Pembaruan Situs Audio untuk Sobat SABDA
Dalam setiap pertemuan scrum mingguan yang biasa diadakan oleh tim ITS, koordinator kami, Mas Hadi, selalu memiliki hati yang tergerak untuk memperbaiki situs Audio.SABDA.org. Mengapa begitu ya? Hal ini pastinya didorong oleh beberapa alasan, seperti fitur download dan audio player yang tidak bisa berjalan baik sehingga mengganggu pengalaman pengguna, terbukti dari berbagai laporan dari pengguna yang diterima oleh Mas Hadi. Alasan lain yang tidak kalah penting adalah UI (User Interface) yang masih sangat kurang baik dan kurang mendukung tampilan mobile (Responsive Interface). Kedua hal itu menjadi alasan utama yang diutarakan oleh Mas Hadi untuk sesegera mungkin ditindaklanjuti. Namun, sangat disayangkan, situs ini belum dapat dikerjakan karena kurangnya personel dalam tim dan fokus tim yang masih dalam prioritas proyek yang lebih A.S.A.P. (As Soon As Possible).
Cetak tulisan iniKebutuhan akan Staf Baru di YLSA
"Sesungguhnya, panenan banyak, tetapi pekerja-pekerjanya sedikit." (AYT, Mat. 9:37)
Kalimat di atas merupakan sepenggal ucapan Tuhan Yesus ketika hati-Nya jatuh kasihan melihat orang banyak yang telantar seperti domba-domba tanpa gembala. Ya, ada banyak orang di sekitar kita yang membutuhkan sentuhan kasih Kristus, tetapi hanya sedikit orang percaya yang tergerak hatinya untuk melayani mereka.
Cetak tulisan iniPengalamanku Magang di YLSA
Oleh: Jonathan*
Hai! Perkenalkan, nama saya Jonathan. Saya bersama dengan teman saya, Rency, adalah staf magang di YLSA dan bergabung di divisi ITS pada bulan Juni hingga Agustus 2013 yang lalu. Saya senang mendapat kesempatan untuk berbagi pengalaman selama magang di YLSA.
Hari perdana saya bergabung di YLSA adalah pada hari Senin, 17 Juni 2013, saat itu semua staf YLSA diwajibkan untuk mengikuti persekutuan doa pagi. Saya sama sekali belum mengenal YLSA apalagi staf YLSA. Satu keinginan dalam benak saya adalah saya ingin segera mengakhiri masa dua bulan magang di tempat ini.
Cetak tulisan iniDunia Penerjemahan di YLSA
Pada tanggal 20 Januari 2010, saya melangkahkan kaki pertama kali di YLSA dengan 1.001 rasa. Saya senang menjumpai suasana baru serta berkenalan dengan teman-teman baru di kantor. Masih jernih di ingatan saya mendengar sebuah guyonan dari salah seorang senior di YLSA yang ditujukan untuk saya, "Sudah siap untuk disiksa?" Menanggapi guyonan tersebut, tentu saja saya tertawa. Sebenarnya, di balik tawa itu ada satu rasa yang lebih kental dari rasa-rasa lainnya: rasa penasaran mencicipi dunia kerja sekaligus pelayanan purnawaktu. Nah, setelah lewat 3 bulan, rasa penasaran saya pun terjawab.
Cetak tulisan iniPengalaman Menjadi Penerjemah di YLSA
Karier saya sebagai seorang penerjemah dimulai dari YLSA. Ketika lulus kuliah, saya sebenarnya tidak pernah membayangkan akan bekerja sebagai pengalih bahasa (penerjemah). Saat itu saya membaca sebuah iklan lowongan yang dimuat di salah satu koran lokal yang sedang mencari penerjemah, dan saya tertarik untuk mencobanya. Setelah melalui proses seleksi yang cukup panjang, akhirnya saya diterima menjadi penerjemah di YLSA ini. YLSA adalah tempat pertama saya mendapat pengalaman menerjemahkan bahan-bahan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
Cetak tulisan ini