Kunjungan ke Rumah Budhe Narti
Cerita tentang kunjungan Natal 2014 kali ini adalah tentang kunjungan ke rumah Ibu Narti, yang adalah budhe dari Mbak Ade, staf divisi Publikasi. Sore itu, Rabu, 10 Desember 2014, setelah jam kantor selesai, sekitar hampir pukul 6 sore, kami bertujuh, yaitu Mbak Evie, Pak Berlin, Mas Khenny, Mas Hadi, Eben, saya, dan Mbak Ade bersiap-siap berangkat. Sebelumya, kami telah mempersiapkan diri kami sedemikian rupa. Karena dekat dengan kantor, kami tidak perlu waktu banyak untuk sampai di tempat tujuan. Kesan pertama setelah sampai adalah rumah itu sangat teduh dengan sebuah pohon besar di halaman rumahnya. Setelah beberapa saat kami mengagumi keasrian halaman rumah, ada seorang ibu paruh baya yang membukakan pintu bagi kami dan menyambut kami dengan senyuman. Kami pun dipersilakan masuk ke dalam rumah, ya jumlah kami memang lumayan banyak, tetapi bersyukur karena ruang tamu cukup untuk menampung kami.
Kunjungan ini bukan sekadar kunjungan belaka, tetapi kami mengemban misi untuk berbagi sukacita Natal bersama keluarga yang kami kunjungi. Kami pun mengadakan ibadah Natal sederhana. Mbak Evie membukanya dengan sedikit perkenalan, kemudian berlanjut dengan menyanyikan lagu bertema Natal bersama yang diiringi oleh Mas Khenny. Setelah bernyanyi, kami masuk dalam perenungan firman Tuhan yang disampaikan oleh Pak Berlin. Setelah mendengar renungan firman Tuhan, kami pun melanjutkan ke sesi perbincangan. Di titik ini, saya mulai berperan. Ya, kelompok kami menunjuk saya sebagai juru bicara untuk membuka perbincangan agar semakin akrab dengan ibu pemilik rumah. Saya mengalami kebingungan sesaat karena melihat beliau yang terkesan serius. Dengan lugu dan tanpa pikir panjang, saya berkata kepada beliau, “Kami ‘kan sudah memperkenalkan diri pada Ibu, kami juga ingin mengenal siapa Ibu?” Agak timbul keraguan sebenarnya apakah pertanyaan saya terlalu lancang, tetapi bersyukur ternyata beliau menyambutnya dengan jawaban yang ramah. Beliau bernama Ibu Sunarti atau akrab dipanggil Budhe Narti. Beliau mulai memperkenalkan siapa dirinya, siapa almarhum suaminya, dan siapa anak-anaknya. Ternyata beliau adalah seorang yang berkecimpung di bidang pendidikan dan lembaga pelayanan masyarakat, tetapi beliau bukan mengajar di satu sekolah, melainkan di organisasi-organisasi kemasyarakatan di berbagai daerah. Dari bahasa dan caranya berbicara yang formal, sangat terkesan bahwa beliau mempunyai rentetan pengalaman yang begitu panjang dan menarik.
Benar saja, ketika beliau mulai nyaman berbicara dan telinga kami siap untuk mendengar, kami dibawa berkeliling Indonesia dalam berbagai pengalaman beliau ke pelosok nusantara, bahkan ke luar negeri. Mulai dari bergulat dengan rimbunnya hutan Sulawesi, alam Sumatera, bahkan sampai pengalaman beliau ketika bertugas ke tengah masyarakat Madura dan Sumba yang lucu, dan membuat kami tertawa karena memang sangat lucu. Beliau sangat menikmati pekerjaannya karena prinsip beliau, pekerjaan itu bukan bicara soal gaji untuk diri kita sendiri, melainkan bagaimana melalui pekerjaan kita bisa memberkati orang lain. Saya merasakan ada pengalaman susah, senang, duka, dan bahkan lucu dalam pengalaman Budhe Narti. Saya melihat sejenak ekspresi teman-teman dan saya rasa mereka juga setuju jika kami begitu menikmati cerita beliau. Beliau mendapat panggilan untuk melayani masyarakat di daerah-daerah yang jauh dari perkotaan, apalagi mengingat beliau yang sudah berkeluarga. Saya merasa hal ini tidak mudah untuk dilakukan tanpa dedikasi dan pengabdian yang tinggi. Beliau mempunyai kerinduan yang sederhana, kebahagiaan yang sebenarnya adalah ketika kita bisa membahagiakan orang lain. Sebenarnya, ada begitu banyak yang ingin beliau ceritakan, tetapi rasanya waktu tak cukup panjang. Malam itu sungguh menjadi malam yang berkesan karena kami pulang dengan membawa pesan-pesan hidup dari Budhe Narti dan rasa sukacita karena kami bertemu dengan seorang guru. Dan, tak lupa, pesan Natal yang berharga pun kami dapat, yaitu kita ada untuk orang lain. Demikianlah saya rasa orang Kristen harus hidup untuk menjadi berkat bagi orang lain, seperti Kristus yang lahir ke dunia untuk menjadi Penyelamat bagi umat manusia yang berdosa.
Cetak tulisan ini
Leave a comment