminar ini kurang lebih 40 orang. Seminar ini diselenggarakan oleh TOTAL (Training and DevelOpment for TodAy's Leaders) bekerja sama dengan EQUIP, sebuah pelayanan internasional yang didirikan oleh  Dr. John C. Maxwell sejak tahun 1996. Materi "Pemimpin 360 Derajat" merupakan bahan dari modul John C. Maxwell mengenai pemimpin tengah (middle leader). Pemimpin tengah adalah pemimpin yang berada di level tengah, yang bisa mengembangkan pengaruhnya sampai 360 derajat. Kedudukannya yang berada di tengah kepemimpinan suatu organisasi memungkinkan untuk memimpin ke atas (top leader), memimpin teman-teman satu level (pairs), dan memimpin ke bawah (subordinate). Materi-materi yang disampaikan dalam training ini adalah mitos-mitos kepemimpinan, tantangan pemimpin 360 derajat, memimpin ke atas, memimpin ke samping, memimpin ke bawah, dan pemimpin dengan kemurahan hati. Semua materi ini dibawakan dengan "apik" oleh Bapak Paulus Winarto dan Bapak Sunjoyo.

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
17Feb/170

Paradoks Kasih dan Keadilan Allah: Predestinasi

Oleh:

Seminar Pembinaan Iman Kristen (SPIK), atau sering disebut "Progsif", merupakan salah satu kegiatan pembelajaran rohani yang saya nantikan dalam beberapa bulan terakhir. Sudah beberapa waktu lamanya, saya merindukan untuk belajar sesuatu, dan puji Tuhan, pada 23 -- 24 Januari 2017, kegiatan ini diadakan kembali. Tema kali ini sangat menarik, "Paradoks: Kasih dan Keadilan Allah". Rekan saya, Okti, sudah menulis blog tentang progsif ini untuk hari pertama, tanggal 23 Januari 2017. Nah, sekarang saya membahas untuk hari yang kedua. Semula, saya hanya menebak bila inti yang disampaikan adalah tentang salib Kristus, tetapi ternyata tidak sepenuhnya benar. Tema dari seminar tersebut malah mengerucut pada salah satu doktrin kontroversial yang sebenarnya justru adalah dasar dari iman Kristen. Topik ini dibahas pada hari kedua, yaitu "Predestinasi". Wah, tentu topik ini semakin membuat saya tertarik dan ingin belajar lebih.

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
6Aug/182

Hasil Belajar: “Tantangan Mendidik Anak pada Era Digital”

Oleh:

Oleh: Santi

"Teladan berbicara lebih kuat daripada ribuan kalimat." Pesan ini masih membekas dalam hati saya, dan memang harus diakui bahwa hal ini benar. Baik sebagai orang tua, guru, maupun pemerhati anak, pesan ini berlaku bagi kita semua dalam mendidik anak-anak. Akan sangat tidak bijaksana jika kita menuntut anak untuk melakukan ini-itu atau melarangnya berbuat ini-itu, tetapi kita, sebagai orang tua, malah melakukannya, bahkan di depan mereka. Oops, sebelum saya lebih menggebu-gebu lagi melanjutkan topik ini, saya akan menceritakan latar belakang di balik tulisan saya ini ... tenang saja, tidak akan panjang kok. 🙂

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
3Sep/140

Segenap staf YLSA, selaku panitia penyelenggara seminar “Mengajar Yang Mengubah Hidup”, berfoto bersama pembicara seminar, Pdt. Dr. Sentot Sadono, D.Th

Oleh:

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Filed under: No Comments