@SABDA: (Digital) Bible Engagement
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, bulan Oktober 2014 adalah bulan peringatan hari ulang tahun Yayasan Lembaga SABDA yang ke-20. Serangkaian aktivitas yang dinamakan dengan “@SABDA” diselenggarakan setiap hari Senin dan Rabu, pkl.18.30 – 21.00 di Griya SABDA selama bulan Oktober. Memang tidak semua kegiatan harus dihadiri oleh semua staf, karena itu staf boleh memilih kegiatan mana yang ingin diikuti sesuai dengan minatnya.
Salah satu acara “@SABDA” yang saya pilih untuk saya ikuti adalah “(Digital) Bible Engagement”, pada 13 Oktober 2014. Topik ini dipersiapkan oleh Ibu Yulia sehubungan dengan acara yang akan dibawakannya pada acara ulang tahun Renungan Harian yang ke-36 tahun di “Forum Katalis“. Saya mengikuti acara ini karena saya tertarik dengan topik yang dibawakan. Sebelumnya, saya berpikir, mengapa ada “pertunangan” dengan Alkitab? Bagaimana menjalin “pertunangan” dengan Alkitab? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu muncul di kepala saya sehingga saya sangat ingin mengikuti acara ini.
Ibu Yulia membawakan topik ini dengan cukup sistematis dan penjelasan yang bagus. Dimulai dari definisi istilah, sejarah, bentuk, akses, serta peran SABDA dalam menggerakkan “Bible Engagement”. Kata “engagement” yang biasanya diterjemahkan sebagai “pertunangan” dalam bahasa Indonesia ternyata mengacu pada sebuah relasi yang lebih serius dan adanya komitmen antara dua pihak. Begitu pula antara kita dengan Alkitab. Sebagai orang Kristen, sudahkah kita rajin membaca dan sungguh-sungguh mengenal firman Tuhan? Sudahkah kita memiliki komitmen untuk melakukan firman-Nya dalam kehidupan kita? “Bible Engagement” memiliki padanan frasa lain yaitu “Bible Discipline”. “Bible Engagement” sebenarnya adalah sebuah proses menuju pendisiplinan diri dan hidup yang menghidupi kebenaran firman Allah, yaitu Alkitab. Oleh Bu Yulia, sejarah Alkitab secara sederhana dibagi dalam tiga periode yaitu:
1. Sebelum abad 15: Alkitab Gulungan
2. Antara 1500 M – 2000 M: Alkitab Cetak
3. Sesudah abad 20: Alkitab Digital
Sebelum Guttenberg menemukan mesin cetak, Alkitab tidak dapat dibaca oleh banyak orang. Hanya kaum cendekiawan dan klerus (golongan rohaniawan) yang bisa membaca Alkitab. Dengan adanya teknologi mesin cetak, pada masa Reformasi, Alkitab dicetak dalam jumlah yang lebih banyak sehingga Alkitab dapat dimiliki oleh lebih banyak orang dari sebelumnya. Kini, di abad “postmodern”, bukan lagi hal yang sulit untuk memiliki Alkitab. Alkitab di era digital (dengan multi platform) dapat diakses dengan mudah kapan saja, di mana saja, dan oleh siapa saja.
Apakah “Bible Engagement” masih dilakukan di era digital? Harusnya ya, bahkan harusnya lebih sering karena setiap orang sekarang mendapat akses untuk membaca, belajar, dan menggali Alkitab dengan lebih mudah. Tetapi pada kenyataannya, dalam sebuah slide survei yang ditunjukkan oleh Bu Yulia, terlihat hanya 19% orang Kristen yang membaca Alkitab setiap hari (itu pun di negara yang notabene negara Kristen). Dari slide survei lain ditunjukkan juga bahwa banyak orang Kristen yang mengalami hidup yang penuh ketakutan dan kekhawatiran, tidak mengasihi, sering jatuh dalam pencobaan, hidup rohani yang mandeg, dan tanda-tanda hidup yang tidak berkemenangan.
Hasil survei itu memberi kesimpulan bahwa “Bible Engagement”, atau berinteraksi dengan Alkitab dan bertemu dengan Allah melalui Firman-Nya, sangatlah penting bagi orang Kristen. Di situlah kunci untuk mendapatkan hidup yang berpusat pada Alkitab dan hidup yang berkemenangan. Pada kesempatan ini, Ibu Yulia juga menyampaikan metode-metode klasik “Bible Engagement”, yaitu: Hearing the Bible, Reading the Bible, Studying the Bible, Meditating the Bible, Memorizing the Bible, Praying/Singing the Bible, Doing/Applicating the Bible, dan Preaching the Bible. Dengan banyaknya produk YLSA yang berpusatkan pada Alkitab, melakukan metode-metode ini menjadi suatu keniscayaan.
Selain itu, YLSA juga menyediakan Alkitab Yang Terbuka untuk menolong masyarakat luas memiliki Alkitab yang setia, jelas dan relevan bagi zaman ini. Metode yang dikenal dengan singkatan “SABDA” (Simak, Analisa, Belajar, ber-Diskusi dan ber-Doa, Aplikasi) juga menjadi gerakan yang diperkenalkan oleh YLSA untuk mendorong semakin banyak orang membaca dan belajar Alkitab. YLSA juga mendukung penyebaran Alkitab dalam format digital secara luas, sesuai dengan visi SABDA, yaitu “Bible Everywhere”, dengan menyediakan situs Alkitab SABDA, Software Alkitab SABDA, CD Alkitab Audio, DVD Dengar Alkitab, aplikasi-aplikasi Alkitab Karaoke dan Renungan PSM, dan lain-lain, diharapkan dapat menolong setiap orang Kristen giat melakukan “(Digital) Bible Engagement” dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari.
Pertanyaannya sekarang, maukah kita mengambil komitmen dan keputusan untuk melakukan disiplin berinteraksi dengan Firman-Nya? Maukah kita melakukan “pertemuan” dengan Tuhan melalui Alkitab sehingga hidup kita berpusatkan pada Alkitab? Mari kita mulai melakukan Bible Engagement dan biarlah kita mengalami dan menikmati hidup yang diubahkan.
Soli Deo Gloria!
Cetak tulisan ini
September 10th, 2015 - 15:22
setiap orang percaya perlu terus berelasi dengan firman Allah di mana pun dan kapan pun. Relasi kita dengan firman-Nya menjadi salah satu kunci untuk orang percaya bisa bertumbuh dengan sehat. Bersyukur kepada YLSA yang terus memberikan menciptakan sarana-sarana yang mendukung pertumbuhan dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Semoga semakin banyak orang terberkati!