Cokelat Valentine untuk Tuhan
14 Februari 2022 adalah hari Senin. Ya, saya tidak salah tulis dan Anda juga tidak salah baca. Faktanya memang tanggal itu jatuh pada hari Senin, hari yang biasanya paling dihindari orang-orang. Senin yang biasa dianggap memisahkan orang-orang dari kasur, udara segar, dan kesenangan akhir pekan, tiba-tiba berubah menjadi hari yang cukup spesial. Valentine adalah alasannya. Dalam berbagai tradisi, hari Valentine identik dengan ungkapan "kasih sayang" dari satu orang ke orang lain, satu pihak ke pihak yang lain, dst.. Dan, cokelat adalah makanan paling laris untuk dijadikan simbol dari perasaan itu. Seperti inilah tradisi kita, manusia menunjukkan rasa sayangnya kepada manusia.
Cetak tulisan iniTwitter Training: Cara Mengembangkan Rencana Akun yang Strategis di Twitter
Ketika ditanya tentang media sosial (medsos), biasanya hal pertama yang terlintas di benak kita adalah platform untuk chat atau ngobrol virtual dengan orang lain. Padahal, sekitar 10+ tahun terakhir, media sosial sudah jauh berkembang. Mulai dari kultur, penggunaan fitur, sampai fasilitas yang media sosial sediakan, sudah banyak mengalami perubahan dan peningkatan jika dibandingkan dua dekade yang lalu.
Cetak tulisan iniSABDA Live Vision Talks Sesi “PA, MedSos, dan Digital Native”
Presentasi berjudul "Media Sosial untuk Studi Alkitab bagi Digital Native" ini berisi materi tentang salah satu pendekatan untuk menjangkau anak-anak muda agar kembali mencintai firman Tuhan, yaitu menjangkau melalui media sosial. Presentasi ini dipaparkan dalam salah satu sesi SABDA Live Zoom meeting, pada Mei 2020, dengan tajuk "PA, MedSos, dan Digital Native".
Cetak tulisan iniPelajaran dari TED-Mini di YLSA: Dua Kebohongan yang Menakutkan
Mengakhiri Januari 2020 dengan excitement tinggi setelah berhasil melewati bulan pertama tahun 2020. Awal Februari, saya langsung dihadapkan dengan kebiasaan yang lumayan baru di kantor, yaitu presentasi TED-Mini. Sebenarnya, kebiasaan positif ini sudah berlangsung sejak tahun 2019 lalu (atau mungkin malah sudah ada sejak sebelum saya bergabung di sini). TED-Mini sendiri kurang lebih terinspirasi oleh kegiatan TEDx/talk (Technology, Entertainment, and Design), yang dimulai di Amerika pada tahun 1984. Semangat dari kegiatan TEDx/talk sendiri adalah Ideas Worth Spreading, yang berarti "sebuah ilmu atau ide akan lebih berguna apabila dapat disebarkan kepada banyak orang". Semangat inilah yang agaknya coba diadaptasi oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA), secara khusus guna menanamkan kebiasaan melakukan riset serta meningkatkan kecakapan berbicara di depan publik (public speaking) untuk para staf di dalamnya. Meskipun hampir serupa dengan prinsip TED pada umumnya, yaitu "berbagi ide/ilmu apa pun", tetapi bedanya, TED-Mini di YLSA haruslah mengandung "nilai kebenaran dari Allah" (meskipun tidak selamanya harus tentang Alkitab dan Alkitab). Jadi, materi TED-Mini tidak hanya memuaskan sisi kognitif para audiens, namun juga bisa diambil pelajarannya. Setelah memaparkan terms and conditions pada pertemuan sebelumnya, hari Senin, 3 Februari 2020, pemateri pertama maju ke depan membawakan sebuah video dari Pastor Francis Chan bertajuk "Dua Kebohongan yang Menakutkan". Blog ini ditulis sebagai bentuk tanggapan sekaligus refleksi saya setelah menyaksikan video tersebut.
Cetak tulisan iniRapat Kerja YLSA? Kami Menyebutnya Rapat Selebrasi!
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian rapat kerja (raker) adalah "sidang untuk membahas masalah yang berkenaan dengan bidang pekerjaan yang dihadapi" atau "pertemuan staf untuk membahas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas suatu instansi". Sejatinya, pada akhir tiap semester, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) memang rutin menggelar raker. Biasanya, yang dibahas adalah laporan dan pertanggungjawaban kerja divisi untuk kurun waktu satu semester. Oleh para staf dan pemimpin, raker ini digunakan sebagai titik penanda dari akhir satu periode kerja sekaligus awal periode kerja yang baru. Pada Desember 2019, dilaksanakanlah raker YLSA … eh, rapat selebrasi YLSA.
Cetak tulisan iniTim SABDA Pergi ke Malaysia Bersua Lawan
Pada Minggu, 20 Agustus 2017, timnas futsal Indonesia melanjutkan kampanyenya dalam ajang SEA GAMES ke-29, di Malaysia. Siang itu, tim asuhan pelatih Yori van der Torren di luar dugaan mampu membungkam raksasa futsal ASEAN, Thailand. Dalam pertandingan tersebut, skuad Garuda memakai formasi 1-2-1 "fluid" (ini istilah saya saja), yang berarti akan berubah-ubah menyesuaikan permainan lawan. Dengan 1 "anchor", 2 "flank", 1 "pivot", dan 1 "goalie", timnas menatap mantap pertandingan pembuka mereka. Mengakhiri paruh pertama dengan keunggulan 2-0, membuat beban Runtuboy dan kawan-kawan agak sedikit ringan, terlepas dari segala persiapan tim yang tidak terlalu prima sebelum kejuaraan dihelat. Meskipun Thailand sempat membalas 2 gol di babak kedua, tetapi oleh karena kegigihan dan tingkat disiplin tinggi dari anak-anak Merah Putih, timnas berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 4-2. Mereka berhasil mengalahkan "lawan" mereka yang sebenarnya, yaitu rasa takut (ketika berhadapan dengan tim kuat, Thailand).
Cetak tulisan iniRoadshow #Ayo_PA! di Salib Putih, Salatiga
Nama saya Nikos Septian, biasa dipanggil Nikos dan bisa dibilang saya adalah "newcomer" di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Pada kesempatan kali ini, saya akan membagikan pengalaman dan pelajaran yang saya peroleh dari acara roadshow YLSA yang baru pertama kali saya ikuti di Salib Putih, Salatiga. Sebagai informasi tambahan, di roadshow YLSA ini, saya bertugas sebagai penjaga booth, sedangkan dua staf lain akan bertugas sebagai presenter, yaitu Mas Aji dan Mas Danang. Tanpa banyak kata lagi, silakan simak cerita saya berikut ini.
Cetak tulisan ini