Sabda-Nya Menuntunku ke SABDA
Tak terasa sudah 4 bulan sejak saya pertama kali menginjakkan kaki di Solo untuk bergabung dengan Yayasan Lembaga SABDA. Tak pernah terpikir sebelumnya untuk ikut ambil bagian dalam lembaga pelayanan ini. Dulu saya mengira YLSA hanya bergerak di bidang teknologi informasi saja, sementara saya adalah seorang lulusan dari sastra Inggris. Namun, setelah seorang teman memberi saya informasi mengenai lowongan sebagai penerjemah di YLSA maka saya pun mulai berdoa dan bergumul dengan firman Tuhan untuk waktu yang cukup lama, sampai akhirnya saya mengambil keputusan untuk melamar kerja di lembaga pelayanan ini.
Saya tiba di Solo pada hari Minggu sore tanggal 19 Juni 2011 dan langsung bertemu dengan ibu Yulia Oeniyati. Hari itu juga saya dibawa ke kantor untuk melihat tempat kerja yang akan saya tempati selama masa percobaan. Keesokan harinya, setelah persekutuan doa staf yang rutin diadakan pada hari Senin (dan Jumat), saya mulai belajar “adat-istiadat” kantor, mulai dari administrasi (diorientasi oleh mbak Melina Martha), dilanjutkan dengan pengenalan tata kerja tim penerjemah (oleh Truly), dan dilatih menggunakan software pengetikan (oleh mbak Santi). Hari itu saya juga mendapat tugas terjemahan dari mbak Novi yang menjabat sebagai Koordinator Divisi Publikasi. Hari pertama yang cukup melelahkan sekaligus menyenangkan. Untuk seorang yang cenderung penyendiri seperti saya, tak pernah terbayang sebelumnya bahwa saya dapat bekerja dengan banyak orang dan semenarik ini.
Selama masa percobaan di YLSA, saya juga mendapat banyak pemikiran baru mengenai hal-hal yang selama ini kurang saya perhatikan, terutama dalam hal pengembangan diri. Bisa dikatakan, masa percobaan saya lebih banyak berisi pembelajaran, baik mempelajari hal-hal teknis maupun hal-hal rohani.
Singkat cerita, akhirnya pada hari Senin, tanggal 26 September 2011, saya menjalani akhir masa percobaan dengan memberikan presentasi di hadapan seluruh staf YLSA. Saya dibantu oleh Hadi dan Khenny untuk menyiapkan perangkat presentasi, seperti proyektor LCD dan laptop. Jujur, waktu terasa sangat lambat ketika saya memberikan presentasi itu, tapi dengan pertolongan Tuhan saja akhirnya saya dapat memberikan yang terbaik. Satu hal yang sangat membantu saya, di akhir presentasi itu semua staf yang mendengar presentasi saya wajib memberikan komentar dan kritik sehingga saya dapat langsung menyadari hal apa saja yang masih harus diperbaiki dalam memberikan sebuah presentasi.
Pada hari Rabu tanggal 28 September 2011 saya dinyatakan lulus masa percobaan di YLSA dan diberi lebih banyak lagi tanggung jawab yang baru di Divisi Publikasi. Saya sadar, ini bukan akhir dari proses yang Tuhan inginkan bagi saya, ini justru sebuah awal untuk semakin belajar mengenai pelayanan di bidang publikasi dan mengembangkan diri demi pekerjaan baik yang Tuhan sudah siapkan bagi saya.
Berkaitan dengan pengembangan diri, pada tanggal 24 — 25 Oktober yang lalu saya termasuk salah satu dari empat orang dari YLSA yang diundang untuk menghadiri Pelatihan Penulis Renungan Kristiani (Papirus) di Jogja, tepatnya di Wisma Joglo yang diselenggarakan oleh Yayasan Gloria. Sebenarnya, pelatihan ini adalah bagian kedua atau bagian lanjutan dari pelatihan Papirus yang sudah diselenggarakan pada bulan Juni tahun ini. Jika dalam pelatihan pertama tersebut para peserta dibekali dengan teknik-teknik menulis, maka kali ini pelatihan Papirus lebih menitikberatkan kepada pendalaman Alkitab untuk memperkuat isi renungan.
Secara garis besar pelatihan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Tahap Persiapan yang berisi metode-metode penggalian Alkitab, Tahap Penulisan yang berisi penjelasan mengenai bentuk dan karakteristik tulisan Renungan Harian serta praktek menulis, dan yang terakhir adalah Tahap Penyuntingan yang ditujukan untuk menegaskan ketentuan dan aturan penulisan naskah renungan dan mengoreksi hasil tulisan peserta.
Dalam pelatihan ini, Tim SABDA memberikan materi mengenai Penyelidikan Alkitab dalam dua sesi di Tahap Persiapan. Setelah makan siang pada hari pertama, ibu Yulia menyampaikan bagian pertama dari sesi Penyelidikan Alkitab. Beliau menjelaskan prinsip-prinsip mengamati perikop menggunakan metode 8 Langkah dan memformulasikan hasil pengamatan itu dalam bentuk P-I-A (Penjelasan-Ilustrasi-Aplikasi) yang diambil dari Pelatihan Khotbah Langham. Untuk mempersiapkan sesi kedua, selama waktu istirahat saya dan Kusuma Negara membantu para peserta pelatihan melakukan instalasi software SABDA ke dalam laptop mereka. Sesi kedua Tim SABDA menyampaikan metode menggali Alkitab yang disebut “A.L.A.T.”, sebuah metode yang dikembangkan berdasarkan fitur-fitur yang terdapat dalam software SABDA. Huruf “A” mewakili kata “Ayat” atau menggali sebuah ayat dengan memahami konteks. Huruf “L” mewakili “Linguistik”, yaitu mendalami sebuah ayat dengan menyelami kata-kata di dalam ayat tersebut dengan bantuan nomor STRONG, leksikon , kamus, thesaurus, perbandingan versi terjemahan Alkitab yang lain, konkordansi dan fitur pencarian kata. Huruf “A” yang selanjutnya mewakili kata “Asosiasi” atau metode yang menggali sebuah ayat dengan mencari referensi silang dari ayat yang digali, dan yang terakhir yaitu “Topikal” yang diwakili oleh huruf “T”; metode ini melihat sebuah konsep atau segi teologis dari sebuah ayat dengan bantuan sistem topikal seperti Torrey, Elwell, Naves, Thompson, dan lain-lain.
Selama acara Papirus ini, YLSA juga membuka “booth” di depan aula pertemuan dan membagikan Alkitab audio dalam berbagai bahasa suku kepada peserta yang membutuhkannya. Kami juga menyediakan Flashdisk SABDA Penulis dengan kapasitas sebesar 8GB yang berisi software SABDA berikut bahan-bahan lain yang sangat membantu para peserta, misalnya kompilasi kamus off-line dan perangkat yang lainnya (KBBI, Kamus Seasite, tesaurus, dan artikel-artikel kepenulisan).
Begitu banyak hal yang saya terima dari dua hari pelatihan itu, tetapi pelajaran yang saya rasa paling melengkapi saya, selain mengenai teknis penulisan renungan, adalah mengenai tanggung jawab untuk mempelajari Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh dan dengan cara yang benar sebelum saya membagikannya kepada orang lain baik melalui tulisan maupun secara lisan. Sepenggal kalimat yang saya ingat ketika ibu Yulia memberikan materi penyelidikan Alkitab siang itu, “sekarang setelah Anda mendapat alat-alat dan metode untuk menyelidiki Alkitab, Anda tidak memunyai alasan untuk tidak menyelidiki Alkitab dengan benar!”
Saya sungguh bersyukur kepada Tuhan yang sudah menuntun saya ke YLSA dan berterima kasih kepada Ibu Yulia dan semua teman-teman di YLSA yang sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk bergabung dan berkembang bersama dengan YLSA. Kiranya, kehadiran saya dapat menjadi berkat bagi YLSA dan bagi rekan-rekan yang melayani di dalamnya serta dapat memberikan sumbangsih bagi pelayanan yang dipercayakan oleh Tuhan kepada lembaga ini. Kiranya segala kemuliaan hanya bagi Tuhan!
Cetak tulisan ini
December 6th, 2011 - 11:46
Selamat bergabung di YLSA, Yud 🙂
Wah, senang donk bisa ikut dalam “Pelatihan Penulis Renungan Kristiani” 🙂 Sudah mulai menulis renungan belum, Yud? Untuk teman-teman yang pernah menulis renungan … bagi pengalaman donk! 🙂
December 15th, 2011 - 11:48
Selamat bergabung, bekerja, dan melayani di ladang-Nya. Berikan yang terbaik untuk Dia. GBU