Pengalaman Mengikuti Pelatihan Bahasa Ibrani
Oleh: Aji
Mempelajari bahasa asing selalu memberi tantangan tersendiri bagi saya. Terlebih lagi, mempelajari suatu bahasa yang benar-benar baru dan menggunakan alphabet non-Latin. Hal inilah yang saya temui ketika mengikuti pelatihan struktur dasar bahasa Ibrani pada Kamis, 8 Februari 2018. Pelatihan yang digelar di Griya SABDA ini diadakan dalam rangka menunjang bisa Anda baca di Berita YLSA 136. bahasa Ibrani sehingga bisa lebih baik lagi dalam menyunting draf AYT Perjanjian Lama (Selengkapnya mengenai proyek AYT [Alkitab Yang Terbuka] bisa Anda baca di Berita YLSA 136. Seluruh peserta pelatihan ini adalah para editor AYT, yang kebanyakan masih awam dengan struktur dasar bahasa Ibrani.
Pada saat pelatihan dilaksanakan, materi disampaikan oleh Danang Dwi Kristiyanto. Danang adalah salah satu editor AYT yang sudah banyak mempelajari dan menguasai bahasa Ibrani. Pelatihan diawali dengan penjelasan mengenai jenis-jenis alphabet Ibrani yang seluruhnya ada empat jenis , yaitu proto-sinaptic script, Phoenician alphabet, Aramaic alphabet, dan Hebrew alphabet. Dari antara keempat alphabet tersebut, Hebrew alphabet adalah jenis alphabet Ibrani yang banyak digunakan oleh orang Yahudi pada zaman modern. Materi ini diikuti dengan pengenalan huruf-huruf bahasa Ibrani dan cara pelafalannya. Dan, dilanjutkan dengan pembahasan mengenai prefiks (imbuhan awal) dan sufiks (imbuhan akhir) dalam bahasa Ibrani.
Bagian paling menarik dalam pelatihan ini adalah materi yang membahas prefiks dan sufiks oleh karena kompleksitasnya. Prefiks dalam bahasa Ibrani adalah seperti imbuhan me-, di-, pe-, dan ter- dalam bahasa Indonesia. Fungsinya antara lain, untuk membentuk kata depan, kata sambung, atau membentuk kalimat tanya. Contoh-contoh dari prefiks Ibrani adalah “Aleph“, “Bet“, “Vav“, “Yud“, “Kaf“, “Lamed“, “Mem“, “Nun“, “Shin“, dan “Tav“. Prefiks jika diimbuhkan pada suatu kata akan mengubah lafal dan maknanya. Misalkan: kata “Judah”, jika ditambahkan prefiks “bet”, akan dibaca “bihudah” yang berarti “di Yehuda”. Di pihak lain, sufiks dalam bahasa Ibrani sejajar dengan akhiran “kan“, “lah“, “ku“, “mu” dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Ibrani, sufiks digunakan untuk membentuk kata sifat, menunjukkan kepemilikan, gender, dan jumlah, serta membentuk kata kerja, khususnya kata kerja yang bersifat lampau (past tense). Salah satu contoh penggunaan sufiks adalah pemberian akhiran pada kata “susan”, yang berarti “kuda”. Kata “susan”, jika diberi akhiran “he”, “mim”, dan “tav”, akan berubah menjadi “susa” (feminim tunggal), “susim” (maskulin jamak), dan “susot” (feminim jamak). Memahami cara kerja prefiks-sufiks sangatlah penting dalam proses editing teks Ibrani supaya perubahan sifat kata yang diakibatkan oleh pemberiaan prefiks-sufiks ini bisa diterjemahkan dengan benar.
Bahasa Ibrani, menurut pandangan saya, merupakan salah satu bahasa yang sangat rumit untuk dipelajari. Selain memiliki gender, bahasa ini memiliki banyak sekali ragam imbuhan yang mengubah makna dan pelafalan. Beberapa kata harus dilafalkan dengan “suara tenggorokan” seperti pelafalan bahasa Perancis; dan beberapa huruf yang sama jika dilafalkan dengan cara pengucapan yang berbeda bisa jadi menghasilkan makna yang berbeda. Namun demikian, bentuk alphabetnya tidak serumit alphabet bahasa-bahasa di kawasan Asia Timur atau Jazirah Arab; kurang lebih sedikit lebih rumit ketimbang alphabet Cyrillic yang bentuk alphabetnya sama-sama kaku.
Saya sendiri bersyukur bisa mengikuti pelatihan ini karena bisa belajar lagi satu bahasa yang baru. Saya juga semakin mengerti bahwa pemahaman bahasa ini adalah syarat mutlak dalam proses editing draf AYT untuk kitab PL. Walaupun masih banyak hal lagi yang perlu saya pelajari, tetapi paling tidak saya sudah mendapatkan pengantar sebelum mendalami lebih jauh bahasa Ibrani.
Bagi Anda yang tertarik untuk mempelajari bahasa Ibrani, Anda bisa mengakses bahan-bahan yang kami gunakan dalam pelatihan ini melalui tautan berikut:
a. Hebrew Alphabet,
b. Suffixes in Hebrew, dan
c. Prefixes in Hebrew.
Demikian “sharing” dari saya. Kiranya materi yang saya bagikan bisa bermanfaat bagi Anda semua. Doakan pula proyek AYT yang masih terus berjalan: Kiranya seluruh editor AYT diberi hikmat agar bisa menghasilkan teks Alkitab yang setia, jelas, dan relevan bagi generasi zaman ini. Tuhan Yesus memberkati.
Cetak tulisan ini
February 26th, 2019 - 16:27
Pelatihan yang sangat baik, semakin membuat AYT menjadi terjemahan yang terpecaya. Semoga dengan pelatihan yang dilakukan, AYT dapat semakin menjadi terjemahan yang relevan, dan bisa digunakan oleh banyak orang. TYB!