Diskusi Facebook Grup e-BinaAnak “Mewujudkan Gereja Ramah Anak”
Dalam suasana memperingati Hari Anak Nasional 2016, Yayasan Lembaga SABDA mengadakan diskusi grup e-BinaAnak di Facebook yang dijalankan oleh tim Pendidikan Kristen.
Diskusi ini diikuti oleh 17 orang yang terlibat dan aktif dalam pelayanan anak. Salah satunya adalah saya. 🙂 Bagi saya sendiri, mengikuti diskusi ini sangat memberkati. Tidak hanya diperkaya dengan artikel yang telah di-posting moderator, tetapi setiap sharing dari para peserta sangat memperkaya saya untuk melihat pentingnya mewujudkan gereja yang ramah anak. Artikel ini mengajak seluruh anggota grup untuk mendeskripsikan, menganalisa, dan menerapkan gereja yang ramah anak. Tujuan dari gereja yang ramah anak ini adalah kita (gereja) bisa terlibat dengan anak-anak, dengan cara memulai dari diri sendiri, mengetahui posisi kita, temukan tempat di mana kita bergabung, dan melibatkan diri dalam pelayanan anak. Gereja yang ramah anak bukan hanya tugas segelintir guru sekolah minggunya saja, semua jemaat perlu terlibat dalam mewujudkan gereja yang ramah anak.
Pembahasan yang sangat menarik bagi saya adalah pembuatan program yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Hal ini sangat mendorong GSM untuk memikirkan apa kebutuhan anak dan bagaimana memberikan materi ajar yang menjawab kebutuhan anak. Nah, apa yang hendak dicapai sangat perlu diimplementasikan dalam sebuah kurikulum. Mendiskusikan hal ini, membuat saya dan beberapa peserta menyadari bahwa kepentingan pertama bukanlah anak-anak yang hadir ke sekolah minggu, tetapi sudahkah kebutuhan anak akan firman Allah terpenuhi. Sangat penting memperhatikan kualitas para guru sehingga gereja atau departemen anak tidak hanya asal merekrut GSM. GSM perlu diberikan training untuk mengembangkan diri dan melayani anak dengan penuh tanggung jawab.
Selanjutnya, kami juga mendiskusikan topik mengenai “Masa Depan Gereja dan Teknologi (5, 10, 25 Tahun dari Sekarang”). Dalam topik ini, kami diingatkan bahwa anak yang kami ajar adalah para generasi Z. Generasi yang lahir di zaman teknologi menggunakan jarinya untuk mendapat semua informasi yang dibutuhkan. Namun, masih banyak gereja maupun GSM yang gagap teknologi. Hal ini juga menjadi kecemasan tersendiri bagi saya karena anak-anak yang saya layani sudah berkembang sedemikian rupa dan menggunakan berbagai gadget di tangannya, sedangkan para guru masih bergumul dengan metode dan media konvensional dalam mengajar. Inilah PR bagi gereja dan pelayan untuk memaksimalkan teknologi dalam memperlengkapi anak-anak untuk mengenal Tuhan.
Anak tidak hanya pribadi yang dilahirkan, kemudian dibiarkan begitu saja. Anak adalah domba-domba kecil Allah. Anak adalah pribadi yang harus dididik, diajar, dan dituntun untuk mengenal Allah, bertumbuh dalam Kristus, dan dewasa dalam pengajaran Alkitab yang benar. Sebagai pelayan anak, janganlah kita patah semangat. Mari, tetap bersemangat untuk melayani anak-anak layan kita dengan sebaik dan semaksimal mungkin. Wujudkan gereja yang ramah anak dimulai dari diri sendiri, dan tularkan itu kepada lebih banyak orang. Soli Deo Gloria!
Cetak tulisan ini
Leave a comment