Blog SABDA
21Feb/220

Cokelat Valentine untuk Tuhan

14 Februari 2022 adalah hari Senin. Ya, saya tidak salah tulis dan Anda juga tidak salah baca. Faktanya memang tanggal itu jatuh pada hari Senin, hari yang biasanya paling dihindari orang-orang. Senin yang biasa dianggap memisahkan orang-orang dari kasur, udara segar, dan kesenangan akhir pekan, tiba-tiba berubah menjadi hari yang cukup spesial. Valentine adalah alasannya. Dalam berbagai tradisi, hari Valentine identik dengan ungkapan “kasih sayang” dari satu orang ke orang lain, satu pihak ke pihak yang lain, dst.. Dan, cokelat adalah makanan paling laris untuk dijadikan simbol dari perasaan itu. Seperti inilah tradisi kita, manusia menunjukkan rasa sayangnya kepada manusia.

Namun, bagaimana dengan kasih kita kepada Allah? Sudahkah kita menunjukkan kasih kepada Dia? Kalau sudah, apa cara yang bagus untuk dipakai?

Jumat, 11 Februari, tiga hari sebelum hari Valentine, saya mengikuti webinar GoGOD! Loving God! yang dibawakan oleh Ibu Nitya Travis dari Yayasan Kartidaya. Dalam webinar ini, saya mendapatkan pelajaran penting tentang cara manusia mengasihi Tuhan. Presentasi beliau diambil dari buku berjudul Loving God: The Cost of Being a Christian karya Charles Colson. Di dalam buku ini dijelaskan bagaimana manusia bisa menunjukkan kasihnya kepada Allah.

Pertama-tama, kita perlu sadar bahwa Allah sudah mengasihi kita melalui pengorbanan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal (Yohanes 3:16). Mengasihi Allah dimulai dengan penemuan akan ketaatan dan kemerdekaan dalam Yesus Kristus. Lihatlah Hukum Kasih (Matius 22:36-38). Yesus mengajarkan kepada kita untuk mengasihi Tuhan, Allah kita dengan segenap hati dan jiwa. Kita juga diajar untuk mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiri. Dari presentasi tersebut, ada 7 poin mengasihi Allah:

1. Ketaatan
Hal yang dituntut Allah adalah ketaatan, tidak peduli hasil, kondisi, dan keadaan yang kita alami. Ketaatan selalu didasari dengan iman, yang adalah anugerah Allah, dan kerelaan (Ayub 13:15; 1 Yohanes 5:3). Iman yang sejati tidak bersandar pada tanda-tanda misterius tentang sesuatu, tetapi pada Tuhan.

2. Otoritas Kitab Suci
Kita harus percaya bahwa Alkitab punya otoritas terhadap hidup orang Kristen. Yesus mendasarkan seluruh pelayanan dan otoritas-Nya pada Kitab Suci (Lukas 4:18-19). Kalau kita mengklaim percaya pada Yesus, kita juga harus percaya akan otoritas Kitab Suci.

3. Pertobatan
Kita tidak bisa mengasihi dan menaati Allah dengan masih menjadi diri kita yang lama, perlu ada pertobatan dan perubahan. Metanoia. Pertobatan adalah dampak yang tidak terelakkan dari kelahiran baru. Dengan pertobatan, kita menyatakan bahwa kita mengasihi Allah. Pertobatan perlu dilakukan secara berkesinambungan karena kita berdosa, bahkan tiap hari bisa berbuat dosa.

4. Kekudusan
Kita harus memiliki karakter Allah, yaitu menjaga kekudusan. Karakter Allah tidak berubah, begitu juga akan harapan-Nya terhadap kekudusan umat-Nya (lih. Imamat 11:44).

5. Keadilan
Jika kita mau mengasihi Allah, kita harus mengasihi keadilan-Nya dan bertindak sesuai dengan keadilan itu.

6. Bangsa yang Kudus
Gereja adalah suatu komunitas baru karena adanya pertobatan. Gereja dipanggil juga untuk merasakan penderitaan yang dialami orang-orang di sekitarnya. Gereja tidak menarik orang masuk, tetapi mengutus orang keluar memengaruhi dunia agar Kerajaan Allah tampak pada dunia. Inilah cari gereja mengasihi Allah.

7. Kehidupan dan Kematian
Dunia bisa menjadi neraka ketika kita hidup untuk diri sendiri, tetapi bisa menjadi tempat kita mengasihi Allah. Ini terjadi karena kita terlebih dahulu mengalami kasih Allah.

Tuhan adalah Kasih. Dia tidak memerlukan cokelat apa pun dari kita. Hal yang Dia inginkan dari umat yang dikasihi-Nya adalah ketaatan dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Yok kita wujudkan kasih kita kepada Dia melalui diri kita sehingga setiap pekerjaan yang kita perbuat berkenan di hadapan-Nya. Sekian sharing saya kali ini, semoga tulisan ini menjadi berkat bagi para pembaca Blog SABDA. Tuhan Yesus memberkati.

Nikos

Tentang Nikos

Nikos Septian telah menulis 17 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (0) Trackbacks (0)

No comments yet.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.