Blog SABDA
4Jan/133

Hidup untuk Melayani

Oleh: Anni Boestami*

Shalom sahabat YLSA!

Saya adalah seorang ibu rumah tangga dan sudah cukup lama ditempatkan Tuhan di negara asing yang jauh dari Indonesia, sejak tahun 1982. Latar belakang saya adalah dari keturunan penganut agama Buddha, tetapi sejak kecil saya bersekolah di sekolah Katolik. Puji Tuhan, atas anugerah-Nya, pada tahun 1995 saya menjadi pengikut Kristus. Saya dilahirkan baru dan menjadi ciptaan baru serta percaya pada Kristus Yesus. Tapi yang terindah adalah sekarang saya juga dipanggil untuk melayani Dia.

Awal dari pelayanan saya dimulai hanya sebagai pembantu di belakang mimbar, di sebuah gereja Indonesia di Belanda, di mana Tuhan melahirbarukan saya. Saya sangat senang sekali membantu pekerjaan-pekerjaan di gereja — membuat ‘sheets’ penayangan lagu-lagu pujian, menjemput/mengantar para tamu hamba Tuhan, atau memakai rumah saya untuk persekutuan doa dan lain sebagainya. Setelah beberapa tahun, Tuhan memberikan pelayanan menjadi singer (meskipun suara saya dibilang pas-pasan saja) dan juga mengoperator LCD. Saya mulai belajar bahwa Tuhan mau pakai saya bukan karena saya mampu atau bisa, tetapi karena hati saya senantiasa penuh sukacita ketika melakukan pekerjaan di gereja sehingga Tuhan menambah-nambahkan karunia pada saya. Saya hanya berdoa, “Ya Tuhan, saya mau dipakai sebagai alat-Mu.” Tuhan menginginkan kerelaan hati kita, apakah kita mau atau tidak dipakai Tuhan. Kita selalu diberikan pilihan, karena Allah tidak pernah memaksa kita.

Pada awal tahun 2001, saya dan suami harus pindah ke Jerman. Saya percaya bahwa Tuhan punya rencana. Karena saya sebenarnya “tidak mau”. Tapi kenyataan saya tidak dapat menghindar apalagi menolak. Saya tidak suka perubahan lingkungan hidup, apalagi saya tahu tempat baru itu tidak ada gereja berbahasa Indonesia karena tempat tersebut adalah kota kecil. Saya berpikir bagaimana saya bisa berjemaat apalagi melayani Tuhan? Apa yang saya takuti dan khawatirkan itu ternyata adalah rencana Tuhan yang terbaik dalam hidup kami.

Singkat cerita setelah saya tinggal di Jerman, datanglah mantan gembala saya untuk mengunjungi kami. Maksud kunjungan beliau adalah untuk menceritakan bahwa Tuhan sudah menjawab apa yang menjadi kerinduannya bertahun-tahun, yaitu menanamkan gereja pos di kota di mana kami bertempat tinggal. Selama ini belum terlaksana karena dibutuhkan pekerja yang mau dan dapat mengurusnya. Ketika kami ditanya, dengan penuh sukacita, kami menerimanya dan langsung saat itu kami didoakan dan ditahbiskan menjadi pengurus. Kami tidak tahu bagaimana harus mengawali pelayanan gereja yang belum ada karena hanya kami berdua saja, dan 2 orang lagi kenalan kami. Kami juga melihat tidak banyak orang Indonesia berada di kota ini. Ke mana ya saya mencari jiwa-jiwa untuk Tuhan? Tidak mungkin saya mencari bangsa Jerman, saya sendiri masih asing dan belum bisa berbahasa Jerman sedikit pun. Tapi kerinduan saya untuk melayani Tuhan sangat besar, maka saya memberanikan diri berdiri di stasiun, mungkin saja Tuhan pertemukan saya dengan beberapa orang Indonesia. Tapi, saya tidak menemukan seorang pun dari Indonesia.

Pelayanan perintisan gereja pos diawali dengan mengadakan KKR Natal, kami menyebarluaskan undangan dengan menempelkan flyer-flyer di toko Asia. Siapa tahu ada orang Indonesia yang berbelanja di situ dan melihatnya. Puji Tuhan! KKR berjalan dengan baik dan ternyata ada juga orang-orang Indonesia yang datang. Sejak itulah Tuhan mulai berkarya, Tuhan menambahkan jiwa-jiwa yang mau digembalakan. Saya tahu benar, semua ini berkat doa-doa yang dijawab Tuhan. Hampir dikatakan setiap tahun Tuhan tambahkan jiwa-jiwa baru. Pertama hanya 2 orang saja, puji Tuhan sekarang Tuhan telah memberikan 22 anggota jemaat, belum yang simpatisan jemaat (belum mau digembalakan). Bila ada perayaan di gereja, jumlah orang Indonesia yang hadir ada sekitar 50 -– 60 orang.

Banyak jemaat adalah para pelajar dari Indonesia. Bila mereka telah selesai masa studinya, maka mereka akan kembali ke Indonesia. Tapi puji Tuhan, Tuhan selalu mendatangkan pekerja lain sebagai penggantinya. Tuhan yang memiliki pekerja-pekerja itu, jadi kami hanya dapat memintanya dan Tuhan menjawab doa kami. Sejak tahun 2006, kami telah diresmikan menjadi Gereja Satelit, dan awal tahun 2011 kami pun mulai memberikan pelayanan Sekolah Minggu karena mulai banyak anak-anak kecil, dan mereka juga membutuhkan bimbingan rohani supaya bertumbuh mengenal Tuhan. Puji Tuhan! Saya belum lama ini memperoleh sebuah DVD Library SABDA Anak dari YLSA yang sangat membantu pelayanan kami di Sekolah Minggu. Sebelum kami memperolehnya, kami sering mencari gambar-gambar atau artikel pengajaran di situs SABDA juga. Jadi dengan adanya DVD ini, semakin mempermudah mencari bahan yang kami butuhkan. Kami sangat bersyukur kepada Tuhan karena melalui YLSA, pelayanan anak di gereja kami semakin diperlengkapi dan sangat membawa berkat bagi kami semua. Kami percaya Tuhan akan semakin memberkati pelayanan di YLSA. Amin!

Puji syukur! Bila kita masih dapat melayani Tuhan, semua itu adalah dari Dia dan hanya bagi Dia, Tuhan Yesus Kristus. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan! Amin.

Tuhan Yesus memberkati!

Dalam kasih, doa dan pelayanan-Nya,


*Anni adalah mitra YLSA yang aktif dalam pelayanan di Jerman.

Tentang Penulis Tamu

telah menulis 194 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (3) Trackbacks (0)
  1. Salam kenal Bu Anni..
    Senangnya, Ibu telah bergabung dengan YLSA dan banyak membantu pelayanan YLSA khususnya di Grup WWG.

    Tetap semangat melayani di dunia nyata dan maya, ya Ibu Anni 😉

  2. Dear ibu Setya,

    Salam kenal juga ya.

    Puji Tuhan! sekiranya tulisan kesaksian saya dapat menjadi berkat bagi banyak orang.

    Selamat melayani juga ya untuk Ibu Setya. Tuhan Yesus memberkati!

  3. Oke, Ibu Anni. Terima kasih untuk doa dan dukungan Ibu.
    Doa saya, Tuhan Yesus menyertai Ibu dan keluarga selalu.

    Salam dari kami di Indonesia 🙂


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.