Pelajaran dari +ED Mini di YLSA: Menghadapi Krisis
Setiap Senin, kami mengikuti +ED Mini internal YLSA yang disampaikan oleh staf YLSA secara bergantian. Pada Senin, 20 April 2020, tibalah giliran Melisa menyampaikan materi +ED-nya yang disajikan dalam bentuk video berdurasi 7 menit. Video ini berupa potongan khotbah dari Pdt. Antonius Steven Un yang berjudul “Menghadapi Krisis”.
Topik ini menarik dan relevan dengan situasi yang terjadi akhir-akhir ini terkait pandemi. Saya pikir, khotbah ini cukup praktis dan memiliki makna yang dalam. Mengapa? Karena dalam masa pandemi ini, semua orang pasti merindukan kemerdekaan atas situasi sulit ini. Jadi, tepat jika beliau menjelaskan tentang bagaimana menghadapi krisis dari sisi aplikasi Alkitab.
Pak Antonius menyampaikan bahwa ada perbedaan identitas antara orang percaya dengan orang yang belum percaya. Orang yang belum percaya bisa saja kehilangan pengharapan dan imannya dalam masa krisis ini, tetapi orang percaya seharusnya tidak boleh kehilangan iman dan pengharapannya. Sebab, Alkitab berkali-kali mengatakan “jangan takut”. Sekalipun kita memiliki musuh yang kadang kala memprovokasi kita, kita harus memegang tangan Tuhan. Dia menambahkan agar orang percaya harus percaya kepada-Nya sepenuhnya seperti yang tercantum dalam Mazmur 62. Dalam keadaan yang sulit, tetaplah pegang tangan-Nya, maka kita tidak akan takut menghadapi krisis yang terjadi. Ya, itulah keunikan orang-orang percaya.
Setelah kami menonton video yang disajikan, kami masuk dalam kelompok diskusi untuk membagikan apa yang kami pelajari dari video tersebut. Pertanyaan diskusinya menarik untuk dibahas, yaitu: apakah kesiapan kita dalam menghadapi krisis hidup berpengaruh pada pelayanan, dan apakah selama ini SABDA sudah siap menghadapi krisis.
Kebanyakan dari staf menjawab bahwa kesiapan seseorang dalam menghadapi krisis hidup sangat berpengaruh dalam pelayanan. Mengapa? Karena dalam pelayanan pasti ada yang namanya krisis. Dari krisis tersebut, iman kita semakin bertumbuh dan pengenalan kita akan Tuhan pun semakin dalam. Tentu saja, pelayanan kita semakin efektif dan lebih banyak yang bisa kita lakukan untuk melayani-Nya. Bagaimana dengan SABDA? Saya merasa bahwa SABDA pun sampai detik ini bisa berjalan dan maju karena bisa melewati krisis demi krisis. Akan tetapi, dalam masa pandemi ini, sebenarnya ada banyak gagasan, ide, dan hal lainnya yang sudah dikerjakan oleh SABDA dan mungkin bisa dikembangkan lagi untuk menolong orang percaya yang sedang dalam krisis. SABDA bisa menolong orang-orang yang saat ini sedang dilanda kecemasan dan kekhawatiran melalui pelayanan yang dikerjakan oleh SABDA saat ini.
Jadi, inti dari video dan diskusi yang saya dapatkan dari +ED Mini kali ini tidak hanya berbicara bisa menghadapi krisis bagi diri sendiri, tetapi kita bisa menolong orang lain agar mereka juga bisa melewati krisis mereka dengan kasih dan terang Allah. Dalam Kristus, ada pengharapan yang sejati. Krisis? Siapa takut!
Cetak tulisan ini
Leave a comment