Jika ada orang bertanya pada saya, “Apakah hal terbesar yang terjadi dalam hidupmu hingga saat ini?” Saya akan menjawab, “Selain anugerah keselamatan dan pemeliharaan Tuhan lewat orang-orang yang saya kasihi, maka hal terbesar dalam hidup saya sampai saat ini adalah keterlibatan saya dalam proyek AMD.” Mungkin hal ini bukan saja yang terbesar, tetapi juga menjadi hal yang mendasari pertumbuhan iman saya dalam masa-masa yang akan datang.

Ada banyak kesan, pelajaran dan hal-hal yang luar biasa yang saya nikmati ketika mengerjakan proyek ini bersama rekan-rekan YLSA. Yang pertama, melalui proyek AMD ini Tuhan menunjukkan kepada saya bagaimana indahnya berjuang bersama-sama saudara seiman. Sering, ketika kami tengah makan siang bersama atau menikmati kudapan, saya mendengar dan ikut terlibat dalam obrolan-obrolan ringan mengenai kemajuan yang dicapai oleh masing-masing kelompok, kesulitan-kesulitan, bahkan pelajaran yang kami dapat hari itu.

Hal kedua yang saya dapat dari proses penyuntingan AMD ini adalah pengetahuan mengenai dunia dan kebudayaan zaman Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Pengetahuan-pengetahuan itu saya dapat terutama dari diskusi dan pelatihan yang diadakan selama dua minggu, dari tanggal 11-22 Februari, yang dibawakan oleh konsultan dari Bible League International (BLI). Dari presentasi-presentasi beliau mengenai sejarah budaya zaman kuno itulah saya bisa lebih memahami budaya dan kebiasaan yang melatarbelakangi penulisan Alkitab. Ada banyak “Momen Aha!” (ungkapan yang kami gunakan saat menemukan pemahaman baru) yang kami alami ketika mengupas istilah-istilah, kebiasaan-kebiasaan, dan sistem-sistem masyarakat yang berlaku pada zaman itu.

Selama dua minggu itu saya juga banyak belajar tentang ayat-ayat Alkitab beserta makna yang terkandung di dalamnya. Di satu sisi saya merasa “dikenyangkan” oleh penjelasan dan pengetahuan baru yang saya terima, tetapi di sisi lain juga semakin menyadari besarnya tanggung jawab yang dipikul di pundak para editor AMD. Bagaimana tidak? Ternyata susunan kalimat dan kata yang kurang tepat dalam suatu terjemahan bisa membuat pembaca Alkitab kehilangan akses ke dalam kekayaan firman Tuhan. Jika hal itu terjadi, maka itu adalah kesalahan kami! Selain pengajaran dan evaluasi, hampir setiap pagi kami juga menerima berkat melalui renungan singkat yang diberikan. Menurut saya, renungan-renungan yang diberikan sangat sederhana tetapi sangat dalam. Dalam renungan-renungan itu beliau sering menekankan bahwa tidak ada Allah yang bersembunyi di belakang Yesus, sebab Yesus adalah perwujudan Allah yang paling sempurna.

Pada hari Jumat (22/2), pelatihan AMD resmi selesai, itu berarti kami mulai memasuki babak baru. Kami harus melakukan ‘editing’ dengan lebih teliti dan sistematis untuk seluruh Perjanjian Baru, dan menyelesaikan alat-alat bantu (halaman-halaman tambahan) yang akan disertakan dalam Alkitab Mudah Dibaca ini, seperti misalnya catatan kaki, glosarium, referensi silang, dll.. Ini berarti kisah pengalaman saya mengedit AMD masih akan berlanjut. Saya berharap akan ada lebih banyak “Momen Aha!” yang akan saya dan rekan-rekan lain dapatkan. Saya berdoa semoga Tuhan memberikan lebih banyak lagi pelajaran yang mengubah hidup dan saya semakin merasakan anugerah Tuhan dalam proses-proses selanjutnya. Kerinduan saya pribadi adalah banyak orang bisa merasakan apa yang saya rasakan saat mengerjakan proyek ini; mengalami sentuhan firman Tuhan.