Blog SABDA
25Sep/171

Persekutuan Staf yang Istimewa

Oleh:

Oleh : Indah

Kamis, 24 Agustus 2017, menjadi hari yang cukup berbeda dari hari biasanya. Selepas kerja, seluruh staf SABDA, ditambah teman-teman dari UK PETRA Surabaya yang sedang magang, berkumpul untuk mengadakan persekutuan staf. Acaranya pun cukup berbeda dari biasanya. Jika biasanya diisi dengan lagu puji-pujian, renungan, sharing, dan permainan, kali ini diisi dengan presentasi +TED dari staf SABDA dan presentasi hasil akhir proyek staf magang. Selain itu, kami juga mengadakan acara perpisahan dengan Andy, Teddy, Cenius, Hendry, Wilson, dan David yang sudah melakukan magang di YLSA sejak 28 Juni 2017. Tempat persekutuan yang kami pilih adalah ruangan baru, lantai dua kantor lama SABDA yang baru saja selesai dibangun. Ruang baru ini nantinya akan dipakai untuk kantor Alkitab Yang Terbuka (AYT). Meski belum sepenuhnya selesai, kami bersyukur bisa memakai ruang baru tersebut untuk bersekutu.

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
7Oct/163

NOBAR @SABDA

Oleh:

Karena padatnya kegiatan bulan Agustus sehingga membuat beberapa acara sempat tertunda, termasuk acara Nobar (nonton bareng). Sebelumnya, saya mengira acara bakal dibatalkan, tetapi ternyata tiba-tiba ada pengumuman waktu PD Senin (29/8) kalau nanti siang akan ada "nobar" serial Flash Point.

Awalnya, Bu Yulia memberikan sedikit pengantar tentang film yang akan kami tonton tersebut. Bu Yulia menceritakan tentang bagaimana cara kerja tim yang dilakukan oleh SRU dalam menangani sebuah kasus yang mereka terima. Semboyan Tim SRU adalah "Keep Peace", dalam arti bagaimanapun kondisi yang mereka hadapi mereka harus melakukan dengan jalan yang terbaik, terutama jangan sampai melakukan pembunuhan.

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
12Mar/160

Akhirnya… Indah Pada Waktu-Nya

Oleh:

Aku sudah membuat rencana bahwa pada hari Sabtu, 12 Maret 2016, aku akan memanjakan diriku, entah bagaimana caranya. Egois memang, tetapi itulah yang aku perlukan untuk melemaskan otot-otot yang tegang. Itu menurutku ....

Namun, yang direncanakan beda dengan yang aku mau. Sebelumnya, Jumat 11 Maret 2016, aku sudah merasa kurang enak badan. Sore harinya, aku pulang dari kantor diiringi derasnya hujan. Sebelum sampai tikungan rumah, aku mendengar tetanggaku berteriak, "Rumahmu runtuh!" Dalam keadaan setengah mengerti, aku pun bertanya, "Apanya yang runtuh? Memang aku punya pohon durian?" Ketika aku sampai di depan rumah, tetanggaku menghampiri dengan banyak cerita, tetapi tak satu pun yang dapat aku mengerti dari apa yang dikatakannya. Sedikit aku mendengar, "Tadi ada angin besar!" Pantas saja, genting rumahku "dibawa lari" oleh angin. Aku tidak peduli dengan kondisi rumah karena badanku sudah minta diistirahatkan.

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini