Blog SABDA
30Mar/173

Roadshow SABDA ke Lampung

Sabtu pagi. Pada 11 — 13 Maret 2017, saya dan Ibu Yulia berangkat ke Lampung dalam rangka roadshow SABDA di Gereja Kristen Tritunggal (GKT), Bandar Lampung. Kami berangkat pada Sabtu pagi (11 Maret 2017). Ketika tiba di Bandara Radin Inten II, Lampung, kami dijemput oleh Boksu (panggilan Pendeta Gembala di GKT) Putut, Pak Candra (majelis di bidang misi), dan Pak Rudi (hamba Tuhan di GKT). Ini kali pertama saya pergi ke Lampung. Kesan saya, kota ini seperti Solo, tetapi lebih besar dan lebih ramai. Di Lampung juga sudah mulai macet meski tidak seperti Jakarta.

Dari mengobrol dengan Boksu Putut, tidak disangka ternyata ada orang-orang yang saya kenal, yang pernah melayani di GKT Lampung ini. Wah, dunia memang sempit ya. Setelah tiba di gereja, kami langsung melihat aula gereja yang akan dipakai untuk seminar malam harinya dan menata booth sampai selesai. Malam itu, saya sempat khawatir, bagaimana akan menjaga booth kalau pada saat yang sama saya juga harus membantu peserta menginstalasikan aplikasi ke HP-HP mereka. Bersyukur sekali, ada staf gereja yang dapat membantu kami, yaitu Laura dan Pak Wit. Laura membantu menjaga booth, sedangkan Pak Wit membantu menyiapkan hal-hal teknis, seperti LCD, monitor, tripod, dan lain-lain. Wah, mereka betul-betul menjadi penolong bagi kami.

Sabtu malam. Seminar dimulai pukul 18.30 dengan tema “Belajar Firman Tuhan pada Era Digital”. Total peserta malam itu sekitar 60 orang. Kebanyakan yang hadir adalah “generasi X”, tidak sebanding dengan peserta “generasi Z”. Namun demikian, mereka semua antusias sekali mendengar seminar ini dan pada sesi tanya jawab mereka juga aktif bertanya. Sebelum dan sesudah acara, saya membantu beberapa peserta menginstal aplikasi-aplikasi SABDA di HP peserta, khususnya yang akan dipakai untuk pelatihan besok. Aplikasi tersebut adalah Alkitab, Tafsiran, Alkitab PEDIA, Kamus Alkitab, dan Peta Alkitab. Kalau memori HP-nya masih cukup, saya tambahkan aplikasi Renungan Oswald Chambers (ROC).

Malam itu, saya tidur agak larut karena saya harus mempersiapkan kesaksian untuk disampaikan di kebaktian remaja, Minggu jam 7 pagi. Saya bukan orang yang cakap berbicara di depan umum sehingga hal itu membuat saya gelisah. Apalagi permintaan ini mendadak sekali. Sore itu, sebelum seminar berlangsung, Boksu Putut minta agar Minggu pagi saya memberikan kesaksian dalam kebaktian remaja, dan pada saat yang sama Ibu Yulia sharing tentang Yayasan Lembaga SABDA di kebaktian umum.

Minggu pagi. Sebelum kebaktian mulai, saya sempat berbincang dengan pembina remaja mengenai keadaan remaja di gereja itu. Dia mengatakan bahwa remaja di situ masih perlu dibimbing supaya dapat menggunakan gadget/gawainya dengan bijaksana, apalagi saat ibadah di gereja. Hanya karena pertolongan Tuhan, saya dimampukan untuk berbicara di hadapan lebih dari 100 remaja. Saya berbagi kesaksian tentang mengapa saya melayani Tuhan dan tentang IT 4 God. Kita dapat melayani Tuhan melalui talenta kita masing-masing dan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk melayani Tuhan. Pada akhir sharing, saya mengajak mereka untuk hadir dalam Pelatihan PA menggunakan Gadget.

Minggu siang. Saya dan Bu Yulia mempersiapkan booth dan alat-alat yang akan digunakan untuk pelatihan #Ayo_PA!. Bu Yulia membagi peserta menjadi 2 kelompok, kelompok yang disebut “high-tech”, yang terdiri dari peserta remaja dan pemuda, dan kelompok “low-tech”, yang terdiri dari orang tua yang tidak terlalu mengikuti perkembangan teknologi. Pembagian kelompok ini menambah semangat peserta karena di tengah pelatihan Bu Yulia mengadakan games kecil, yaitu siapa yang paling cepat bisa mempraktikkan tutorial yang telah diajarkan. Kedua kelompok ini sama-sama bersemangat mempraktikkan apa yang telah disimulasikan di depan. Pada akhir pelatihan, kami tidak lupa berfoto bersama dan ada dua peserta yang bersedia memberikan testimoninya.

Senin pagi. Pada 13 Maret 2017, kami bersiap untuk pelatihan selanjutnya, yaitu Pelatihan Software SABDA untuk para hamba Tuhan. Ternyata, gereja ini memiliki acara rutin setiap 2 bulan sekali, yaitu Seminar Misi Sehari (SMS) yang dihadiri pendeta-pendeta dari berbagai gereja. Kali ini, acara diisi dengan pelatihan dari SABDA. Para pendeta yang datang ternyata bukan dari Bandar Lampung saja, ada juga yang harus menempuh perjalanan 6 — 7 jam. Tidak sedikit dari mereka yang rela berangkat pukul 1 pagi untuk sampai di gereja tepat waktu. Sungguh luar biasa semangat mereka. Sebelum pelatihan dimulai, saya dibantu Laura dan Pak Wit menginstalkan software SABDA di laptop mereka. Ada beberapa peserta yang tidak memiliki laptop, tetapi jika ada HP, kami tawarkan untuk diinstal aplikasi SABDA di HP-nya.

Respons peserta yang mengikuti pelatihan ini sangat baik. Sembari mendengarkan tutorial penggunaan software SABDA di layar LCD, mereka juga mencoba di laptop masing-masing. Saat ada kesulitan, peserta yang sudah bisa mengajari peserta yang belum bisa. Pada akhir acara, saya sempat merekam 2 testimoni dari peserta, yaitu Pak Soni dan Pak Purwanto. Secara keseluruhan, mereka senang bisa mempelajari software SABDA. Mereka bisa menggali firman Tuhan lebih dalam dengan banyak bahan yang ada di dalamnya. Karena tidak semua peserta membawa laptop, Bu Yulia memutuskan untuk memberi pelatihan #Ayo_PA! menggunakan gadget.

Senin sore dan malam. Selesai pelatihan, kami diajak ke Pantai Sari Ringgung oleh Muse Asmini (hamba Tuhan GKT). Perjalanan sekitar 1 jam dari kota. Airnya masih jernih dan pemandangannya menyejukkan hati. Sepulang dari pantai, saya dan Bu Yulia diajak oleh istri Boksu Putut ke rumah Pak Andi. Pak Andi adalah jemaat GKA dan ketua yayasan sekolah Trinitas milik GKT. Dalam pertemuan sebelumnya, Pak Andi mengatakan bahwa ia tergerak memberi dua unit gitar kepada SABDA. Malam itu, kami ke rumahnya untuk mengambil gitar tersebut karena besoknya pagi-pagi kami akan pulang ke Solo. Di sana, saya diminta untuk memainkan piano. Dari melihat saya memainkan piano, Pak Andi memberi tip bagaimana main piano dengan “confident” dan langsung memberikan contohnya. Saya sangat kagum dengan permainan musiknya. Satu kalimat dari Pak Andi yang saya ingat adalah bahwa sebenarnya tidak ada orang yang bodoh, yang ada adalah orang yang belum menemukan kepandaiannya/keahliannya. Beliau juga menceritakan bagaimana berlatih main piano 2 — 3 jam setiap pagi, dan bagaimana dia jatuh bangun dalam kehidupannya dan bisnisnya.

Saya bersyukur bisa mengikuti roadshow ini. Bertemu dengan orang-orang baru, suasana baru, dan lingkungan yang baru. Satu hal yang sangat menonjol adalah rasa kekeluargaan, kehangatan, dan keramahan dari para hamba Tuhan, majelis, dan jemaat di GKT Bandar Lampung. Bersyukur dapat membangun relasi baru untuk sama-sama melayani Tuhan. Saya berdoa untuk gereja ini dan orang-orang yang sudah mengikuti pelatihan ini semoga dapat menularkan semangat #Ayo_PA! dimulai dari diri sendiri. Kiranya melalui pelayanan ini, nama Tuhan dimuliakan. Soli Deo Gloria!

Liza

Tentang Liza

Elizabeth Witanto telah menulis 10 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (3) Trackbacks (1)
  1. Bersyukur gerakan Ayo_PA SABDA bisa menjangkau ke beberapa propinsi. Propinsi Lampung sepertinya sudah dalam pemikiran Allah, sehingga SABDA bisa memenuhi undangan untuk melengkapi setiap jemaat dan hamba Tuhan yang ada di Lampung. Mari semangat untuk Tim SABDA, semangat dalam menangkap isi hati Allah, supaya Ayo_PA bisa menjangkau propinsi-propinsi di Indonesia

  2. Luar biasa..Kiranya pelayanan SABDA makin berkembang dan memberkati banyak orang.

  3. Wah, setelah dari Lampung akan ke mana lagi setelah ini? Semoga SABDA bisa mengunjungi semua kota di Indonesia dan memberkati lebih banyak orang di tempat-tempat itu. Tuhan Yesus memberkati.


Leave a comment

Connect with Facebook