Blog SABDA
26Jul/160

Digital Ministry Training by SABDA for GRII Karawaci

Oleh: David Imanuel Widjaja*

Selama 5 hari training dengan tim SABDA di Solo, saya mendapatkan banyak berkat sekaligus banyak masalah yang dihadapi dan yang akan dihadapi dalam gereja dan juga dalam kekristenan.

Kita sudah berada di dunia di mana teknologi tidak dapat lagi dihindari. Generasi Z adalah generasi di mana orang-orang sudah fasih memakai teknologi karena saat mereka lahir, teknologi sudah merupakan suatu hal yang biasa. Teknologi sendiri akan berkembang secara cepat dan secara eksponensial. Perkembangan ini akan mengubah zaman menjadi lebih baik ataupun bisa lebih jahat. Maka dari itu, teknologi seharusnya dipakai untuk membantu membawa Kerajaan Tuhan nyata di bumi ini. Kebanyakan orang hanya menganggap bahwa teknologi akan menimbulkan hal-hal yang buruk (biasanya para generasi X, Y, ataupun babyboomers). Akan tetapi, setelah mengikuti training di SABDA ini, aku dapat melihat bahwa Tuhan bisa dan akan menggunakan teknologi untuk pekerjaan Tuhan. Ini nyata dengan hal-hal yang SABDA telah lakukan selama bertahun-tahun.

Digital Ministry merupakan suatu hal yang gereja dapat lakukan agar gereja tidak tertinggal dalam dunia digital. Namun, lebih penting lagi, agar gereja dapat menggapai anak-anak muda, para generasi Z. Kebanyakan orang takut dengan adanya teknologi, seperti internet, HP, komputer, dll. di dalam gereja. Mereka takut bahwa gereja akan kehilangan orang-orang di dalamnya atau hal-hal yang lain, seperti sesat dalam ajaran doktrin. Tetapi sesungguhnya, kita harus mengerti terlebih dahulu apa definisi dari gereja tersebut. Jika kita mengerti apa itu gereja yang sesungguhnya di dalam Alkitab, kita akan lebih terbuka menerima datangnya teknologi ke dalam gereja. Namun ingat, teknologi itu hanya alat bantuan dan tidak boleh menjadi ilah.

Selain teknologi secara general, saya belajar suatu metode Pendalaman Alkitab (PA) yang bernama #ayo_PA!, PA yang dilakukan dengan S.A.B.D.A (Simak, Analisa, Belajar, Doa+Diskusi, Aplikasi). Ini adalah suatu proyek SABDA yang menurut saya cukup efektif untuk para generasi Z. Beberapa orang beranggapan bahwa PA itu harus secara fisik hadir bersama orang-orang dan dipimpin oleh seorang pembicara. Akan tetapi, SABDA mengenalkan kita dengan PA digital metode S.A.B.D.A. yang bertujuan membuat PA menjadi lebih asyik untuk anak-anak muda. PA sekarang dapat dilakukan dengan cara digital, artinya untuk melakukan PA, kita tidak dibatasi oleh ruangan. Kita bisa berada di mana saja bersama siapa aja melakukan PA melalui internet.

PA itu sangat penting. Seorang hanya dapat bertumbuh jika ia mendengarkan dan melakukan firman Tuhan. Alkitab merupakan firman Tuhan yang harus dibaca jika orang ingin bertumbuh dan matang secara rohani. Kebanyakan orang zaman sekarang hanya mengatakan “Kata Pendeta …” atau “Kata Missionaris …” dan bukan “Kata ayat Alkitab dalam X:X….” Orang lama-lama akan hanya mendengarkan kata orang lain dan tidak mencari kebenaran dalam Alkitab. Padahal arti Reform adalah Back to the Bible, balik ke Alkitab. Gereja harus memperhatikan keadaan jemaatnya agar mereka dapat Back to the Bible.

Terakhir, gereja harus menjalin suatu komunitas yang berdasarkan Alkitab, seperti Abraham yang dipanggil secara komunal. Betul, gereja harus ada Firman yang benar, tetapi tanpa adanya komunitas, tidak ada bedanya mendengarkan khotbah secara langsung di gereja dan secara online di internet. Maka dari itu, sistem follow up untuk orang-orang yang sudah bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus sangat penting. Mereka seharusnya dibina imannya agar terus dapat bertumbuh secara rohani, agar mereka pun mengerti firman Tuhan dengan lebih dalam sampai akhirnya, mungkin suatu saat, mereka dapat menginjili yang lain dan membuat lebih banyak lagi orang bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus.

Akhir kata, saya akan menutup dengan pemikiran saya. Pekerjaan Tuhan di dunia ini sangat banyak yang perlu dikerjakan. Perlu adanya penabur yang menabur firman Tuhan dan perlu adanya penuai yang membina orang dalam firman Tuhan. Melalui pekerjaan/karier, kita semua bisa memuliakan Tuhan. Akan tetapi, seberapa relanya kita untuk melayani Tuhan? Apakah kita berani untuk 100% terjun ke dalam dunia pelayanan? Siapakah yang akan mengerjakan pekerjaan Tuhan yang begitu banyak di dunia yang berdosa ini? Siapakah yang harus Tuhan utus untuk melakukan misinya?

Amanat Agung – Matius 28:19-20
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Blessings,
David I Widjaja
Student at Calvin College, USA
“Duty makes us do things well, but love makes us do them beautifully”
Soli Deo Gloria

Tentang Penulis Tamu

telah menulis 194 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (0) Trackbacks (0)

No comments yet.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.