Meski Gaptek, Semangat Belajar Software SABDA Tetap Tinggi
Oleh: Philip Situmorang
“Bagi saya, pelatihan seperti ini menarik. Saya bukan seorang teolog, tetapi saya ingin tahu lebih banyak soal Alkitab lewat pelatihan ini. Dan, menggunakan software SABDA sangat membantu menyelidiki saat ber-PA.” (Praptomo Agung Nugroho, Dosen UKDW)
Konsentrasi penuh dilakukan oleh Bapak Praptomo Agung Nugroho. Beliau memperhatikan tiap penjelasan tentang bagaimana menggunakan software SABDA versi 4 yang disampaikan oleh Ibu Yulia, Pimpinan YLSA ].
“Laptop ini sehari-hari biasanya bukan saya yang menggunakan. Jadi, saya tidak tahu password-nya. Tapi sebentar, saya akan telpon orang yang biasa menggunakannya,” kata Pak Prapto sambil menghubungi seseorang. Itu awal percakapan Tim SABDA dengannya. Tak berapa lama kemudian, SABDA versi 4 sudah terinstal di laptop yang dibawanya. Dan, Pak Prapto siap mengikuti pelatihan dasar penggunaan software SABDA.
Setelah tahap pengenalan, konsentrasi masih tinggi diperlihatkan oleh seluruh peserta. Tampak terlihat dari wajah-wajah peserta yang jumlahnya 70-an orang dan kebanyakan usia dewasa di aula GKI Ngupasan.
Pelatihan dasar penggunaan software Alkitab SABDA di GKI Ngupasan, Yogyakarta, Rabu (27 November 2013) ini adalah acara puncak dari rangkaian acara merayakan bulan “Cinta Firman Tuhan” di GKI Ngupasan. Suasana gereja tiba-tiba berubah karena ada banyak meja dan kabel-kabel yang dipasang. Memang untuk mengikuti pelatihan ini para peserta diharuskan membawa laptop supaya mereka dapat mencoba sendiri. Nah, di sinilah serunya karena sebagian besar peserta ternyata berusia tengah baya!
Banyak hal yang dialami oleh para peserta pelatihan. Salah satunya dialami seorang Bapak yang bertanya mengapa cursornya hilang. Tentu saja Ibu Yulia tertawa mendengar hal itu. Setelah diperiksa, cursor-nya tidak hilang tetapi bergeser jauh dari layar sehingga tidak terlihat. Lain lagi dengan peserta perempuan yang usianya sudah tujuh puluh tahun. Ibu yang datang lebih awal ini mengaku, meski jarang menggunakan komputer, tapi minat belajar Alkitabnya tinggi. “Saya memang jarang menggunakan laptop, gaptek gitu, seperti bahasa anak muda sekarang. Tapi, informasi yang saya dapat, katanya mudah dipelajari. Makanya saya datang ke pelatihan ini,” terangnya.
Gaptek! Itu penjelasan pembuka yang dijelaskan Ibu Yulia. “Semua kita gaptek di sini. Dan, gaptek bisa diatasi dengan mengikuti petunjuk secara perlahan-lahan.”
Awalnya yang adalah ‘gaptek’ atau gagap teknologi menjadi mudah saat dilakukan dalam praktik bersama dalam pelatihan itu. Sepuluh langkah yang diajarkan memang butuh kesabaran untuk menjalankannya satu persatu. Dimulai dengan membuka halaman software SABDA versi 4. Banyak peserta yang mengaku, tampilan software tidak seperti yang diterangkan. “Punya saya kok, tampilannya tidak seperti yang di layar itu,” kata seorang Bapak yang duduk paling depan. Tentu saja bagi kami, tim yang ikut dalam roadshow pelatihan itu, tersenyum menjawab pertanyaan itu. Dan, kami menjelaskan langkah-langkah untuk mengaktifkan tampilan seperti yang dijelaskan oleh Ibu Yulia.
Secara umum, langkah-langkah dalam tutorial penggunaan software SABDA memang tidak sulit bagi yang sudah terbiasa menggunakan komputer atau internet. Sementara, mereka yang awam dengan internet atau komputer, akan punya kesulitan tersendiri. Namun, kesulitan itu bisa teratasi dengan pendampingan yang diberikan oleh anggota tim SABDA yang membantu peserta untuk mengoperasikan langkah-langkah dalam tutorial software SABDA.
Secara lengkap materi pelatihan dasar itu diberikan kepada peserta, seperti presentasi tentang Siapa YLSA, Pendahuluan Software SABDA, SABDA dalam 3 Menit, DVD Library SABDA Anak 1.2, serta pengenalan produk-produk YLSA, dengan pembicara Ibu Yulia, Evi, dan Philip. Serta dibantu oleh Khenny, Firman, Meland, dan Teddy.
Tentu saja ucapan yang pertama setelah selesai pelatihan itu selesai adalah, “Bersyukur!” Bersyukur karena Tuhan telah memimpin roadshow itu dan karena jalannya pelatihan, mulai dari tempat, peralatan yang digunakan, peserta, hingga konsumsi disajikan dengan baik. Bahkan, panitia, lewat Pak Hartono, mewakili GKI Ngupasan ingin pelatihan lanjutan dilakukan di waktu mendatang. Senang melihat wajah Pak Prapto yang menghampiri menghampiri tim SABDA usai pelatihan dan memberi salam dengan ucapan, terima kasih atas pelayanannya. “Saya sungguh mendapat berkat dengan pelatihan ini, meski rumah saya tujuh kilo jauhnya untuk mengikuti acara ini,” ujarnya.
“Kami juga senang Pak karena bisa membantu peserta untuk mengalahkan ‘gaptek’ agar bisa belajar lebih jauh tentang firman Tuhan lewat software SABDA ini. Lain waktu kita akan ketemu lagi, Pak!”
Saya bersyukur bisa terlibat dan diberi kesempatan dalam pelayanan itu. Dan, saya merasa terhibur serta terpacu karena banyak yang berusia senior yang masih antusias mengikuti kegiatan itu. Padahal, butuh konsentrasi untuk bisa terbiasa menggunakan produk itu. Waktu Tuhan selalu sempurna untuk mereka yang ingin belajar dan berinteraksi bersama-Nya.
Kristus Mahabesar!
Philip Situmorang adalah staf YLSA yang masih dalam masa percobaan.
Cetak tulisan ini
Leave a comment