Kerinduan YLSA yang sudah sangat lama untuk mengadakan pelatihan penulis Kristen akhirnya tercapai. Hal ini dimulai ketika kami mengadakan pertemuan “khusus”, pada tanggal 12 Agustus 2011, antara YLSA, yang diwakili oleh Ibu Yulia dan beberapa staf YLSA (Evie, Novi, Santi, Yudo) dan Tim SHOW ME, yaitu Pak Purnawan, Pak Arie Saptaji, Ibu Agustina Wijaya, dan Pak Agus). Pertemuan singkat ini menghasilkan kerjasama untuk menyelenggarakan acara “Pelatihan Penulis Kristen” di Solo, pada tanggal 9 dan 10 November 2011. Sesuai dengan kesepakatan dalam pertemuan tersebut, YLSA akan menjadi pihak penyelenggara (panitia pelaksana) dan Tim SHOW ME menjadi pembicara. Tapi selain acara pelatihan, kami juga sepakat untuk meramaikan acara ini dengan mengadakan Bursa Buku Kristen yang akan diatur oleh Pak Agus dari PT. Gloria Usaha Mulia.

Kepanitiaan pun segera dibentuk dan saya ditunjuk oleh teman-teman untuk menjadi ketua. Sebenarnya sih masih banyak waktu untuk persiapan (tiga bulan), tapi saya sudah deg-deg’an sejak bulan Oktober… hehe 🙂 Sebagai ketua panitia mestinya saya harus tahu apa yang harus diatur, tapi saya masih bingung, maklumlah karena masih sedang belajar. Puji Tuhan, Ia senantiasa menolong kami semua untuk bisa bekerjasama dan berbagi tugas — membuat brosur dan spanduk, mencari tempat pelatihan, menyusun acara, menyiapkan perlengkapan, sound system, rekaman, konsumsi, dll. Tempat pelaksanaan diputuskan di Gedung Serbaguna GKJ Manahan Solo. Gedung ini tidak terlalu besar, tapi cukup untuk menampung 70 – 100 peserta dan tempatnya cukup strategis, dekat gedung Gelora Manahan Solo.

Panitia sangat bersyukur karena ternyata masyarakat Kristen Solo cukup antusias menyambut acara Pelatihan Penulis Kristen ini. Sampai hari H, jumlah peserta yang mendaftar ada sekitar 70 orang. Tempat seminar menjadi terlihat padat, karena harus berbagi tempat dengan Bursa Buku Kristen. Peserta yang hadir ternyata bukan dari kalangan pemula saja, sebaliknya banyak dari mereka yang telah berkecimpung di dunia penulisan, misalnya penulis renungan Spirit, Renungan Harian, Renungan Pagi/Malam, aktivis gereja dan pelayanan mahasiswa (Perkantas dan LPMI).

Tiga pembicara dari Tim SHOW ME (Pak Purnawan, Pak Arie dan Ibu Agustina), ditemani oleh Ibu Ita Siregar, seorang penulis novel, yang juga ikut membantu sebagai fasilitator. Acara pelatihan dibagi menjadi 4 sesi, yaitu:
1. Menulis Itu Mendatangkan Berkat (oleh: Ibu Agustina)
2. Menulis Sebagai Gaya Hidup (oleh: Pak Arie)
3. Menyulap Tulisan Menjadi Uang (oleh: Pak Purnawan)
4. Sharing Proses Kreatif (oleh: Ibu Ita)

Materi disajikan dengan cukup santai oleh masing-masing pembicara. Disediakan makalah dari masing-masing pembicara untuk peserta. Di antara materi yang disajikan, ada materi yang cukup menjadi berkat buat saya, yaitu tentang 4 alasan mengapa kita menulis:
1. Kita menulis agar orang-orang yang mencari kebenaran, tahu di mana mereka bisa mendapatkannya.
2. Kita menulis agar ada warisan yang dapat diteruskan.
3. Kita menulis agar kehidupan terus berlangsung bagi generasi selanjutnya.
4. Kita menulis karena Tuhan telah memberi kita kreativitas.

Lalu, apa yang perlu ditulis? Penulis Kristen harus ambil bagian dan bertanggung jawab dalam mengupayakan pertumbuhan rohani umat Kristen. Tulisan yang disajikan sedapat mungkin harus membawa orang untuk memiliki pandangan yang lebih dewasa dalam imannya. Jadikan Kristus sebagai pusatnya, maka tulisan yang kita buat akan menjadi berkat bagi pembacanya. Hal penting yang tidak boleh dilupakan, bahwa tujuan hidup adalah untuk kepentingan Tuhan, bukan untuk kepentingan diri sendiri.

Penyajian dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta tidak hanya mendengarkan ceramah, tapi juga melakukan latihan, baik secara pribadi maupun dalam kelompok-kelompok kecil. Contohnya pelatihan hari kedua, peserta dikelompokkan sesuai dengan minatnya (artikel/Opini, Renungan, atau Cerpen/Puisi). Masing-masing kelompok didampingi oleh seorang pembicara sebagai fasilitator. Selain menjadi panitia, saya pun ikut menjadi peserta dan bergabung dalam kelompok kecil. Melalui kelompok ini, saya mendapatkan banyak berkat dari sharing peserta lain, terutama melalui pengalaman mereka membuat cerpen dan puisi. Saya semakin belajar, bahwa hidup dekat dengan Tuhan dan dipenuhi oleh-Nya, akan membuat kita lebih mudah menulis, karena ada banyak anugerah Tuhan yang bisa kita bagikan sehingga tulisan kita dapat memuliakan nama Tuhan.

Pada kesempatan ini, YLSA juga membuka stan SABDA, dimana peserta bisa mendapatkan secara gratis berbagai produk pelayanan YLSA, misalnya CD Alkitab Audio, Alkitab mobile untuk HP, Software SABDA dan Flashdisk SABDA. Semoga apa yang dilakukan YLSA ini semakin mendorong kemajuan pelayanan literatur Kristen di Solo pada khususnya, dan di Indonesia pada umumnya. Saya melihat, cukup banyak peserta yang memanfaatkan produk-produk YLSA ini untuk kemajuan pelayanan mereka. Puji Tuhan!