SABDA AWARENESS
Setelah melewati masa percobaan dua bulan, akhirnya pada Desember 2019, saya resmi menjadi staf tetap di SABDA. Sebagai informasi, pendidikan formal terakhir saya adalah Agroteknologi. Jadi sebenarnya, saya sangat “kesasar” berada di SABDA. Namun, sejak dahulu, Tuhan menanamkan kecintaan terhadap bidang literatur dalam diri saya. Tuhan jugalah yang menanamkan kerinduan untuk melihat Kerajaan Allah dinyatakan di antara suku-suku bangsa, terutama di Indonesia. Saya terus mendoakan kerinduan tersebut, sampai kemudian saya mengenal SABDA melalui aplikasi Alkitab, Tuhan memberikan kesempatan kepada saya di SABDA. Puji Tuhan!
Saya masuk menjelang perayaan ultah ke-25 dan langsung dilibatkan untuk mengurus booth Alkitab Kuno yang memaksa saya untuk belajar kilat. Saya juga mengikuti pelatihan menjadi penerjemah yang baik, pembuatan infografik, dan dubbing, lalu dilanjutkan dengan menjadi salah satu dubber untuk video animasi Kingstone Indonesia. Saya juga belajar membuat halaman HTML dan juga dipercaya menjadi humas SABDA YLSA. Saya juga dilibatkan dalam roadshow SABDA ke GSPdI Joyotakan. Dan, tentu saja, yang paling saya sukai adalah pengalaman menulis resensi buku, entry blog, menulis caption, serta menerjemahkan artikel. Selain urusan pekerjaan, saya juga merasa sangat senang dengan atmosfer yang ada di SABDA dan merasakan suasana kekeluargaan yang hangat. Setiap pagi, ada persekutuan doa dan pendalaman Alkitab bersama. Pada siang harinya, kami makan bersama. Kami juga melakukan outing dalam rangka perpisahan dengan adik-adik magang, dan pada akhir November 2019, kami merayakan Thanksgiving dan mendekorasi kantor dalam rangka menyambut Natal. Bukan hanya suasana kekeluargaan yang membuat saya merasa at home di SABDA, tetapi juga karena saya melihat bahwa Tuhanlah yang menjadi fokus dalam setiap gerak dan langkah SABDA. Hal itu semakin meneguhkan saya untuk berkomitmen di sini.
Kini, masa dua bulan telah berlalu. Masa percobaan diakhiri dengan presentasi. Topik yang dipresentasikan haruslah topik yang bermanfaat bagi pelayanan SABDA, biasanya bersifat agak teknis di bidang keahlian sang pembawa materi. Oleh sebab itu, saya kesulitan menentukan topik karena rasanya pengalaman saya di laboratorium mikrobiologi tidak bermanfaat banyak bagi pelayanan SABDA. Saya juga kurang yakin kalau pengalaman saya yang hanya sedikit di bidang literatur dapat memberikan sesuatu yang baru bagi para penulis, editor, dan penerjemah berpengalaman di SABDA. Jadi, saya meminta usulan topik dari para pemimpin SABDA, dan diberi usulan tentang SABDA Awareness.
Pada awalnya, saya agak skeptis apakah saya mampu mempresentasikannya di hadapan seluruh staf yang tentunya lebih mengenal SABDA dibandingkan saya. Sejujurnya, saya sangat gentar dan khawatir. Namun, Tuhan mengingatkan bahwa ini bukan tentang saya, melainkan tentang Dia dan pekerjaan-Nya. Jika Tuhan mengizinkan hal ini terjadi, berarti Ia menganggapnya penting untuk dilakukan dan Dia pula yang akan memberikan hikmat dan membuka segala jalan. Dengan berbekal keyakinan tersebut, saya mulai belajar tentang SABDA. Salah satunya dengan mewawancarai beberapa pemimpin dan staf untuk menggali lebih dalam, baik tentang keberadaan, peran, dan juga panggilan SABDA di bidang biblika dan literatur Kristen. Singkat cerita, presentasi berlangsung tanpa saya menahan satu kata pun dan harapan saya bahwa SABDA Awareness dapat dimulai dari internal SABDA terlebih dahulu sebelum kemudian dapat ditularkan kepada orang lain. Penyebarluasan awareness ini bukan hanya menjadi tanggung jawab humas dan manajer media sosial, tetapi juga menjadi tanggung jawab semua staf SABDA. Akan tetapi, ada satu catatan penting, yaitu bukan SABDA, sebagai lembaga, yang perlu diperkenalkan kepada khalayak luas, melainkan visi dan Pemberi visinya yang harus menjadi sorotan setiap kali orang mendengar tentang SABDA. To God be the glory!
Jadi, di sinilah saya sekarang, menjadi staf SABDA sambil terus belajar banyak hal baru untuk mengembangkan kapasitas diri agar lebih leluasa dipakai oleh-Nya. I will always be grateful for this chance to serve and will never take it for granted. Tuhan memberkati kita sekalian.
Cetak tulisan ini
January 22nd, 2020 - 16:59
Selamat berkarya dan melayani Tuhan, ka Pingkan. God bless setiap project dan rencana yang akan dilaksanakan.
January 31st, 2020 - 17:07
Selamat melayani Tuhan, Ping. Semakin giat di ladang Tuhan. Gbu