Blog SABDA
22Sep/114

Aku Tidak Suka Perpisahan

Oleh:

"Aku tidak suka perpisahan," demikian ucapku saat malam kebaktian keluarga YLSA, pada tanggal 25 Agustus 2011, yang diadakan di rumahku. Aku sengaja mengusulkan agar kebaktian keluarga kali ini diadakan di rumahku saja, sekaligus pamitan, batinku. Kehangatan sebagai satu keluarga besar memang selalu terasa kental di kebaktian YLSA, apalagi setelah acara permainan. Firman Tuhan disampaikan oleh papaku sendiri. Setelah itu, giliranku menyampaikan satu dua patah kata. "Aku tidak suka perpisahan," demikian aku mengawalinya.

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
23Feb/116

Staf YLSA Mengikuti Blogshop Kompasiana

Oleh:

Dalam bayangan saya, blogshop "Kiat Menulis Cepat di Blog" yang saya ikuti bersama beberapa staf YLSA lain, akan menawarkan kiat-kiat menulis blog yang cepat dan praktis. Ternyata isi seminar tanggal 29 Januari 2011 ini jauh dari bayangan saya. Kecewa? Tidak, justru sebaliknya. Saya sangat menikmati seminar ini 🙂 Mas Iskandar Zulkarnaen, pembicara sekaligus admin situs Kompasiana.com, membagikan wawasannya tentang Citizen Journalism pada era globalisasi ini.

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
26May/105

Metode PA: Kualitas Karakter

Oleh:

metode_PA_kualitas karakterDalam kekacauan moral dunia masa kini, tentunya kita rindu mengenal dan mematangkan karakter kita. Saya percaya kita mempunyai kerinduan untuk menjadi individu-individu yang memiliki karakter yang serupa dengan Kristus. Bagaimanakah caranya? Rick Warren menawarkan metode PA yang sangat menantang, yaitu metode dengan menggali karakter-karakter yang berkualitas dari sebuah tambang emas murni--Alkitab. Nah, saya rindu mengajak Anda mengenal metode ini serta langkah-langkahnya. Saya juga rindu membagikan pengalaman kelompok kami dalam memburu karakter-karakter yang berkualitas.

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
21Apr/1015

Dunia Penerjemahan di YLSA

Oleh:

Pada tanggal 20 Januari 2010, saya melangkahkan kaki pertama kali di YLSA dengan 1.001 rasa. Saya senang menjumpai suasana baru serta berkenalan dengan teman-teman baru di kantor. Masih jernih di ingatan saya mendengar sebuah guyonan dari salah seorang senior di YLSA yang ditujukan untuk saya, "Sudah siap untuk disiksa?" Menanggapi guyonan tersebut, tentu saja saya tertawa. Sebenarnya, di balik tawa itu ada satu rasa yang lebih kental dari rasa-rasa lainnya: rasa penasaran mencicipi dunia kerja sekaligus pelayanan purnawaktu. Nah, setelah lewat 3 bulan, rasa penasaran saya pun terjawab.

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini