Teologi untuk Semua Orang
Pada 21 April lalu, saya bersama Roma Marpaung diberi kesempatan untuk bertugas sebagai moderator dalam acara MLC Live yang berjudul “Teologi untuk Semua!”. Pada acara tersebut, saya bertindak sebagai moderator termin pertama yang membacakan pertanyaan-pertanyaan tertulis dari peserta, sementara Roma menjadi moderator termin kedua yang mengelola pertanyaan-pertanyaan peserta yang disampaikan secara langsung. Acara MLC Live kali ini sedikit berbeda karena Ibu Yulia Oeniyati, sebagai narasumber, menyampaikan materinya dalam format video yang telah dibagikan kepada peserta beberapa hari sebelum acara dan sebagian besar pertanyaan pun berasal dari formulir pendaftaran yang dikirim oleh peserta sehari sebelumnya. Dengan demikian, acara MLC Live kali ini murni difokuskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta, baik yang diajukan melalui formulir pendaftaran, maupun yang diajukan secara langsung.
Bagi saya, ini suatu pengalaman baru dan mungkin bisa menjadikan acara MLC Live menjadi lebih efektif. Pertama, karena pemaparan narasumber direkam dalam format video (lengkap dengan penampilan PowerPoint), peserta dapat belajar sesuai kecepatan mereka masing-masing. Mereka dapat menonton ulang, mengulangi bagian-bagian tertentu, sambil mencatat sebanyak mungkin informasi (dan pertanyaan terkait) tanpa takut tertinggal. Dengan kata lain, mereka memiliki kebebasan dalam mempelajari materi yang disampaikan sehingga lebih mudah mencerna dan memahaminya. Kedua, karena direkam dan tidak terganggu oleh masalah jaringan (yang sering kali menjadi momok bagi pertemuan daring), video materi ini memiliki kualitas yang lebih baik sehingga peserta dapat memahami materi yang disampaikan dengan lebih nyaman. Ketiga, karena sebagian besar peserta MLC Live sudah menonton video pemaparan materi pada hari sebelumnya, acara MLC Live bisa lebih difokuskan untuk tanya-jawab dengan narasumber dan interaksi dengan peserta lainnya sehingga dapat menambah pengetahuan peserta. Menurut saya, model MLC Live seperti ini juga menolong setiap pihak (narasumber dan peserta) untuk memiliki titik tolak yang sama sehingga interaksi saat live bisa lebih terbangun dan tidak OOT (Out Of Topic).
Melalui video pemaparan materi dan sesi tanya-jawab ini, saya juga banyak belajar. Beberapa pelajaran terkait materi yang paling berkesan untuk saya adalah pernyataan Ibu Yulia tentang betapa pentingnya memiliki pengetahuan teologi Kristen yang benar, yaitu agar kita bisa bertumbuh ke arah Kristus dan memiliki pandangan yang benar pula terhadap TUHAN, firman-Nya, pekerjaan kita serta dunia di sekitar kita. Berkali-kali pula, beliau menekankan betapa pentingnya memiliki teologi Kristen yang benar, terutama bagi kita yang mendapat kepercayaan untuk menuntun orang lain kepada TUHAN.
Meski tidak semua pertanyaan sempat dibacakan karena keterbatasan waktu, saya melihat adanya keinginan yang begitu besar dari para peserta untuk belajar teologi setelah mendengar pemaparan dan jawaban-jawaban Ibu Yulia terhadap pertanyaan mereka. Kiranya acara MLC Live ini semakin membakar semangat setiap peserta MLC Live sehingga mereka terus haus akan kebenaran dan diperlengkapi dengan pengetahuan yang benar tentang Allah.
Soli Deo gloria!
Leave a comment