Dalam kamus SABDA, kata tradisi memiliki arti “adat, kebiasaan turun-temurun yang masih dijalankan masyarakat”. Tapi juga bisa berarti “penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar”. Dalam lingkup besar (contoh: Bangsa Indonesia) atau lingkup kecil (contoh: keluarga), kita pasti memiliki tradisi-tradisi tertentu. Demikian juga di YLSA, ada beberapa kebiasaan turun-temurun yang baik dan benar, yang akhirnya menjadi “budaya kantor” YLSA. Di antaranya, merayakan hari Thanksgiving setiap akhir bulan Oktober, mengadakan perayaan Natal bersama staf, staf yang akan lulus masa percobaan harus memberikan presentasi, mengadakan raker (rapat kerja) yang diadakan tiap awal tahun, mengadakan acara “bersih-bersih kantor” di hari ultah YLSA, dan lain-lain. Nah, ada satu tradisi lagi yang ingin saya ceritakan dalam blog ini.

Tradisi tersebut adalah acara khusus untuk merayakan dan bersyukur kepada Tuhan atas hari kelahiran setiap staf. Yap! Tradisi merayakan hari ulang tahun staf. Keluarga YLSA memang sangat peduli terhadap anggotanya. Banyak dari staf YLSA yang menganggap YLSA sebagai keluarga kedua setelah keluarga mereka sendiri. Entah pada saat sedih karena sakit, atau bahagia ketika memperingati hari kelahiran kami, kami ingin berbagi dalam keluarga baru di YLSA.

Selama beberapa tahun ultah staf selalu dirayakan setiap akhir bulan. Siapa pun yang berulang tahun pada bulan itu, dikumpulkan untuk dirayakan sekali saja, secara bersama-sama. Lalu HRD akan menunjuk salah seorang staf untuk menjadi MC yang menyiapkan acara, juga dibelikan kue ultah, dan tidak ketinggalan ada lilin ultah plus koreknya. Kami bernyanyi, ngerjain staf yang lagi ultah, dan berdoa bersama-sama. Tapi sejak tahun 2012, ada perubahan cara merayakan ultah staf. Dari berbagai masukan dan melihat dari segi kepraktisan, perayaan ultah staf tidak lagi dirayakan di setiap akhir bulan bersama-sama, namun tepat pada tanggal ultah masing-masing staf yang bersangkutan. Menurut saya, ini lebih berkesan, karena tanggal merayakannya tidak kedaluwarsa, hehehe…. Pagi-pagi ketika staf yang berulang tahun datang, maka kami akan menyambutnya dengan menyanyikan lagu ulang tahun. Lalu kami akan meminta staf yang bersangkutan untuk membagikan harapan-harapannya, supaya kita bisa berdoa untuk dia. Tradisi perayaan ultah staf ini diakhiri dengan memberikan bingkisan roti ultah bagi staf yang bersangkutan supaya bisa dinikmati di rumah.

Saya sudah mengalami ulang tahun di YLSA 4 kali. Selain mendapat kue ultah, saya juga mendapat doa dari teman-teman, supaya pergumulan dan harapan saya bisa tercapai, puji Tuhan! Kepedulian dan kebersamaan dengan pemimpin dan dengan rekan staf yang lain pada saat merayakan hari spesial, membuat saya semakin bersyukur kepada Tuhan. Saya yakin melalui kebersamaan yang semakin erat ini, Tuhan membentuk keluarga YLSA menjadi berkat bagi orang-orang yang ada di dalam maupun orang-orang yang ada di luar YLSA.