Blog SABDA
8Jun/123

Kolam Ikan YLSA

Terasa jemu jika kita melakukan rutinitas di tempat yang sama dan tidak ada hal yang baru. Di kantor YLSA, salah satu hal baru yang menimbulkan kesegaran adalah banyaknya ikan yang ada. Mereka ada di mana-mana, di akuarium-akuarium, kolam-kolam kecil, ember, bahkan di “bath tub” juga ada. Memang peliharaan YLSA yang paling dominan adalah ikan (karena ada juga anjing, kelinci, kura-kura….). Ikan mati atau loncat dari tempatnya bukan hal baru karena sering terjadi, tapi selalu menjadi topik yang menyenangkan untuk dibicarakan.

Tidak disangka tercetus ide membuat kolam yang baru, yang lebih besar dan bermanfaat. Posisinya pun strategis, di ujung pinggir ruang makan staf YLSA. Dengan ukuran kurang lebih 8 x 0,6 x 1 meter (yang bisa disekat tengahnya). Kolam ini diharapkan akan berguna untuk pembibitan maupun pemeliharaan. Saat staf istirahat makan, memang benar-benar membuat segar, sambil makan kita bisa memandangi ikan yang berenang ke sana kemari. Kita bisa melihat ikan-ikan itu dengan jelas karena ada bagian tembok kolam yang dipasang kaca. Gemericik air pun menambah suasana ramai, kita bisa kembali segar setelah setengah hari bekerja dan mulai mengantuk.

Ada ikan-ikan besar yang dulunya di “bath tub” yang dimasukkan ke kolam yang baru ini. Saya kurang tahu jenis-jenis ikan apa saja yang ada di sana karena ada juga yang kecil dan yang sedang; ada yang kuning, hitam, dll.. Kolam ini benar-benar mengubah suasana di YLSA. Dengan penyaringan air dan air yang selalu berputar menjaga supaya keadaan air tetap jernih, dan tidak harus sering dikuras. Sejak kolam ini dihuni sampai sekarang, belum terdengar berita duka ikan mati atau loncat bunuh diri. Wah, dengan begitu kolam ini berarti telah menjadi salah habitat yang tepat buat ikan-ikan itu. Seluruh staf YLSA menyambut gembira adanya kolam ikan baru ini.

Memang tidak bisa dimungkiri, kita hidup di dunia tidak sendiri. Tuhan menyediakan hewan dan tumbuhan untuk manusia kuasai, tapi tidak jarang kita menggunakan kekuasaan yang diberikan Tuhan dengan seenak kita sendiri. Dengan tangan yang tidak bijaksana, kita merusak semua yang telah disediakan Tuhan untuk kita. Bersyukur, dengan adanya kolam ikan ini kita belajar menjaga dan merawat apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Memang bukan hal yang besar untuk menyelamatkan dunia, tapi setidaknya ini adalah langkah kecil untuk kita mulai peduli dengan lingkungan dan hidup berdamai dengan alam.

Maryadi

Tentang Maryadi

Yonathan Maryadi telah menulis 3 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (3) Trackbacks (0)
  1. Ada pemandangan baru di ruang makan… senang sih, tapi sekarang kalau mau berdoa untuk makan harus bersuara keras. 😀 Supaya nggak kalah dengan suara air di kolam… hehe

  2. Setuju dengan Santi, sekarang kalau berdoa dengan suara yang lebih keras dan dengan konsentrasi yang tinggi. Saat kita konsen waktu berdoa, tiba-tiba ada yang nggigitin kaki kita… hehe ternyata Cika dan Ciko.

  3. Ada kejadian menyedihkan. Kemarin, 11 Juni 2012, kaca penyekat kolam pecah. Saya tidak melihat sendiri sih, bagaimana kejadiannya. Biar Mas Anto saja yang memberi konfirmasi 🙂

    Tapi, masalah ini pasti bisa diatasi. Saya tidak tahu juga apakah ada korban dari peristiwa naas itu :p Sepertinya ikan yang besar-besar masih ada kok. Selamet… selamet… 😀


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.