Blog SABDA
12Apr/135

AMD: Alkitab Mudah Dibaca

Jika ada orang bertanya pada saya, “Apakah hal terbesar yang terjadi dalam hidupmu hingga saat ini?” Saya akan menjawab, “Selain anugerah keselamatan dan pemeliharaan Tuhan lewat orang-orang yang saya kasihi, maka hal terbesar dalam hidup saya sampai saat ini adalah keterlibatan saya dalam proyek AMD.” Mungkin hal ini bukan saja yang terbesar, tetapi juga menjadi hal yang mendasari pertumbuhan iman saya dalam masa-masa yang akan datang.

Ada banyak kesan, pelajaran dan hal-hal yang luar biasa yang saya nikmati ketika mengerjakan proyek ini bersama rekan-rekan YLSA. Yang pertama, melalui proyek AMD ini Tuhan menunjukkan kepada saya bagaimana indahnya berjuang bersama-sama saudara seiman. Sering, ketika kami tengah makan siang bersama atau menikmati kudapan, saya mendengar dan ikut terlibat dalam obrolan-obrolan ringan mengenai kemajuan yang dicapai oleh masing-masing kelompok, kesulitan-kesulitan, bahkan pelajaran yang kami dapat hari itu.

Hal kedua yang saya dapat dari proses penyuntingan AMD ini adalah pengetahuan mengenai dunia dan kebudayaan zaman Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Pengetahuan-pengetahuan itu saya dapat terutama dari diskusi dan pelatihan yang diadakan selama dua minggu, dari tanggal 11-22 Februari, yang dibawakan oleh konsultan dari Bible League International (BLI). Dari presentasi-presentasi beliau mengenai sejarah budaya zaman kuno itulah saya bisa lebih memahami budaya dan kebiasaan yang melatarbelakangi penulisan Alkitab. Ada banyak “Momen Aha!” (ungkapan yang kami gunakan saat menemukan pemahaman baru) yang kami alami ketika mengupas istilah-istilah, kebiasaan-kebiasaan, dan sistem-sistem masyarakat yang berlaku pada zaman itu.

Selama dua minggu itu saya juga banyak belajar tentang ayat-ayat Alkitab beserta makna yang terkandung di dalamnya. Di satu sisi saya merasa “dikenyangkan” oleh penjelasan dan pengetahuan baru yang saya terima, tetapi di sisi lain juga semakin menyadari besarnya tanggung jawab yang dipikul di pundak para editor AMD. Bagaimana tidak? Ternyata susunan kalimat dan kata yang kurang tepat dalam suatu terjemahan bisa membuat pembaca Alkitab kehilangan akses ke dalam kekayaan firman Tuhan. Jika hal itu terjadi, maka itu adalah kesalahan kami! Selain pengajaran dan evaluasi, hampir setiap pagi kami juga menerima berkat melalui renungan singkat yang diberikan. Menurut saya, renungan-renungan yang diberikan sangat sederhana tetapi sangat dalam. Dalam renungan-renungan itu beliau sering menekankan bahwa tidak ada Allah yang bersembunyi di belakang Yesus, sebab Yesus adalah perwujudan Allah yang paling sempurna.

Pada hari Jumat (22/2), pelatihan AMD resmi selesai, itu berarti kami mulai memasuki babak baru. Kami harus melakukan ‘editing’ dengan lebih teliti dan sistematis untuk seluruh Perjanjian Baru, dan menyelesaikan alat-alat bantu (halaman-halaman tambahan) yang akan disertakan dalam Alkitab Mudah Dibaca ini, seperti misalnya catatan kaki, glosarium, referensi silang, dll.. Ini berarti kisah pengalaman saya mengedit AMD masih akan berlanjut. Saya berharap akan ada lebih banyak “Momen Aha!” yang akan saya dan rekan-rekan lain dapatkan. Saya berdoa semoga Tuhan memberikan lebih banyak lagi pelajaran yang mengubah hidup dan saya semakin merasakan anugerah Tuhan dalam proses-proses selanjutnya. Kerinduan saya pribadi adalah banyak orang bisa merasakan apa yang saya rasakan saat mengerjakan proyek ini; mengalami sentuhan firman Tuhan.

Yudo

Tentang Yudo

Yosua Setyo Yudo telah menulis 18 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (5) Trackbacks (0)
  1. Tuhan sungguh memberikan anugerah yang tak terhingga sehingga SABDA boleh mengambil bagian dalam proyek AMD. AMD akan menjadi salah satu ‘masterpiece’ pelayanan YLSA.

  2. Saya bersyukur dapat ikut terlibat dalam proyek AMD ini. Saat melakukan proses editing, saya mendapatkan banyak pelajaran dari Firman Tuhan melalui diskusi dengan rekan AMD (Setya) dan juga pelajaran tentang tata bahasa dan penulisannya. ^_^

  3. Proyek yang melelahkan, namun kelelahannya tidak seberapa dibandingkan dengan manfaatnya bagi penggenapan kerinduan hati Tuhan. Dengan hadirnya AMD ini, saya berdoa semakin banyak orang yang dapat mengenal Tuhan dengan mudah dan jelas… dan lebih dari itu dapat melakukan hal-hal yang membuat hati Tuhan senang.

    Senang bisa bertemu dengan Pak Yancy yang selama dua minggu memberikan banyak pengetahuan baru kepada saya dan teman2 YLSA, pula untuk Lusi yang setia menemani (meski beberapa saat pernah pulang lebih dulu juga sih… :p)

    Tetap semangat menyelesaikan proyek ini, sampai AMD-AMD tiba di tangan orang-orang yang membutuhkan ya! 🙂

    Imanuel *_^

  4. AMD akan menjadi versi terjemahan Alkitab baru yang ada di Indonesia…Wah…rasanya tidak sabar menunggu Alkitab beredar ditengah masyarakat, terutama bagi mereka yang mmebutuhkan. Ikut serta dalam proyek penerjemahan Alkitab seperti ini tidak pernah sekalipun ada di planning hidup saya. Apalagi, mendapatkan pelatihan langsung dari konsultan penerjemahan Alkitab yang menguasai bahasa asli Alkitab, dan diimpor langsung dari Amerika pula (sebut saja Mr. Yancy :D)…Saya sangat bersyukur karena jika bukan karena rencana Tuhan, saya tidak mungkin melalui momen-momen ‘Aha!’ dalam hidup saya. Untuk mengerjakan proyek ini, mau tidak mau (dan ngantuk tidak ngantuk) kami harus menggali kebenaran-Nya ayat per ayat, tapi itu tidaklah menjadi masalah karena, sungguuh…berjalan bersama kedalaman dan kebenaran Firman Tuhan itu memang…sesuatuuu bangeet! #susah diungkapkan dengan kata-kata 😀

  5. Bersyukur bisa ikut terlibat dalam proyek AMD ini 🙂

    Awalnya bingung waktu diminta untuk ikut terlibat karena saya tidak punya latar belakang sama sekali dalam pelayanan, pengeditan, apalagi dalam hal menerjemahkan Alkitab. Alkitab gitu loh, “who am i doing with ‘this?”. Tapi toh Tuhan yang amat baik itu, memberi saya kesempatan untuk ikut terlibat di dalamnya, sehingga sekarang saya malah amat sangat bersyukur bisa terlibat di dalam proyek ini.

    Selain manfaat dan berkat luar biasa dari AMD ke depan bagi banyak orang di negeri kita tercinta, saya sendiri mendapat banyak berkat di dalam pengerjaannya. Banyak belajar, tambah wawasan, tambah tahu, tambah “ngeh”, tambah mendalami Alkitab, tambah pencerahan (moment “aha” seperti kata Yudo), dan bertumbuh bersama teman-teman semua. Semua itu menjadi salah satu “golden moment” dalam hidup yang Tuhan boleh sediakan untuk saya, untuk semakin menyadari kebaikan-Nya dan juga untuk lebih memuliakan-Nya.

    Akhir kata, keep up the spirit guys, jalan AMD kita masih lumayan panjang 😉

    God Bless!


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.