Pada suatu siang, tiba-tiba saya mendengar suara Mbak Evie memanggil nama-nama beberapa orang, termasuk nama saya. Kami yang dipanggil diminta menuju ke Griya SABDA. Ada apa di Griya SABDA siang itu?

Rupanya, siang itu saya dan beberapa orang staf YLSA yang baru akan mendapatkan training HRD melalui sebuah film. Film yang akan kami tonton kali ini adalah salah satu episode dari serial televisi Amerika berjudul “Leverage”. Leverage sendiri berarti “Pengungkit”. Film ini mengisahkan tentang sebuah kelompok yang terdiri dari lima orang. Empat dari lima orang tersebut adalah orang-orang yang mempunyai reputasi buruk tapi memiliki kemampuan-kemampuan unik yang hebat. Sedangkan orang yang kelima, adalah pemimpinnya. Pemimpin ini memiliki reputasi baik karena kejujurannya. Dalam film ini, kelima orang tersebut bahu-membahu menolong orang-orang yang diperlakukan secara tidak adil. Melalui kepemimpinan seorang yang jujur, ternyata 4 orang yang dulunya pelaku-pelaku kriminal, akhirnya dapat memiliki tujuan hidup yang lebih baik. Apa yang bisa dipelajari dari film?

Di sini, kami belajar mengenai kerja sama atau ‘teamwork’. Kelima tokoh utama dalam film tersebut memiliki kemampuan yang berbeda-beda, termasuk segala kelebihan dan kekurangannya. Dalam sebuah ‘teamwork’, sudah tidak ada lagi unsur “saya” dan “kamu”, yang ada adalah “kita”. Dalam tim, keberhasilan atau kegagalan yang dialami tidak hanya menjadi tanggung jawab pribadi, tetapi juga tanggung jawab kelompok. Demikian juga dalam lingkungan pekerjaan. Dalam satu kantor ada banyak orang yang memiliki kemampuan, posisi dan motivasi yang berbeda-beda. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Mungkin ada yang sangat teliti menghitung uang, tapi kurang cakap mengedit tulisan. Demikian pula sebaliknya. Perbedaan-perbedaan ini jika disatukan dan diarahkan, akan dapat saling mendukung dan melengkapi sehingga tercapai hasil yang lebih baik.

Sosok pemimpin dalam sebuah tim sangat memegang peranan penting. Pemimpin harus bisa memadukan semua kemampuan anggota-anggotanya dan mengaturnya untuk satu tujuan yang ingin dicapai. Pemimpin juga harus memiliki jangkauan pemikiran yang lebih luas daripada anggota-anggotanya sehingga dia selalu siap sedia menangani masalah-masalah yang muncul dengan cepat. Di sisi lain, anggota sebuah tim harus rela berada dibawah komando pemimpinnya supaya terjadi keharmonisan dan tidak ada tumpang tindih dalam menjalankan tugas yang berujung kepada saling menyalahkan. Yang hebat dalam film ini, 4 anggota tim memiliki motivasi yang buruk dan sulit bekerja sama satu dengan yang lain, tetapi pemimpin tim ini berhasil memberi motivasi yang luhur sehingga mereka akhirnya belajar peduli terhadap sesama anggota tim, dan bahkan mau bekerjasama untuk menolong orang lain.

Itulah yang saya pelajari dari film “Leverage” ini. Saya harap, saya bisa menerapkan inspirasi film ini dalam pelayanan dan pekerjaan saya.