“IT For God” di GKI Ngupasan, Yogyakarta
Rabu, 30 Oktober 2013. Waktu menunjukkan pukul 15.25 WIB, Pak Gunung mengantar saya dengan sepeda motor ke stasiun kereta Balapan. Pada hari itu, saya, Bu Yulia dan Meland, sudah bersiap-siap untuk pergi ke GKI Ngupasan, Yogyakarta. Sesampainya di stasiun, saya sempat sedikit bingung karena tidak bertemu dengan yang lain. Bersyukur ada Mbak Evi yang memberi kabar bahwa yang lain sudah ada di dalam kereta. Sesampainya di pintu masuk, saya tidak diizinkan masuk oleh petugas karena saya tidak membawa tiket kereta.
Saya menjelaskan bahwa tiket saya dibawa oleh rombongan yang sudah ada di kereta. Tapi, petugas berkukuh menahan saya di pintu masuk. Dan, saat saya melongok sejenak untuk melihat kereta, saya melihat Bu Yulia melambaikan tangan menunggu saya tepat di pintu gerbong kereta. Maka, dengan gembira saya menunjukkan kepada petugas bahwa tiket saya ada pada Ibu yang melambaikan tangannya itu. Setelah melihat Bu Yulia, petugas mengizinkan saya masuk. Bersyukur untuk Bu Yulia yang menunggu saya di pintu gerbong kereta.
Waktu menunjukkan pukul 15.45, yang menandakan kereta akan berangkat. Dalam perjalanan menuju ke Yogya, Bu Yulia dalam kondisi yang kurang fit. Namun, itu tidak menghalangi beliau untuk dapat berangkat melayani di Yogyakarta. Ada yang istimewa dalam perjalanan naik kereta ini. Meland belum pernah naik kereta sebelumnya. Karena itu, dia mencoba menikmati pengalaman pertamanya naik kereta. Sedangkan saya, menikmati perjalanan sembari menyibukkan dua jempol saya untuk menulis blog ini.
Perjalanan kereta sempat terhenti cukup lama di stasiun kereta Maguwo, Yogyakarta. Karena itu, keluar dari stasiun kereta Tugu, Yogyakarta, kami harus cepat-cepat ke GKI Ngupasan. Sebenarnya kami bisa berjalan kaki ke GKI Ngupasan karena tidak terlalu jauh dari stasiun kereta Tugu, tapi melihat waktu dan kami bertiga, maka Bu Yulia memilih naik andong. Dalam perjalanan Bu Yulia sempat bilang, “Asyik, kita seperti turis (lokal, maksudnya)….”
Acara pelayanan SABDA ke GKI Ngupasan sebenarnya adalah dalam rangka rangkaian perayaan bulan “Cinta Firman Tuhan” di gereja itu. Puncak acaranya adalah pelatihan menggunakan software Alkitab SABDA yang akan diadakan di akhir bulan November. Tapi, untuk mengawali ‘greget’ pelatihan itu, Ibu Yulia diminta untuk mengisi acara Persekutuan Doa Malam jemaat gereja dengan memberikan kesaksian tentang pelayanan YLSA, dengan tema “IT 4 GOD”.
Sesampainya di GKI Ngupasan, kami telah ditunggu oleh Bapak Hartono (beliau adalah majelis yang menjadi PIC pada acara dengan YLSA). Lalu, kami diantar masuk ke dalam gedung gereja.
Gereja tersebut memiliki dua lantai karena memiliki balkon yang cukup luas dan ruangan pengaturan sound system dan proyektor LCD. Layar LCD terdapat pada dua sisi depan panggung. Meland mempersiapkan semua file yang dibutuhkan untuk ditampilkan di layar LCD dan melakukan uji coba, termasuk dengan audionya. Setelah itu, kami juga mengatur beberapa alat yang diperlukan Bu Yulia saat presentasi nanti.
Ketika jemaat mulai hadir, kami melihat tidak banyak orang mudanya. Sebaliknya, lebih banyak jemaat setengah baya yang hadir. Saya juga sempat dikenalkan Bu Yulia dengan Pak Poedjo. Beliau adalah salah satu peserta PESTA yang bukan hanya aktif sampai sekarang, tapi juga menjadi salah satu sukarelawan moderator yang setia. “Terima kasih, Pak Poedjo untuk kemitraannya melayani Tuhan di YLSA.” Juga, Ibu Pendeta Indawati (istri Pdt. Budi) yang adalah sahabat lama Bu Yulia, ketika masih berkuliah di UKSW puluhan tahun yang lalu. Saya lihat Bu Yulia sangat menikmati pertemuan dengan sahabat lamanya ini karena membawa banyak kenangan ketika masih bersama-sama melayani di persekutuan mahasiswa.
Acara dibuka dengan beberapa nyanyian, kemudian doa. Dan, acara inti diisi oleh Bu Yulia. Pada bagian awal, Bu Yulia menyampaikan kesaksian pribadinya bagaimana Tuhan mempertemukan beliau dengan orang-orang yang cinta Tuhan dan rindu melayani di bidang teknologi sehingga Yayasan Lembaga SABDA lahir. Bu Yulia juga memperkenalkan tentang definisi serta sejarah perkembangan teknologi sampai sekarang. Selanjutnya, Bu Yulia memperkenalkan visi YLSA kepada jemaat, yaitu “IT for GOD”. Dari presentasi tersebut, jemaat mendapat pandangan baru bahwa teknologi yang telah dibuat manusia seharusnya dipakai untuk Tuhan. Beberapa video juga diputar sehingga membantu jemaat untuk mengerti dengan memberikan contoh-contoh bagaimana melakukan pelayanan berbasis teknologi.
Di akhir acara, Bu Yulia menyerahkan salah satu produk pelayanan YLSA, yaitu DVD Library SABDA Anak 1.2 sebanyak 20 buah kepada perwakilan Majelis GKI Ngupasan. Diharapkan, DVD-DVD ini dapat digunakan semaksimal mungkin untuk pelayanan anak dan remaja di GKI Ngupasan. Acara kemudian ditutup dan dilanjutkan dengan perjamuan kasih. Selama perjamuan kasih berlangsung, kami membuka booth kecil untuk menginstalkan Alkitab mobi di handphone jemaat.
Setelah acara di GKI Ngupasan selesai, kami ditraktir Pak Hartono, Ibu Indawati, dan beberapa rekan pelayanan di GKI Ngupasan untuk mencicipi keistimewaan gudeg Yogya. “Terima kasih, Pak Hartono.” Kemudian, kami pulang dengan bus menuju ke Solo.
Bersyukur untuk acara yang terselenggara dengan baik. Saya berharap setelah mengikuti acara ini, jemaat memiliki pandangan yang baru serta dapat mengaplikasikan apa yang sudah disampaikan, yaitu untuk menggunakan teknologi bagi kemuliaan nama Tuhan.
Cetak tulisan ini
December 11th, 2013 - 16:08
Salut sekali dengan semangat dan konsistensi YLSA dalam memperkenalkan IT 4 GOD!
December 11th, 2013 - 16:21
Hai Kak Billy, salam kenal 😀
IT for GOD… Semoga semakin menjamur di mana-mana..:D