Blog SABDA
20Nov/171

Pengalaman Magang Dua Bulan

Oleh: *Lidya

Halo teman-teman semua. Perkenalkan nama saya Lidya Putnarubun, saya adalah mahasiswi Sastra Inggris dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Puji syukur, dengan penyertaan Tuhan pada semester ke-7 ini, saya mendapat kesempatan untuk magang di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) selama dua bulan. Saya magang tidak sendiri karena ada beberapa kawan magang lain, yaitu Dita, Jean, Ryan, dan Jessica. Walaupun belum saling mengenal dekat, tidak butuh waktu lama untuk kami saling akrab. Selain karena berasal dari program studi yang sama dan angkatan yang sama, kami juga dari kelas yang sama meskipun kami memilih konsentrasi yang berbeda.

Selama dua bulan menghabiskan waktu di YLSA, ada banyak suka maupun duka yang saya pribadi alami. Pada umumnya, banyak orang beranggapan bahwa mahasiswa/i magang biasanya hanya akan menjadi pesuruh, seperti membuatkan kopi, fotokopi, bersih-bersih, dan lain sebagainya. Namun, berbeda dengan apa yang saya alami di YLSA. Di YLSA, saya didorong untuk mengembangkan semua kemampuan yang ada, mengombinasikan setiap ilmu yang didapat selama di kampus dan di YLSA ini, dan kesempatan menjadi pribadi yang aktif berorganisasi. Saya merasa begitu dirangkul di tempat ini sehingga merasa begitu sedih ketika harus berpisah dengan teman-teman di YLSA.

Sungguh sangat berharga mendapatkan tempat magang seperti di YLSA. Semua pengalaman dan kemampuan yang didapat selama magang ini akan saya terapkan saat nanti terjun dalam dunia pekerjaan. YLSA telah menjadi tempat yang sangat membantu saya untuk berkembang. Di kampus, saya belajar teknik penulisan cerita fiksi yang mengutamakan sisi-sisi kehidupan dan lain sebagainya. Di YLSA, saya dilatih untuk menciptakan sebuah karya fiksi yang alkitabiah. Karya fiksi yang berlandaskan nilai-nilai kekristenan dan Alkitab. Bahkan, ketika menulis naskah drama, puisi, dan karya sastra lainnya, tulisan yang mengutamakan nilai-nilai Alkitab sangat diperhatikan di tempat ini. Ketika saya dan kawan-kawan menulis, kami tidak dibiarkan asal menulis, kami diorientasi, dilatih, dan dibina agar mampu bekerja dengan sebaik mungkin oleh para mentor.

Tugas yang paling menarik bagi saya selama dua bulan ini adalah menulis renungan. Selama di kampus, saya hanya menulis isu-isu seputar kehidupan sesuai teori-teori sastra, tetapi di YLSA sedikit berbeda, yaitu dengan mengutamakan nilai-nilai atau unsur-unsur kekristenan. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, saya harus melewati tiga kali revisi dan beberapa kali tinjauan dari para mentor. Hasilnya, penulisan renungan saya menjadi tulisan yang menarik dan memberkati orang lain agar mengenal kasih Kristus.

YLSA tidak semata-mata berfokus pada kinerja staf saja. Selama menjalani dua bulan magang di sini, saya mendapat pertumbuhan rohani karena adanya persekutuan staf setiap Senin dan Jumat, lalu pendalaman Alkitab setiap Selasa, Rabu, dan Kamis. Saya juga belajar tentang kedisiplinan dalam mengerjakan tugas dan memenuhi tenggat waktu (deadline). Tidak hanya itu, kedisiplinan dalam hidup sehari-hari juga harus saya perhatikan. Di tempat ini, saya belajar membangun relasi yang berkeluargaan. Saya mampu melihat sudut pandang yang berbeda dari setiap orang, dan melatih diri saya untuk secara cepat beradaptasi dengan orang-orang baru. Selain itu, saya juga bisa ikut roadshow untum gerakan #Ayo_PA! di salah satu acara retret universitas di Solo.

YLSA memberi dan membuka kesempatan bagi saya dan teman-teman untuk mencoba hal-hal baru yang mungkin belum pernah kami temui, dan saya sangat bersyukur akan hal itu. Dua bulan, meskipun singkat, sesungguhnya menjadi pengalaman yang sangat bermakna dan bernilai bagi saya dan teman-teman. Banyak yang terjadi selama dua bulan. Kesempatan yang sangat berharga untuk mempersipkan kami menapaki hari esok yang penuh dengan kejutan dan harapan. Terima kasih YLSA.

Tentang Penulis Tamu

telah menulis 195 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (1) Trackbacks (2)
  1. Mengutip kalimat dari blog ini, “Saya merasa begitu dirangkul di tempat ini sehingga merasa begitu sedih ketika harus berpisah dengan teman-teman di YLSA.” Hal itu juga yang saya rasakan sebagai salah satu staf YLSA. Merasa sangat terbantu dengan kehadiran teman-teman magang UKSW dan merasa kehilangan kehadiran mereka yang sudah menghadirkan atmosfer ceria ketika magang di YLSA, khususnya penulis blog ini. Hehehe …


Leave a comment

Connect with Facebook