Kesempatan Belajar Teologia
Ketika ditunjuk untuk mengikuti seminar teologia selama 5 hari, aku sempat ragu-ragu. Itu artinya selama 5 hari aku harus meninggalkan kamar tidurku dan seekor kelinci kesayangku :D. Aku juga bertanya-tanya, apakah acaranya nanti menyenangkan atau membosankan? Namun, akhirnya aku memutuskan untuk ikut karena menurutku ini kesempatan langka dan kapan lagi bisa mendapatkan kesempatan seperti ini. Aku juga berpikir toh tidak ada ruginya, karena aku bisa menambah pengetahuan dan wawasan tentang iman Kristen supaya aku bisa membedakan mana pengajaran Kristen yang benar dan yang salah.
Cetak tulisan iniKuliah Teologia di Pacet
"Penasaran, tertarik, dan tidak tahu apa-apa tentang teologia Reformed", itulah yang pertama muncul di kepala saya ketika mendapat tawaran untuk mengikuti kuliah padat di STT IAA. Saya sempat berpikir "untuk apa ya ikut kuliah ini?" Namun, rasa tertarik dan penasaran mengalahkan ketidaktahuan saya. Baru pertama kali ini saya melakukan perjalanan jauh dengan teman-teman YLSA -- sangat menyenangkan, unik, dan kami selalu memperlihatkan wajah-wajah kalem sepanjang perjalanan (memang pemberian Tuhan) 🙂
Cetak tulisan iniStaf YLSA Ikut Kuliah Pdt. Joseph Tong
Saya bersama beberapa rekan YLSA lain (Novi, Santi dan Dewi) mendapatkan kepercayaan dari kantor untuk mengikuti kuliah intensif "Basic Reformed Beliefs" (tgl. 23 - 26 September), yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Theologi Injili Abdi Allah (STTIAA), di Pacet, Mojokerto. Pengampu kuliah ini adalah Pdt. Prof. Joseph Tong, Ph.D yang merupakan salah satu pendiri sekolah teologia ini.
Sebuah pengalaman yang sungguh menyenangkan ketika dipercayakan untuk mengikuti kuliah teologia dengan melakukan perjalanan cukup panjang selama 5 hari ke Pacet. Secara pribadi saya merasakan seperti kembali ke rumah sendiri karena dulu saya juga menuntut ilmu di salah satu sekolah teologia di Surabaya dan tinggal di asrama.
Cetak tulisan iniKuliah Sembari Bekerja di YLSA
Waah... tidak terasa sudah 8 bulan berlalu sejak saya menulis blog saya; yang pertama 🙂 Puji Tuhan untuk banyak berkat yang saya dapatkan sampai saat ini. Kebaikan Tuhan sungguh tidak pernah berhenti saya rasakan. Selalu ada "kejutan-kejutan" menyenangkan yang Bapa berikan kepada anak-anak-Nya. Seperti "hadiah" yang saya terima kali ini, sungguh teramat manis
Cetak tulisan iniSaya Juga Magang di YLSA
Budi Ryanto adalah staf magang YLSA sejak 5 Juli - 5 September 2010. Ia membantu di bidang desain dan pemrosesan teks.
Sungguh besar kasih karunia Tuhan, sehingga selama 2 bulan ini saya mendapat kesempatan untuk bisa magang di YLSA. Saya juga berterima kasih kepada pimpinan YLSA yang telah mengizinkan saya untuk belajar di YLSA.
Sejak 5 Juli -- 6 September 2010 saya harus memenuhi tugas kuliah saya, yaitu kerja magang di sebuah kantor, dan oleh bantuan teman, saya diantar ke YLSA. Waktu 2 bulan mungkin sangat cepat, namun saya banyak belajar hal-hal baru yang selama ini tidak bisa saya mengerti atau ungkapkan.
Setiap pagi, staf YLSA selalu mengadakan persekutuan doa dan baca firman per kelompok kecil. Sungguh hal yang luar biasa, saya dapat merasakan indahnya saat seperti itu. Sebelum menjalankan pekerjaan, terlebih dahulu kita mengenal dan memahami firman Tuhan.
Cetak tulisan iniUpgrade Situs-Situs YLSA
Seperti kembali ke rumah lama, demikian perasaan saya ketika kembali bekerja plus melayani di Yayasan Lembaga SABDA. Saya kembali ke posisi lama yaitu staf di Divisi WEB, artinya kembali berkutat dengan sejumlah besar situs YLSA yang sebagian besar dikembangkan dengan menggunakan CMS Drupal. Tapi ada sedikit perbedaan, kali ini saya kembali ke YLSA dengan bekal dan semangat yang berbeda. Setelah berkelana menjadi tenaga freelance selama setahun, saya punya lebih banyak pengalaman dan berharap bisa lebih banyak membantu, khususnya sehubungan dengan tugas utama saya yaitu melakukan upgrade situs-situs YLSA yang memakai CMS Drupal.
Cetak tulisan iniBoleh Magang di YLSA?
Sudah beberapa kali orang bertanya kepada saya, "Apakah boleh magang di YLSA?" Walaupun tidak keluar secara spontan, tapi saya menjawab, "Bisa saja, asal yang bersangkutan punya kemampuan yang bisa disumbangkan ke YLSA." Tapi karena penasaran saya balik bertanya. "Mengapa ingin magang di YLSA?" Jawabannya cukup bervariasi, kebanyakan karena ingin menimba ilmu dan pengalaman, tapi ada juga yang sekadar untuk memenuhi tugas sekolah, bahkan ada yang karena disuruh orang tua. Di antara yang bertanya tersebut, ada yang menambahkan, "Harus bayar berapa?"
Sampai saat ini sudah ada beberapa orang yang melakukan "magang" di YLSA, ada yang 6 bulan, ada juga yang cuma 2 bulan, bahkan ada yang hanya bertahan seminggu saja. Bagaimana hasilnya? Apakah sesuai dengan yang diharapkan dari dua belah pihak? Untuk mengetahui lebih jelas, kami telah meminta rekan-rekan YLSA dan mereka-mereka yang pernah magang untuk menulis blog tentang pengalaman mereka selama magang di YLSA. Selamat membaca.
Cetak tulisan iniAlkitab Audio
Pertama kalinya aku mendengarkan Alkitab Audio sebenarnya adalah ketika aku mengunjungi kakekku yang sedang sakit di Banyuwangi. Tapi sebelum itu, aku ingin cerita sedikit dulu mengenai kuasa Tuhan...
Setelah menempuh perjalanan selama 9 jam dari Solo ke Banyuwangi, aku dan bapakku langsung ke rumah kakek dan berdoa untuk sakit stroke yang baru saja dideritanya. Puji Tuhan! Setelah didoakan, kakekku yang tadinya sudah tidak bisa berjalan, diberi kesembuhan oleh Tuhan dan langsung bisa berjalan lagi. Tuhan Yesus itu sungguh baik. Bahkan, ketika aku menulis blog ini, mataku berkaca-kaca (b. Jawa: mbrebes) saat mengingat kebaikan Tuhan itu.
Cetak tulisan iniPerubahan di YLSA: Setelah 14 Tahun
Ketika menjadi staf baru YLSA, 14 tahun yang lalu, saya hanya melihat ada sedikit komputer saja di kantor dan satu mesin ketik manual. Jika dibandingkan dengan sekarang, komputer itu pasti terasa jadul sekali .... (kelihatannya masih ada yang disimpan di gudang, katanya untuk kenang-kenangan...). Untuk memindahkan data antarkomputer, saat itu kita belum ada network, jadi masih menggunakan disket, yang kita sebut dengan "disket transfer". Baru memindahkan sedikit data saja, disketnya sudah penuh dan sering rusak juga. Kadang, saya juga menggunakan mesin ketik manual untuk membuat surat. Entah di mana sekarang mesin ketik bersejarah itu ... saya tidak tahu.
Cetak tulisan ini