Roadshow #Ayo_PA! dalam Persekutuan Alumni Perkantas, Solo
Oleh: *Lena
Perkenalkan, nama saya Lena Lumbanraja, staf masa percobaan di Yayasan Lembaga SABDA. Saya ingin membagikan pengalaman pertama saya ketika mengikuti roadshow #Ayo_PA! di Griya Konseling, Solo, pada 4 Maret 2018. Sebelum mengikuti roadshow #Ayo_PA!, saya dan Yoel (staf magang) mendapat orientasi sesuai dengan tugas kami masing-masing. Indah memberikan orientasi mengenai booth dan penjelasan produk-produk SABDA, dan Yoel mendapat orientasi dari Pioneer mengenai hal-hal teknis seperti pemasangan LCD, cara merekam video, dokumentasi, dsb..
Acara dimulai pukul 11.00 WIB. Sebelum berangkat, saya dan Yoel memastikan lagi barang yang diperlukan untuk roadshow. Perjalanan menuju ke lokasi cukup terkendala karena macet, tetapi puji Tuhan kami bisa datang lebih awal dari waktu acara. Saya tidak khawatir bagaimana situasi dan kondisi tempat roadshow karena tempat diadakannya roadshow ini adalah tempat saya berkuliah. Setelah sampai di tujuan, kami langsung menyiapkan booth. Yoel segera menyiapkan LCD dan peralatan multimedia lainnya. Saya dan Bu Yulia menata booth SABDA yang awalnya ditata di luar ruangan, tetapi akhirnya bisa diletakkan di dalam ruangan sehingga saya bisa mengikuti jalannya acara. Proses perpindahan booth dari luar ke dalam ruangan cukup membuat saya panik karena barang-barang sudah tidak tertata dengan rapi, tetapi semua bisa diatasi dengan cepat karena saya ditolong oleh Bu Yulia. 🙂
Sebelum presentasi #Ayo_PA! disampaikan oleh Bu Yulia, perwakilan dari alumni Perkantas membuka acara dengan doa dan pujian. Acara pembukaannya cukup lama sekitar 30 menit. Acara hari itu dihadiri oleh lebih dari 30 peserta. Sesuai dengan tema yang diberikan, yaitu “Studi Tokoh Alkitab: Petrus”, oleh Bu Yulia dipakai menjadi kesempatan untuk memperkenalkan gerakan #Ayo_PA!. Sebelum melakukan PA, Bu Yulia terlebih dahulu menyampaikan pentingnya PA dalam kehidupan para alumni PERKANTAS. Beliau menjelaskan bahwa seperti kita membutuhkan makanan dan minuman setiap hari untuk jasmani kita, begitu juga dengan rohani kita. Kita bisa menyajikan sendiri tanpa harus menunggu hari Minggu untuk mendengarkan khotbah di gereja. Firman Tuhan itu bisa disajikan dan dikonsumsi setiap hari. Masalahnya adalah kita belum ahli, dan ketidakahlian itu membuat kita ingin semuanya tersaji dengan cepat oleh orang lain, yaitu dengan mendengarkan khotbah dari pendeta atau pelayan-pelayan Tuhan yang disampaikan hanya seminggu sekali pada ibadah Minggu. Hal yang berkesan dari presentasi ini adalah penekanan bahwa sebenarnya kita bisa menyajikan makanan rohani setiap hari sendiri tanpa harus menunggu hari Minggu. Dan, hal inilah yang menjamin kita akan bertumbuh secara rohani, karena makan makanan rohani secara teratur setiap hari.
Setelah itu, Bu Yulia menyampaikan tentang bagaimana beberapa aplikasi Alkitab SABDA yang terintegrasi dapat dipakai sebagai alat bantu untuk melaksanakan PA secara mandiri. Untuk itu, Bu Yulia meminta peserta menginstal lima aplikasi yang akan memudahkan kita dalam melakukan PA, yaitu Alkitab, Kamus, Tafsiran, Alkipedia, dan Peta. Dengan cepat saya langsung menghampiri kelompok untuk memastikan apakah mereka sudah memiliki lima alat bantu itu, dan apakah mereka kesulitan dalam menggunakannya. Dari 30 lebih peserta, sebagian besar sudah memiliki Alkitab SABDA, tetapi belum memakai fitur-fitur yang ada untuk membantu PA. Saya dan Yoel membantu peserta yang belum bisa menggunakannya dan menginstal aplikasi di HP mereka. Setelah selesai penginstalan dan mengajarkan peserta menggunakan aplikasi dengan benar, selanjutnya setiap kelompok melanjutkan PA. Saya melihat semua peserta antusias dalam PA dan antusias juga memakai aplikasi dari SABDA, karena saya melihat mereka seakan-akan menemukan “mainan baru” dengan fitur-fitur dalam aplikasi Alkitab SABDA.
Sebagai praktik PA, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil (masing-masing terdiri dari empat orang), dan dalam kelompok tersebut, mereka melakukan PA serta berdiskusi sesuai dengan ayat-ayat yang diberikan untuk masing-masing kelompok. Untuk mengetahui hasil PA-nya, masing-masing kelompok mempresentasikannya di depan semua peserta. Meskipun terkendala oleh waktu yang sangat singkat dan belum semua peserta terbiasa melakukan PA dengan alat-alat biblika yang telah tersedia dalam gawainya, proses PA dapat berlangsung dengan baik. Sebagian besar peserta mendapatkan pengalaman baru ketika melakukan PA ala SABDA ini dan peserta menjadi lebih antusias dalam melakukan PA. Setelah presentasi, Bu Yulia juga menawarkan bahan-bahan SABDA untuk sekolah minggu, remaja, konseling, dan audio Alkitab bahasa daerah, PL dan PB, dll.. Mendengar hal itu, semua peserta antusias dan langsung menemui saya dan Yoel untuk mengambil bahan yang mereka perlukan.
Kesan saya mengikuti roadshow #Ayo_PA! di Griya Konseling yang dihadiri alumni PERKANTAS, yaitu ternyata masih banyak orang yang perlu tahu pentingnya melakukan PA dan memanfaatkan teknologi untuk belajar firman Tuhan. Saya sendiri masih baru di SABDA dan bersyukur dapat belajar tentang pentingnya melakukan PA dan bagaimana kita dapat memperkenalkan PA dengan metode S.A.B.D.A., baik kepada para digital native maupun kepada para digital imigran. Kiranya pengalaman saya ini dapat menjadi berkat bagi kita semua. #Ayo_PA!
Cetak tulisan ini
June 13th, 2018 - 14:54
Memang metode S.A.B.D.A sangat membantu untuk PA. Thanks God untuk pelayanan SABDA. God bless