Blog SABDA
24May/171

Akhirnya, SABDA di Kupang

Pada 22 — 25 April 2017, saya dan Bu Yulia melakukan roadshow SABDA ke Kupang. Tujuan utama kami adalah menghadiri acara yang diadakan oleh K-Pact pada 24 — 25 April, tetapi kami sengaja berangkat lebih awal, tgl. 22 April, dua hari sebelumnya, karena ingin menggunakan kesempatan ini untuk berbagi berkat kepada masyarakat Kristen di Kupang.

Gereja pertama yang kami layani adalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Jemaat Kotabaru. GMIT adalah sinode gereja yang besar di Kupang. Karena tgl. 21 April YLSA menyelenggarakan TED@SABDA, dan saya menjadi ketua panitia, sedangkan Bu Yulia jadi salah satu pembicara, maka kami baru bisa berangkat malam itu dengan bus ke Surabaya supaya besoknya pagi-pagi sekali bisa berangkat dengan pesawat dari Surabaya ke Kupang. Pesawat kami tiba di Kupang pkl. 11.00, tgl. 22 April. Langsung kami menuju ke GMIT Kobabaru karena pelatihan Software SABDA untuk hamba-hamba Tuhan akan dilaksanakan pkl. 13.00. Peserta yang hadir mencapai lebih dari 100 orang. Selain hamba Tuhan, ada juga para aktivis gereja. Mereka berasal dari dalam maupun luar gereja tersebut. Hampir 90% dari peserta membawa laptop. Kami sempat kewalahan saat menginstal Software SABDA di laptop-laptop peserta. Karena jumlah peserta yang banyak, sangat terasa bahwa pelatihan tidak berjalan dengan kondusif. Ada peserta yang mengobrol sendiri. Gedung gerejanya pun cukup besar sehingga ada peserta yang duduk terlalu belakang. Hal ini menyulitkan untuk interaksi. Hanya 3 — 5 baris terdepan saja yang aktif berinteraksi saat Ibu Yulia mengajukan pertanyaan. Pelatihan ini selesai pukul 16.00.

Pada pkl. 17.00, kami melanjutkan kegiatan dengan pelatihan guru sekolah minggu. Ketika Ibu Yulia memberi presentasi bahan untuk mengajar sekolah minggu, saya menginstal Software SABDA ke beberapa laptop peserta yang sebelumnya telah dikumpulkan. Peserta terdiri dari sebagian peserta pelatihan Software SABDA ditambah dengan peserta-peserta baru. Selesai pelatihan, saya sempat mengobrol dengan beberapa peserta sambil menunggu proses instalasi di laptopnya selesai. Mereka mengatakan bahwa mereka senang mendapat materi ini karena menolong mereka untuk mengajar dengan cara yang berbeda di sekolah minggu.

Minggu pagi, setelah ibadah, kami melakukan pelatihan Ayo_PA!. Saat pelatihan ini, saya sempat mengalami kendala dengan Chromecast yang digunakan untuk casting layar smartphone ke LCD karena masalah jarak. Karena itu, saya harus membawa smartphone yang saya gunakan mendekat ke Chromecast-nya, bersyukur akhirnya bisa kembali lancar. Seusai pelatihan, saya dan Bu Yulia bertemu dengan Pak Hijayas dan Pak Anjelo. Pak Hijayas sudah lama membantu SABDA dengan menjadi moderator di Facebook Grup e-Santapan Harian. Sementara, Pak Anjelo aktif bergabung dalam komunitas SABDA di Facebook. Senang bisa bertemu secara langsung dengan para mitra SABDA. Sebelum pulang, Pak Hijayas pun memberikan testimoninya. Selain Pak Hijayas, ada 2 orang lain yang bersedia memberikan testimoni. Masing-masing mereka melayani di kampus dan memimpin sebuah kelompok PA. Mereka bersyukur sekali dengan pelatihan Ayo_PA ini, mereka ingin menggunakan teknologi yang ada untuk melayani Tuhan. Harapannya, mereka akan menerapkan apa yang sudah mereka dapat dalam kelompok PA mereka agar adik-adik PA mereka pun bisa membagikannya.

Senin pagi, kami dijemput oleh Ezra, anak dari Pdt. Thomas Eny. Pdt. Thomas Eny adalah gembala sidang di Gereja Kemah Injil Efata Kupang, tempat kami mengadakan pelatihan Software SABDA dan Ayo_PA! pada hari itu. Peserta pelatihan kali ini berjumlah 25 orang. Mayoritas mereka adalah teman-teman Pdt. Thomas, hamba-hamba Tuhan dari gereja-gereja di Kupang. Selain itu, ada juga dosen di salah satu STT di Kupang. Jika di GMIT Kotabaru para pesertanya belum familiar dengan produk SABDA, beda halnya dengan pelatihan di gereja ini. Ada peserta yang sudah menggunakan Software SABDA sejak dari versi 3. Dari pelatihan di gereja ini, kami mendapat masukkan agar dokumentasi berupa video dari pelatihan SABDA bisa dibagikan juga kepada mereka. Jadi, jika mereka lupa, mereka bisa melihat video tutorial dari Software SABDA.

Selesai pelatihan, kami dijamu makan oleh Pdt. Thomas sekeluarga. Makanan yang tak mungkin dilupakan saat berada di Kupang adalah se’i atau daging babi asap serta jagung bose. Makanan ini merupakan makanan khas Kupang. Hampir di setiap kami diajak makan pasti ada menu se’i.

Sekitar pukul 15.00, kami diantar ke hotel tempat kami mengikuti acara dari K-Pact, yaitu Indonesia for God’s Glory Vision Exploration Conference (IVEC). Setelah bertemu dengan panitia, kami menyiapkan booth SABDA. Peserta IVEC berasal dari dalam dan luar Indonesia. Acara ini dibuka dengan tarian daerah Kupang, vokal grup, dan kesaksian dari beberapa orang tentang mengapa mereka ada di Indonesia dan pelayanan yang telah mereka lakukan di negara mereka.

Sesi hari ke-2 IVEC banyak diisi dengan presentasi dari lembaga-lembaga Kristen yang melayani di Indonesia. Ada presentasi dari Our Daily Bread Ministries, Pak Hagai dari Iota Project, dan dari beberapa lembaga lainnya. Siangnya sebelum break, Bu Yulia memberikan presentasi tentang SABDA kepada para peserta. Respons peserta sangat positif. Saat break, beberapa peserta, terutama yang berasal dari luar Indonesia, mampir ke booth SABDA. Mayoritas peserta yang dari luar Indonesia fasih berbahasa Mandarin dan senang sekali bisa mendapatkan CD Alkitab audio berbahasa Mandarin. Ada juga yang membawa CD Alkitab Audio bahasa Indonesia untuk dibagikan kepada orang-orang Indonesia yang dia layani, baik di Taiwan maupun Hongkong.

Setelah makan siang, semua peserta diajak mengunjungi Kupang Christian Center (KCC), di mana ada sekolah Kristen dari TK hingga SMA. Sekolah ini dibuka sejak tahun 2012. Saat kami tiba dan diajak untuk keliling melihat sekolah itu, pembangunan kelas-kelas baru telah selesai. Selain sekolah, di tempat ini juga ada asrama bagi anak-anak yang sekolah di situ. Acara ini ditutup dengan tarian daerah Kupang yang dibawakan oleh anak-anak dari sekolah tersebut. Terakhir, mereka memakai pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia dan menyanyikan lagu “Indonesia bagi Kemuliaan-Mu” dalam tiga bahasa, yaitu Mandarin, Inggris, dan Indonesia.

Saya bersyukur mengikuti acara ini karena melihat pekerjaan Tuhan yang begitu besar di Indonesia. Dan, pekerjaan itu terlalu besar untuk dikerjakan sendiri. Kiranya SABDA bisa mengambil bagian dengan memperlengkapi mereka dengan bahan-bahan untuk menunjang kemajuan pelayanan mereka. Soli deo Gloria!

Liza

Tentang Liza

Elizabeth Witanto telah menulis 10 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (1) Trackbacks (1)
  1. Luar biasa! Semoga setiap orang disana benar-benar dimampukan untuk menggunakan teknologi dengan baik dan bijak sebagai sarana untuk kemuliaan TUHAN dan semoga SABDA terus berkembang dalam pelayanannya.


Leave a comment

Connect with Facebook