Blog SABDA
25Apr/190

Suara SABDA: Suara Baru di YLSA

Oleh: N. Risanti + Yulia

“Publikasi tidak akan terbit lagi.” Berita pernyataan itu terus berdengung dalam kepala saya semenjak didengungkan awal Desember yang lalu. Kok? Yah, memang perubahan adalah hal yang biasa di YLSA, bahkan termasuk bentuk dan format struktur organisasi pelayanan pun bisa berubah. Namun, toh … kita-kita tetap juga terkejut dengan berita ini. Setelah bertahun-tahun Div. Publikasi menjadi salah satu pilar pelayanan YLSA, kini, seiring dengan perkembangan teknologi, penerbitan satu arah (e-publikasi) yang dikirim lewat email dilihat sudah tidak lagi relevan, atau paling tidak perlu dipikirkan ulang dan diminimalisir. Loh, kenapa? Ada beberapa alasan:

Pertama, pada era media sosial ini, ada perubahan kebiasaan dari pengguna internet dalam mengakses informasi. Media sosial telah menjadi sarana paling dominan dibandingkan dengan sarana-sarana lain. Pengiriman berita/informasi lewat email sudah tidak lagi menjadi sarana paling utama, bahkan banyak orang tidak lagi familiar dengan email. Semakin banyak orang beralih ke ingar bingar dunia media sosial yang tampilannya begitu menarik dan meriah. Kedua, bahan-bahan berupa teks tampaknya tidak lagi relevan pada era digital sekarang ini, khususnya untuk kaum milenial, alfa dan beta. Media serta segala sesuatu yang bersifat visual akan menjadi konten yang lebih diterima dan disukai. “Visual speaks louder,” begitu katanya. Kedua alasan di atas nyata sekali terlihat dari penurunan statistik jumlah pelanggan publikasi email kami dari tahun ke tahun.

Namun, di pihak lain, YLSA, yang selama puluhan tahun bergerak dalam pelayanan literatur teks (dari berbagai bidang pelayanan, seperti: doa, reformed, misi, penulis Kristen, kesaksian, kepemimpinan Kristen, konseling Kristen, wanita Kristen, biografi Kristen, pelayanan anak, dan pelayanan siswa), sudah memiliki sangat banyak bahan literatur yang terarsip di situs-situs publikasi YLSA. Sangat sayang jika tidak lagi diakses pelanggan hanya karena tidak lagi menarik tampilannya dan tidak ada gambar-gambarnya. Padahal isinya masih sangat bermanfaat, karena bahan-bahannya bermutu dan sangat alkitabiah. Itu sebabnya pula, selama tiga atau empat tahun belakangan, YLSA mulai banyak menggarap produk jalur baru dalam rupa media gambar, audio, ataupun video berdasar tren yang sudah bergeser ini. Selain itu, karena komunitas dan relasi akan menjadi sesuatu yang penting dalam pelayanan ke depan, maka pemimpin menganggap divisi publikasi akan lebih hidup kalau dilebur menjadi divisi komunitas.

Lalu, bagaimana dengan bahan-bahan teks yang berjumlah ribuan yang sudah ada di situs-situs YLSA? Akankah mereka menjadi sepi dan tidak lagi dikunjungi karena tidak lagi dianggap menarik? Untuk itu, kami mengambil langkah baru, yaitu mengolah kembali bahan-bahan teks lama menjadi produk dengan tampilan baru yang lebih menarik secara visual. Sebagai akibatnya, kami menghentikan penerbitan publikasi email dan tidak lagi fokus menambah bahan-bahan teks baru, tetapi mengolah kembali bahan-bahan lama untuk tampil baru. Sebagai cara mempromosikan bahan-bahan tampil baru ini, kami melebur 11 publikasi lama (Buletin Doa, e-Reformed, e-JEMMi, e-Penulis, KISAH, e-Leadership, e-Konsel, e-Wanita, Bio-Kristi, e-BinaAnak, dan e-BinaSiswa) menjadi satu publikasi baru yang kami namakan Publikasi Suara SABDA. Dengan kata lain, Suara SABDA menjadi representasi seluruh produk publikasi dan komunitas YLSA, yang juga terintegrasi dengan komunitas media sosial.

Tidak seperti publikasi-publikasi sebelumnya, SUARA SABDA terbit dalam format yang lebih cocok dengan cara pengguna mencari informasi. Terbit bertema, dua kali sebulan (minggu kedua dan keempat), dengan isi antara lain: artikel pilihan (artikel utama), bahan audio, PPT, infografis, video, quote, dan beragam produk komunitas pilihan (blog dan media sosial). YLSA berharap seluruh anggota komunitas YLSA dapat semakin dilayani dengan lebih baik, efektif, dan diperlengkapi dengan bahan-bahan alkitabiah yang bermutu melalui Suara SABDA.

Lalu, apakah berarti tidak ada lagi publikasi lain yang terbit? Masih ada beberapa publikasi YLSA yang terbit rutin karena mereka memiliki kepentingan yang berbeda. Contohnya, Berita YLSA, Berita PESTA, publikasi doa (KADOS, Open Doors, 40 Hari Berdoa bagi Bangsa), e-Humor, PA21, dan IT-4-GOD masih akan tetap terbit melalui jalur email.

Sebagai informasi, Suara SABDA sudah terbit perdana pada 23 Januari 2019. Kalau rekan-rekan ingin tahu lebih banyak tentang apa dan bagaimana Suara SABDA, silakan berkunjung ke arsip publikasi Suara SABDA. Jangan lupa untuk berlangganan dan mendukung pelayanan kami yang baru ini dalam doa, dana, dan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kami. Kalau rekan-rekan ada yang memiliki pertanyaan untuk diajukan terkait dengan Suara SABDA ini, silakan bertanya kepada redaksi Suara SABDA di: publikasi(at)sabda.org.

TGBTG!

Okti

Tentang Okti

Okti Nur Risanti telah menulis 47 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (0) Trackbacks (0)

No comments yet.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.