Blog SABDA
22Jun/170

Asyik, TED Staf YLSA Lagi!

Pada blog-blog sebelumnya, pernah ada pembahasan seputar +TED @SABDA. Kali ini, saya akan berbagi cerita mengenai +TED @SABDA khusus staf YLSA teranyar yang harus Sahabat YLSA ketahui. Siap?

Salah satu rangkaian acara Persekutuan Doa (PD) staf YLSA Jumat, 16 Juni 2017, adalah +TED @SABDA yang disampaikan oleh staf YLSA. Ada 4 presentasi menarik yang disampaikan oleh Indah, Liza, Aji, dan Danang. Diawali dengan presentasi berjudul “Integritas”, Indah mencoba menyampaikan materinya semaksimal mungkin. Beberapa tokoh Alkitab yang memiliki hidup berintegritas juga disinggung Indah, sebagai contoh, Abraham dan Musa. “Sebagai orang percaya, kita harus bisa melakukan yang terbaik sekalipun bos/pemimpin kita tidak ada di dekat kita,” begitulah salah satu aplikasi yang bisa kita lakukan untuk hidup berintegritas. Dilanjutkan dengan presentasi “Six Thinking Hats” oleh Liza, kita semua dibekali dengan wawasan mengenai 6 cara berpikir menurut warna topi. Keenam warna topi tersebut adalah merah (emosi, perasaan), kuning (berpikir positif/mencari keuntungan), hijau (kreativitas, ide baru), hitam (berpikir negatif, kesulitan, kelemahan), putih (berfokus pada data), dan biru (mengatur proses berpikir). Intinya, dalam keadaan tertentu, seseorang diharapkan bisa memakai topi-topi tersebut secara bijaksana, sesuai kebutuhan.

Presentasi ketiga disampaikan oleh Aji dengan judul “Perfeksionis Maladaptive”. Topik ini cukup berat, tetapi sangat menolong kita untuk mengetahui, mengenali, bahkan mengatasi sikap perfeksionis. Materi yang disampaikan cukup padat dan direlevansikan dengan kehidupan Kristen yang alkitabiah. Intinya, kita dapat berhenti berusaha untuk memperoleh “kesempurnaan” menurut dunia, dan tinggal tenang dalam Dia Yang Sempurna (Matius 11:28). Namun, di sisi lain, benar bahwa Alkitab memanggil kita untuk “menjadi sempurna seperti Bapa” (matius 5:48). Yang terakhir, kita semua diberi wawasan dan belajar bagaimana melakukan “PA dengan metode Etimologi”. Wah, presentasi terakhir ini makin berat ya? Danang, sebagai presentator terakhir, menjelaskan mengenai metode etimologi ini dengan sangat antusias dan sukacita, seolah-olah dia sedang menceritakan cerita terbaik yang pernah ia baca. Meski judul presentasinya cukup horor (menurut beberapa staf), tetapi materi bisa kami tangkap dengan baik. Intinya, dalam membaca Alkitab, metode penelusuran suatu kata dalam Alkitab akan sangat menolong kita untuk melihat konsep pada masa itu dan mendapatkan maknanya dengan akurat dan lebih mendalam. Hmmm … materi yang unik, menurutku.

Masih penasaran dengan apa yang terjadi terhadap keempat presentator setelah mereka presentasi? Mereka diberi pertanyaan dan harus menjawabnya saat itu juga. Sesi ini cukup mengasah mereka, terutama mengenai kedalaman penguasaan materi. Terlepas dari jawaban yang diberikan benar, setengah benar, atau salah, kami belajar banyak hal dari proses ini. Saya sangat tertarik dengan presentasi terakhir. Meski kesannya “kok mau-maunya PA dengan metode seribet itu”, saya jadi penasaran dan tertantang untuk mencobanya. Kesan saya, +TED @SABDA untuk staf YLSA semakin lama topiknya semakin berat … hehe. Tak apa, justru makin menantang dan memacu untuk banyak belajar hal-hal baru supaya kita lebih berkembang. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan.

Santi

Tentang Santi

Santi Lestari telah menulis 55 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (0) Trackbacks (1)

Leave a comment

Connect with Facebook