“Kopi Darat” dengan Moderator PESTA
Pada tanggal 31 Maret 2014 yang lalu, saya berkesempatan pergi ke Balai Soedjatmoko, Solo, untuk menghadiri acara bedah buku, “Soeka Doeka Jawa Tempoe Doeloe” yang ditulis oleh Oliver Johannes Rapp. Acara bedah buku ini saya ketahui dari seorang anggota komunitas PESTA yang berasal dari Bandung, yaitu Ibu Linda Cheang . Selain sebagai alumni PESTA, Ibu Linda juga salah satu sukarelawan yang ikut memandu beberapa kelas diskusi PESTA. Kepada rekan-rekan PESTA, Ibu Linda memberitahukan bahwa ia akan ke Solo untuk acara bedah buku tersebut. Awalnya Mas Ryan, mengajak saya dan Mbak Anik untuk datang di acara ini untuk bertemu dengan Ibu Linda karena mumpung ada di Solo. Sayangnya, Mbak Anik tidak bisa ikut.
Pada hari H, saya dengan antusias menuju Balai Soedjatmoko dan mengatur jam supaya tidak terlambat. Saya juga membawa titipan buku dari Mbak Setya untuk Ibu Linda, yaitu buku “Gods at War” (Ilah-ilah dalam Peperangan). Buku ini dipesan oleh Ibu Linda karena dia akan ikut bergabung dalam diskusi Klub e-Buku SABDA (KBS). Tapi, baru saya tahu kemudian, ternyata Mbak Setya juga datang dan bisa bertemu sendiri dengan Ibu Linda.
Sekilas mengenai acara bedah buku “Soeka Doeka Jawa Tempoe Doeloe”, buku ini ditulis oleh Oliver Johannes Rapp, seorang berkewarganegaraan Belanda, yang di Indonesia biasa dipanggil “Mas Oli”. Buku ini disusun berdasarkan koleksi-koleksi kartu pos yang didapatkannya di negara Belanda dan Perancis, antara tahun 1800-an hingga 1917. Pembagian buku ini didasarkan pada kategori tema, seperti baju tradisional, permainan anak, pernikahan dan kematian, serta beberapa foto yang didapatkan dari keraton Yogyakarta. Ketika pertama kali membuka buku ini, saya heran dengan koleksi kartu pos kuno yang disusun menjadi sebuah buku untuk menolong kita memahami kembali kebudayaan Jawa di masa lalu. Tradisi-tradisi ini dilestarikan dari masa ke masa oleh masyarakat Jawa, seperti tari Serimpi, busana keraton, grebek sekaten, dan berbagai permainan anak.
Pada saat acara bedah buku berlangsung, saya menengok ke kiri dan ke kanan, sambil mencari-cari sosok Ibu Linda, tetapi saya tidak mengenali wajahnya (dalam bahasa Jawa ‘pangling’) karena wajah yang saya kenali dari foto di situs PESTA tidak saya temui. Akhirnya, saya putuskan untuk mengirim SMS ke Ibu Yulia, yang juga akan menyusul ke Balai Soedjatomo, dan minta nomor ponsel Ibu Linda. Setelah mendapatkan nomornya, saya kontak Ibu Linda, dan baru ketahuan ternyata orang yang saya cari duduk tidak jauh dari saya. Saya pun mendekati beliau, berkenalan, dan memberikan buku yang dia pesan. Senang bisa bertemu dengan Ibu Linda dan bisa berfoto bersama.
Melalui acara hari ini, saya belajar untuk membangun relasi dengan anggota komunitas PESTA dan berkomunikasi dengan orang yang baru saja yang saya temui. Saya berharap, lain kali bisa bertemu dengan sahabat-sahabat PESTA yang lain sehingga dapat meningkatkan tali asih di antara sesama anggota komunitas PESTA. 🙂
Cetak tulisan ini
April 29th, 2014 - 16:19
Maju terus tim PESTA dan makin dekat dengan anggota komunitasnya. Tuhan Yesus memberkati. 😉
May 2nd, 2014 - 13:21
Senang bisa bertemu Ibu Linda. Harap-harap lain waktu, bisa bertemu dengan anggota komunitas PESTA yang lainnya. 🙂
May 6th, 2014 - 14:36
Sebenarnya saya juga ikut hadir saat itu, tetapi tidak sampai selesai karena ada keperluan. Meski tidak secara langsung bertemu dan bertatap muka dengan Ibu Linda, saya sudah cukup senang karena salah satu staf PESTA yaitu Sdri. Amidya dapat bertemu dengan beliau. 🙂
May 2nd, 2019 - 19:04
kopi darat itu memang enak euy 😀
February 13th, 2020 - 09:04
Happy with PESTA community
February 13th, 2020 - 09:04
happy with the PESTA community