Perpisahan dengan Staf Magang
Oleh: Ariel Wicaksono*
Sabtu, 27 Februari 2016. Cuaca mendung tidak menghalangi para staf YLSA untuk mengadakan persekutuan staf. Persekutuan kali ini tidak seperti persekutuan biasanya karena kali ini sekaligus “merayakan” perpisahan dengan mahasiswa magang (Cleming, Steven, Bara, dan Alex). Persekutuan diadakan di rumah Bara..
Ibadah dimulai dengan menyanyikan beberapa lagu pujian yang dipimpin oleh mbak Evi dengan iringan gitar dan kajon. Kemudian, dilanjutkan dengan Renungan dengan tema DABDA (Denial, Anger, Bargaining, Deppression, Acceptance). Renungan ini memang ditujukan terkhusus kepada mahasiswa yang sudah selesai magang, sebab mereka pasti akan merasakan kelima hal tersebut. Sesuatu yang menyedihkan (dalam hal ini perpisahan) pasti akan diikuti oleh hal-hal tersebut. Acara dilanjutkan dengan permainan yang dipimpin oleh saya sendiri. Permainannya cukup seru walaupun harus diulangi karena tidak berjalan seperti yang direncanakan. Permainan ini berjudul “Battleship”. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok (1 kelompok 4 orang) dan mereka diminta membuat nama kelompok sesulit mungkin supaya susah dikenali oleh musuh. Nah, gagalnya permainan ini karena tim YLSA adalah orang-orang yang kreatif sehingga mereka membuat nama yang sangat-sangat sulit sehingga bukan hanya musuh yang tidak dapat menghafalkan nama kelompoknya, bahkan anggota 1 tim pun kesulitan menghafalkan nama kelompok sendiri. Dan, permainan pun berjalan tidak lancar. Akhirnya, permainan diulang dengan membuat nama kelompok lain dengan syarat nama harus unik. Peperangan cukup seru, ada yang salah menyebut nama musuh, ada yang salah menyebut nama sendiri, ada yang cuma bengong, tetapi semuanya terhibur dan menambah keakraban di antara kami.
Kemudian, tibalah acara puncak saat masing-masing anggota magang menyampaikan kesan dan pesan selama magang di YLSA. Setelah itu, secara bergantian para staf menyampaikan kesan dan pesan kepada tim magang. Teman-teman magang sendiri mengaku sangat senang bisa diberi kesempatan oleh Tuhan untuk melayani di SABDA meski hanya 2 bulan. Banyak pelajaran baru yang mereka dapatkan, bukan hanya pelajaran untuk menambah kompetensi mereka, tetapi juga pelajaran untuk memiliki hidup yang erat dengan Tuhan. Semua kegiatan di SABDA menolong mereka untuk belajar arti melayani Tuhan. Staf SABDA pun bersyukur bisa belajar banyak dari teman-teman magang. Cara kerja mereka selama di SABDA memberi ide-ide segar untuk mengevaluasi cara kerja dalam setiap tim. Selain itu, kami juga belajar untuk bekerja sama dalam menjalankan panggilan Tuhan di SABDA. Acara ini membuat terharu, bahkan saya melihat Cleming (salah 1 anggota magang) hampir menangis meski dia menutupinya dengan banyolan-banyolan khasnya … ha ha ha … Cleming ketahuannn. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan penyerahan kenang-kenangan yang diwakili oleh mas Hadi selaku koord. ITS.
Pengalaman ini sekaligus menjadi pengalaman pertama bagi saya mengikuti persekutuan staf di YLSA. Pengalaman yang mengharukan, menyenangkan, dan penuh berkat. Kiranya nama Tuhan dimuliakan melalui persekutuan ini. Tuhan Yesus memberkati.
Cetak tulisan ini
Leave a comment