Kunjungan ke Perbatasan Wonogiri
Masih dalam program kunjungan ke rumah orang tua staf YLSA, pada tanggal 20 Desember 2014, giliran saya dan tiga teman lain berkunjung ke rumah orang tua Bayu. Saat itu Bayu , Ayub, Hilda, dan saya mengendarai sepeda motor ke perbatasan Wonogori. Lokasinya cukup jauh sehingga perjalanan cukup melelahkan.
Kami berangkat kira-kira pkl. 10.00. Perjalanan kami tempuh dengan kecepatan yang rata-rata, tetapi ada sedikit halangan di jalan. Ketika itu, ada mobil yang akan menyeberang ke kanan, dan saya yang naik motor sendirian menyalip dari kanan. Perkiraan saya, mobil itu akan berhenti sebelum belok, tetapi ternyata mobil itu langsung ke kanan. Saya tahu posisi saya saat itu salah karena mobil itu sudah memberi tanda belok ke kanan tetapi saya tetap menerobosnya. Saat jarak sangat dekat, kira-kira berapa puluh sentimeter saja, saya sudah pasrah dan berdoa pada Tuhan, “Dalam nama Tuhan Yesus”, mengucap beberapa kali. Dan, puji Tuhan mobil itu dengan sigapnya berhenti. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena tidak terjadi kecelakaan pada saat itu, atau bahkan menyrempet sedikit pun. Saya menyadari, saat itu saya mengendarai motor saya dengan kecepatan kira-kira 80-90 km/jam. Melalui peristiwa tersebut, Tuhan mengingatkan agar saya lebih berhati-hati dalam berkendaraan dan selalu waspada di mana pun berada.
Perjalanan masih berlanjut. Setelah memasuki suasana desa, semuanya berubah. Udara yang sejuk dan jalanan yang naik-turun kami lalui. Di sana, kami banyak sekali melihat keindahan alam yang Tuhan ciptakan. Sesudah 1,5 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di rumah Bayu. Di sana, kami disambut dengan sangat baik, kemudian berbagi cerita dengan kedua orang tua Bayu. Beberapa kali, kami tertawa terbahak-bahak karena ada beberapa cerita lucu yang kami dengar dari mereka. Karena tujuan kami datang dari Solo adalah untuk berkunjung, menjenguk, mendoakan, dan saling berbagi berkat, maka kami segera memulai persekutuan kecil berenam ini. Kami menyanyi, berdoa, dan mendengar renungan yang dibawakan oleh Sdr. Ayub. Kami berdoa untuk beberapa permohonan doa dari orang tua Bayu, di antaranya adalah untuk kesehatan ayah Bayu yang sedang dalam proses pemulihan karena jatuh dari motor, juga kesehatan ibunya. Setelah itu, kami semua berdoa syafaat untuk keluarga tersebut
Sesudah sesi acara utama selesai, kami berempat diajak berjalan-jalan di halaman rumah Bayu yang sangat luas. Keluarga tersebut mempunyai berbagai macam tumbuhan, dan yang paling kami minati adalah pohon durian yang ada di halamannya. Ada empat pohon yang saya lihat dan sudah berbuah, tetapi sayang buahnya belum matang. Setelah itu, kami makan siang dengan hidangan yang sudah disediakan oleh keluarga Bayu. Setelah itu kami bersiap-siap pulang. Kami sampai di Solo dengan selamat. Selama perjalanan pulang kami kehujanan, tetapi Tuhan tetap menyertai perjalanan pulang kami. Kami pun berencana untuk datang lagi ke rumah Bayu saat buah durian sudah matang. 😀
Saya bersyukur karena melalui kunjungan ini, kami dapat memberikan dorongan, dukungan, dan perhatian kepada orang tua. Selain itu, saya juga bersyukur karena di sini kami mendapat banyak berkat dan diingatkan Tuhan untuk selalu memperhatikan orang-orang di sekitar kita. Mungkin kita yang masih mempunyai orang tua, nenek, atau saudara yang sudah lansia, harus memberi perhatian lebih kepada mereka. Apa lagi yang dapat kita lakukan selain mengasihi mereka? Mereka memerlukan perhatian dan kasih sayang seperti Tuhan mengasihi kita. Saya pun dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan saya, yaitu menyatakan kasih mulai dari lingkup paling kecil dalam kehidupan saya, yaitu keluarga.
Cetak tulisan ini
March 4th, 2015 - 12:47
Bersyukur untuk teman-teman yang telah ke sana dalam kegiatan baksos. Perjalanan panjang untuk kesana tetapi bersyukur bisa main dan mengunjungi keluarga. 🙂