Roadshow #Ayo_PA! di Wisma Pojok, Yogyakarta
Untuk kesekian kali, Yayasan Lembaga SABDA melakukan roadshow #Ayo_PA! Kali ini, roadshow diadakan di Wisma Pojok yang berlokasi tepatnya di dusun Condong Catur kecamatan Depok, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Tim roadshow terdiri dari lima orang. Selain saya, ada Andreas, Ayu, Bu Yulia sebagai pembicara, dan Jessica, putri Bu Yulia. Tim SABDA datang ke “kota gudeg” dengan menggunakan KA Prameks, dan dijemput oleh Pak Haryanto, panitia GKI Ngupasan untuk menuju wisma tersebut. Kami datang pukul 07.30 pagi dan saat itu acara sudah dimulai. Ibu Lenny sedang membahas hal-hal teknis pelaksanaan program PA yang akan mulai dijalankan di GKI Ngupasan bulan Agustus ini. Apa yang akan disampaikan Bu Yulia dimaksudkan untuk melengkapi mereka dengan metode PA. Hanya saja mungkin mereka tidak bermimpi bahwa yang akan SABDA ajarkan bukan hanya metode PA, tetapi juga bagaimana menggunakan gadget/smartphone untuk ber-PA.
Sebagai informasi, peserta roadshow kebanyakan berasal dari generasi X, generasi yang disebut-sebut kurang melek teknologi, bahkan ada juga dari generasi “baby boomers” sehingga saya berpikir roadshow kali ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi tim kami.
Setelah sampai di tempat, saya, Andreas, Jessica, dan Ayu segera mempersiapkan alat-alat dokumentasi serta bahan perlengkapan booth, sementara Bu Yulia mulai mendapat kesempatan berbicara pukul 08:20, terlambat 20 menit dari rencana. Peserta segera diinstruksikan untuk mengumpulkan gadget yang mereka miliki kepada tim SABDA untuk disematkan dengan berbagai aplikasi pendukung PA. Saya bersyukur Jessica kali ini ikut serta, karena sebagai generasi Z, dia yang paling tangkas dalam menangani berbagai merk smartphone atau tablet sehingga sangat membantu saya dan Ayu dalam melakukan instalasi. Sementara itu, Andreas sibuk dengan merekam.
Sambil melakukan instalasi, Bu Yulia memulai pelatihan dengan penjelasan mengenai dasar-dasar PA seperti: apa itu PA, mengapa perlu melakukan PA, Metode PA S.A.B.D.A dengan gadget, dan bagaimana pelaksanaannya. Beberapa poin di awal ini penting untuk ditegaskan supaya para peserta tahu apa yang menjadi tujuan ber-PA. Beliau juga menyampaikan apa keuntungan ber-PA dengan bantuan teknologi dan mengapa teknologi bukanlah sesuatu yang perlu dihindari oleh gereja. Justru teknologi harus semakin banyak digunakan untuk mendalami kitab suci, khususnya bagi generasi muda atau yang biasa disebut generasi Z. Bu Yulia menyebut satu fakta yang patut diperhatikan bahwa belakangan ini jumlah kunjungan anak-anak muda di gereja semakin merosot karena cara gereja melayani tidak pernah berubah dan lebih didesain untuk generasi tua, menandakan bahwa pembelajaran firman Tuhan harus dilakukan dengan format baru dan melibatkan sesuatu yang disukai anak-anak muda, yaitu teknologi. Beliau pun sempat menayangkan video tentang generasi Z dan sebuah infografis kitab Matius untuk menjelaskan bahwa pola pikir dan cara belajar generasi Z telah banyak berubah. Generasi yang lebih tua sebagai pengambil keputusan, sepatutnya lebih memahami serta mengakomodasi generasi Z dalam kegiatan ibadah/kerohanian supaya firman Tuhan tetap relevan bagi generasi baru ini.
Materi kemudian diikuti dengan informasi mengenai berbagai alat yang bisa digunakan untuk ber-PA yang sudah disediakan oleh Yayasan Lembaga SABDA. Selain Alkitab dan audio Alkitab , tersedia juga Kamus Alkitab, Alkitab PEDIA , Tafsiran , dan sebagainya. Puncaknya adalah penjelasan tentang cara studi Alkitab Android dan Metode S.A.B.D.A.. Penjelasan dibantu dengan 2 video tutorial yang sudah dibuat dan dipersiapkan dengan matang oleh teman-teman di YLSA. Dalam video tutorial Studi Alkitab Android dijelaskan penggunaan 5 aplikasi utama yang terintegrasi dengan fitur-fitur Alkitab, antara lain cara membuka ayat, menambah versi, mengubah-ubah versi, dan penggunaan fitur lain-lain, seperti fitur membuat catatan atau fitur sorot yang oleh peserta lebih suka disebut “stabilo”. Sementara dalam video tutorial metode S.A.B.D.A., peserta bisa memperhatikan apa saja langkah-langkah yang ada dalam metode S.A.B.D.A. sekaligus mengetahui alat dan bahan apa yang bisa digunakan di setiap langkahnya. Video tutorial kemudian diulang lagi perlahan-lahan disertai penjelasan lebih lengkap oleh Bu Yulia mengingat para peserta adalah generasi X yang baru belajar teknologi. Kami pun membuat semacam ice breaker dengan menyanyikan lagu “Ayo PA” untuk memudahkan peserta mengingat langkah-langkah metode S.A.B.D.A.. Ayu dan saya memandu peserta untuk menyanyikan #Ayo_PA! dibantu oleh Saudara Michael (satu-satunya peserta generasi Z) sebagai pemain gitar.
Kemudian untuk semakin memahami materi Ayo PA dan sekaligus sebagai penutup acara, Bu Yulia meminta peserta mempraktikkan PA metode S.A.B.D.A. dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dengan studi kasus kitab Matius 1:1. Agak unik, tak semua generasi X dan baby boomers ini menggunakan gadget meski beberapa saat lalu hal itu baru saja diulas. Sebagian peserta hanya membuka Alkitab cetak, serta membuat catatan dengan pulpen ataupun spidol pada secarik kertas. Sebagian lagi yang menggunakan gadget masih ada yang kesulitan memahami fitur-fitur yang terbilang sederhana, dan banyak bertanya kepada saya, Ayu atau Andreas. Namun, meski tertatih-tatih dalam menggunakan teknologi, saya menilai generasi ini patut ditiru dalam hal semangat belajarnya. Mereka begitu antusias mempelajari hal baru dan selalu menunjukkan ketertarikan pada materi yang kami bawakan. Saya pikir merekalah peserta terfavorit saya sepanjang saya pernah mengikuti roadshow #Ayo_PA! dan saya akan senang jika bisa mengikuti lagi roadshow dengan peserta orang-orang tua.
Tak terasa jam menunjukkan pukul 13:10 siang, tanda bahwa tim SABDA harus undur diri karena tiket balik ke Solo adalah pukul 13:50. Oleh karena itu, setelah makan siang dan membereskan perlengkapan, Bu Yulia, Jessica, Andreas, dan Ayu berpamitan. Setengah berlari, mereka meninggalkan ruangan untuk diantar dengan mobil menuju stasiun Maguwo (airport Yogyakarta). Saya sendiri masih tinggal beberapa saat dengan peserta untuk mengambil video testimoni. Untunglah, hal itu tidak sulit dilakukan. Saya berhasil mendapat sekitar 5 orang untuk menjadi informan saya dan memberi testimoni tentang berkat yang didapat dari PA dengan metode S.A.B.D.A.. Dari informasi yang saya kumpulkan, saya mendapat kesimpulan bahwa informan merasa sangat bersyukur dengan adanya metode S.A.B.D.A. karena memiliki urutan langkah yang jelas serta bisa mendapat banyak sekali bahan untuk menggali makna Alkitab yang semuanya dimungkinkan karena kecanggihan teknologi. Saya pribadi pun kagum melihat karya Tuhan, yang bisa menggunakan segala cara untuk mencari manusia. Apa saja yang Ia berikan bisa Ia gunakan kembali untuk kemuliaan nama-Nya, dalam hal ini adalah berkat dari teknologi.
Saya berharap Yayasan Lembaga SABDA tidak kenal lelah untuk mengampanyekan #Ayo_PA! dengan gadget karena PA dengan cara ini adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan sekarang, tetapi belum banyak yang tahu. Kiranya orang percaya semakin giat melakukan studi Alkitab secara lebih mendalam dan dengan cara yang “fun” untuk menyelamatkan generasi muda kembali ke dalam hadirat Tuhan.
Cetak tulisan ini
July 10th, 2017 - 07:33
Thankfulness to my father who shared with me regarding this weblog, this blog
is truly remarkable.