Blog SABDA
7Mar/250

Mendapat Wawasan Baru dari Seminar #AITalks: “AI dan Bible Intake”

Halo, Sahabat SABDA! Apa kabar? Saya harap Sahabat SABDA semuanya tetap dalam lindungan Tuhan. SABDA kembali mengadakan #AITalks dengan tema AI dan Bible Intake pada 3 Februari 2025. Dalam diskusi ini, kita mengeksplorasi bagaimana Bible Intake disiplin rohani yang dianggap paling penting dalam kehidupan Kristen mengalami perubahan pada era digital dengan kehadiran kecerdasan buatan (AI). Seperti yang kita ketahui, Bible Intake bukan hanya tentang membaca dan mendengar firman Tuhan, tetapi juga mencakup menghafal, merenungkan, dan menerapkan ajaran Alkitab dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya AI, proses ini semakin dipermudah, tetapi juga menghadirkan tantangan tersendiri bagi pertumbuhan iman seseorang.

Dalam sesi ini, saya menyimak pemaparan materi AI dan Bible Intake secara mendalam yang disampaikan oleh Ibu Yulia dan Pak Max, Panelis tetap seminar #AITalks. Beberapa poin utama yang mereka bahas, seperti Analogy History of Food & History of Bible (bagaimana perkembangan sejarah makanan dapat dianalogikan dengan cara manusia menerima dan menyerap firman Tuhan), jenis-jenis Bible & Proses Bible (memahami berbagai jenis Alkitab dan bagaimana prosesnya dalam kehidupan Kristen), tantangan dan peluang AI dalam Bible Intake (bagaimana AI dapat membantu, tetapi juga berpotensi menghambat keterlibatan kita dalam firman Tuhan), dan kesiapan jasmani dan rohani.

Ibu Yulia menyoroti pentingnya kesiapan kita dalam menghadapi kemajuan teknologi, baik secara jasmani maupun rohani, dengan memberikan contoh-contoh nyata dari kehidupan sehari-hari. Bagi saya, secara keseluruhan, pembahasan ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana kita bisa menggunakan AI dengan bijaksana dalam perjalanan iman. Di sini, saya mendapatkan wawasan yang kaya tentang bagaimana AI dapat menjadi alat yang bermanfaat dalam Bible Intake, sekaligus tantangan yang perlu diwaspadai. Ibu Yulia dan Pak Max membahas dengan mendalam bagaimana perkembangan teknologi, terutama AI, memengaruhi cara kita menerima firman Tuhan, baik melalui analogi sejarah makanan, jenis-jenis Alkitab, serta kesiapan jasmani dan rohani dalam menghadapi perubahan ini.

Pada bagian selanjutnya, Pak Max memaparkan lebih dalam mengenai konsep Bible Intake, yang dijelaskan dalam buku Spiritual Disciplines for the Christian Life karya Donald S. Whitney. Ia menjelaskan bahwa Bible Intake bukan sekadar aktivitas rutin, tetapi sebuah disiplin rohani yang harus diterapkan secara sadar dan konsisten. Pak Max juga membahas konsep “Lapar Rohani”, yaitu kondisi ketika seseorang haus akan firman Tuhan, tetapi tidak memiliki kebiasaan yang sehat dalam “mengonsumsinya”. Beberapa poin yang ia jelaskan terkait hal ini meliputi mengapa kita harus menerapkan Bible Intake? Bagaimana cara “makan” Alkitab dengan benar? Cara menghindari “Lapar Rohani” dalam kehidupan sehari-hari, dan siklus digital SE (Scripture Engagement) dan penerapannya.

Sebagai penutup, Pak Max memperkenalkan berbagai dukungan Bible Intake dari SABDA, seperti web, situs, aplikasi, dan platform digital lainnya, yang membantu umat Kristen semakin dekat dengan firman Tuhan. Selain itu, penjelasan Pak Max tentang Bible Intake membuat saya belajar untuk disiplin rohani yang menekankan bahwa mendekatkan diri kepada firman Tuhan bukan sekadar rutinitas, tetapi membutuhkan kesadaran dan konsistensi. Konsep “Lapar Rohani” yang dibahas juga menjadi pengingat penting agar kita memiliki pola yang sehat dalam mengonsumsi firman Tuhan, terutama pada era digital ini.

Dengan berbagai dukungan dari SABDA, seperti aplikasi dan platform digital, AI bisa dimanfaatkan secara bijaksana untuk memperkaya perjalanan iman kita, tanpa menggantikan hubungan pribadi dengan Tuhan. Keseluruhan sesi ini mengajak kita untuk tetap berakar dalam firman Tuhan, sembari memanfaatkan teknologi dengan penuh kesadaran dan keseimbangan.

Acara ini menambahkan wawasan saya mengenai bagaimana AI dapat memengaruhi cara saya dan Anda menyerap firman Tuhan pada era digital. Pembahasan tentang Bible Intake terasa sangat relevan bagi kehidupan saya, terutama dengan perspektif yang kaya dari Ibu Yulia dan Pak Max. Penggunaan analogi, konsep “Lapar Rohani”, serta tantangan dan peluang AI dalam mendalami Alkitab sangatlah menarik dan mudah dipahami oleh saya. Secara keseluruhan, #AITalks ini memberikan gambaran yang jelas tentang manfaat dan tantangan AI dalam perjalanan iman kita. Bagaimana menurut Sahabat SABDA? Apakah AI sudah membantu atau justru menjadi tantangan bagi Bible Intake Anda?

Ni Putu Aurelia

Tentang Ni Putu Aurelia

Ni Putu Aurelia telah menulis 1 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (0) Trackbacks (0)

No comments yet.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.