Liputan Latihan Persiapan Roadshow Tim #Ayo_PA!
“Gagal melakukan persiapan berarti mempersiapkan kegagalan.” (Benjamin Franklin)
Senada dengan kutipan di atas, Yayasan Lembaga SABDA selalu berusaha melakukan persiapan sebaik mungkin untuk kegiatan roadshow di mana pun itu. Tidak peduli roadshow untuk skala besar atau kecil, semua didahului dengan persiapan yang matang. Tujuannya bukan hanya agar tim yang bertugas bisa melakukan pelayanan dengan baik, tetapi yang terutama adalah agar dapat memberikan yang terbaik bagi Tuhan yang kami layani. Dengan begitu, setiap peserta roadshow juga dapat menikmati berkat melalui pelayanan yang kami lakukan.
Tim #ayo_PA! juga melakukan hal yang sama. Setiap kali akan mengadakan roadshow, setiap tim yang bertugas harus melakukan persiapan. Mulai dari materi yang akan disampaikan, cara menyampaikan materi, perlengkapan yang harus dibawa, bahkan jika diperlukan melakukan survei lokasi diadakannya roadshow. Seperti pada tanggal 17 Juni 2016 yang lalu, tim kembali melakukan persiapan untuk presentasi gerakan #ayo_PA! di GKIm Anugerah. Setelah melakukan pertemuan kecil sebelumnya untuk menentukan tim dan materi yang akan disampaikan, tim yang akan berangkat harus melakukan latihan presentasi.
Kegiatan ini dimulai dengan latihan bagi pemandu acara (MC), yaitu Ariel. Petugas yang melayani sebagai MC untuk roadshow #ayo_PA! bertugas mengakrabkan peserta dengan tim #ayo_PA!, memberikan overview presentasi yang akan dibawakan, dan memberikan kesimpulan dari setiap sesi presentasi. MC juga akan mengarahkan peserta untuk mengikuti setiap sesi dengan baik melalui pertanyaan-pertanyaan dan interaksi yang diperlukan.
Setelah itu, dilakukan latihan presentasi untuk presentator pertama, yaitu Ayu. Pada sesi ini, presentator harus bisa mengangkat inti dari presentasi tersebut, yaitu generasi digital native. Anak muda masa kini adalah mereka yang disebut dengan generasi digital native, begitu pula dengan peserta yang akan hadir di GKIm Anugerah, mereka adalah generasi yang tidak asing dengan teknologi. Presentator pertama harus mencapai tujuan dari presentasi pertama ini, yaitu membuka wawasan dan pengetahuan anak-anak remaja di tempat itu bahwa mereka adalah generasi digital yang Kristen, yang harus menggunakan gadgetnya untuk pertumbuhan rohani mereka dan teman-temannya. Karena waktu yang disediakan hanya 45 menit untuk dua presentasi, maka presentasi pertama hanya diberi waktu maksimal 15 menit. Dalam latihan tersebut, Ayu mendapat banyak masukan terutama memperbaiki cara presentasi untuk target anak-anak remaja.
Setelah Ayu selesai menyelesaikan latihan presentasinya, Ariel selaku pemandu acara (MC) mempersilakan Amidya untuk melanjutkan latihan presentasi sesi kedua, yaitu presentasi “PA dan Generasi Digital”. Dalam latihan ini, Amidya harus mencapai tujuan utama dari presentasi kedua ini, yaitu menyadarkan pentingnya PA untuk generasi digital dan melakukan PA dengan gadget mereka menggunakan metode S.A.B.D.A. Setiap langkah dari metode S.A.B.D.A. ini dijelaskan oleh Amidya dengan baik dan lancar.
Selain Ariel, Ayu, dan Amidya yang melakukan latihan, Aji yang bertugas untuk hal-hal teknis juga harus latihan. Mulai dari mempersiapkan materi, memastikan LCD dan komputer terhubung dengan baik, audio, pointer, kabel-kabel, rekaman video dan audio. Dari latihan ini, diharapkan masalah-masalah teknis yang ada bisa diatasi terlebih dahulu sebelum pelayanan dilakukan.
Setelah selesai melakukan latihan demi latihan, semua staf yang mengikuti latihan hari itu berdiskusi mengenai kedua presentasi yang dilakukan. Masing-masing memberikan pendapat dan saran agar presentasi bisa dijalankan dengan lebih baik. Ada yang berkomentar tentang gerak tubuh, cara bicara, bahkan tampilan dari presentasi yang dibawakan. Namun, hal tersebut bagi kami sangatlah baik, sebab dengan pelatihan ini kami bersama-sama mengevaluasi dan memikirkan kembali bagaimana cara terbaik untuk menumbuhkan semangat #ayo_PA! dalam setiap hati para generasi digital. Di tengah keseriusan diskusi, salah seorang peserta termuda di pelatihan tersebut, yaitu Jordan, mengungkapkan pendapatnya dengan dua kata saja, “Mudah dipahami,” sederhana dan ambigu, membuat gelak tawa pecah saat itu juga. Yah, generasi seperti inilah yang akan kami layani nanti. Kiranya melalui gerakan #ayo_PA! dan roadshow yang kami lakukan ini bisa menolong para generasi digital untuk tetap bersekutu dan bertumbuh di dalam Tuhan dan firman-Nya.
Ayo ber-PA!
Cetak tulisan ini
July 8th, 2016 - 12:34
Tetap semangat dalam melayani Tuhan. GBU