Blog SABDA
20Nov/171

Pengalaman Magang Dua Bulan

Oleh:

Oleh: *Lidya

Halo teman-teman semua. Perkenalkan nama saya Lidya Putnarubun, saya adalah mahasiswi Sastra Inggris dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Puji syukur, dengan penyertaan Tuhan pada semester ke-7 ini, saya mendapat kesempatan untuk magang di Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) selama dua bulan. Saya magang tidak sendiri karena ada beberapa kawan magang lain, yaitu Dita, Jean, Ryan, dan Jessica. Walaupun belum saling mengenal dekat, tidak butuh waktu lama untuk kami saling akrab. Selain karena berasal dari program studi yang sama dan angkatan yang sama, kami juga dari kelas yang sama meskipun kami memilih konsentrasi yang berbeda.

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
6Oct/170

Perjalanan Awal dengan Duo “S” — SABDA dan SOLO

Oleh:

Oleh: Jean Amanda

Shalom, nama saya Manda, berasal dari Ambon, Maluku. Saya mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, yang sedang menjalani program magang di Yayasan Lembaga SABDA bersama dengan empat teman saya, yaitu Handa, Jessica, Dita, dan Lidya. Pada kali ini, saya ingin berbagi cerita tentang awal perjalanan saya dalam menjalankan tanggung jawab di tempat yang baru. SABDA adalah keluarga yang menyambut kehadiran kami semua. Mulai dari staf hingga pemimpinnya menerima kami dengan sukacita, pada 4 September 2017.

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
3Aug/172

Adaptasi Awal di Tempat Magang (SABDA)

Oleh:

Oleh:*David Kristian

Perkenalkan, saya David, salah satu mahasiswa dari U. K. PETRA yang sedang melakukan magang di YLSA sampai 24 Agustus 2017. Tidak terasa, sebentar lagi saya akan menyelesaikan masa magang di Yayasan Lembaga SABDA. Dalam blog ini, saya ingin membagikan pengalaman awal proses magang di YLSA.

Pada awal proses magang, perasaan saya campur aduk dan bingung. Saat mendaftar magang, kiriman email saya lama tak kunjung mendapat balasan, bahkan sempat membuat saya berpikir ulang tentang kemungkinan magang di SABDA. Akhirnya, surat konfirmasi dari SABDA saya terima. Saya sangat bahagia karena sekarang saya jelas mendapat tempat magang. Eh, ternyata pergumulan masih belum selesai karena dengan magang di SABDA, saya harus mengorbankan tanggung jawab pelayanan di kampus. Namun, saya tetap bersyukur karena saya menganggap keberadaan saya di sini sudah melalui penyertaan Tuhan yang memiliki rencana buat saya dan teman-teman di sini.

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini