Blog SABDA
9Apr/124

YLSA Membantu Pelayanan STEMI Surabaya

Oleh: Agustina Hariyati R.*

Apa yang terlintas di benak Anda saat ditanya tentang apa yang bisa kita berikan kepada anak-anak untuk bekal mereka menghadapi hari depan? Memberikan pendidikan terbaik dengan memasukkannya ke sekolah favorit? Memberikan fasilitas selengkap mungkin? Menyediakan semua keperluannya dengan berlimpah? Sebenarnya, kita tahu bahwa itu bukan cara terbaik, meskipun pada umumnya orang melakukan hal seperti ini. Tim pelayanan anak dari Stephen Tong Evangelical Ministry International (STEMI) Surabaya rupanya sadar betul akan hal ini. Apa yang dilakukan tim ini?

Akhir Maret 2012 lalu, tim pelayanan anak dari STEMI Surabaya mengadakan KKR Siswa di Solo dan sekitarnya. Selama dua hari, ada 6 kali kebaktian disertai pertunjukan panggung boneka. Salah satu acara KKR yang saya ikuti bertempat di halaman parkir GKI Nusukan. Peserta adalah siswa-siswa Sekolah Dasar Negeri di sekitar wilayah Nusukan. Teman-teman dari YLSA membantu persiapan dan pelaksanaan acara tersebut. Dan hasilnya ada sekitar 500 anak hadir menerima berita Injil.

Kebaktian diadakan dua kali, yang pertama dimulai pukul 8 pagi dihadiri 250 siswa dari 8 SDN. Cukup pagi, sehingga tim panggung boneka sudah harus mempersiapkan semuanya sejak malam sebelumnya. Ketika saya datang Sabtu pagi itu, panggung boneka sudah selesai disiapkan, tinggal menambah kursi-kursi yang masih kurang. Kelompok yang kedua dimulai pukul 10 pagi, diikuti oleh dua SD Kristen di wilayah sekitar Nusukan. Jumlah siswa yang hadir ada 250 orang dan mereka harus diangkut dengan bus besar dan kecil karena lokasi sekolah yang agak jauh dari GKI Nusukan.

Selama acara berlangsung, anak-anak terlihat antusias menyanyi dan menonton pertunjukan panggung boneka. Mereka bukan membawakan sekadar dongeng, tetapi kisah yang menggambarkan kemerdekaan ketika kita menerima pengampunan. Tema cerita ini ditegaskan lagi dengan firman Tuhan yang disampaikan oleh Ibu Mercy dari Tim STEMI Surabaya. Acara KKR ini pasti menjadi pengalaman berbeda bagi anak-anak itu, karena bukan sekadar menonton pertunjukan, tapi mendengar berita Injil: Tuhan Yesus mati di kayu salib untuk membebaskan kita dari hukuman dosa. Pengalaman mengenal Tuhan Yesus secara pribadi ini bukan hanya milik orang dewasa. Anak-anak pun memerlukannya dan bisa diajar untuk mengerti hal ini. Meskipun acara cukup lama, sekitar dua jam, cara penyampaian Firman yang jelas membuat anak-anak betah mendengarkan. Kalaupun ada satu-dua anak yang berisik, dengan tegas Ibu Mercy segera menenangkan. Di akhir acara, anak-anak diajak berdoa dan mengisi kartu keputusan. Sangat menarik, melihat anak-anak kecil yang bahkan masih kesulitan membaca, bersemangat mengisi kartu keputusan iman.

Saya kagum melihat anggota Tim Panggung Boneka yang sebagian besar terdiri dari ibu-ibu. Mereka bekerja dengan cekatan. Semua kesibukan ini mengingatkan saya ketika masih mengajar di sekolah minggu dulu. Benih-benih iman yang saya dapat sejak kecil, yang kemudian saya teruskan ke adik-adik di sekolah minggu, terus bertumbuh dan menjadi dasar iman percaya saya di dalam Kristus. Bahkan ketika di akhir 1990-an, saya mengalami masalah dan undur dari pelayanan, hidup jauh dari Tuhan, dasar iman itu terus menjaga saya sehingga saya tidak jatuh lebih dalam lagi. Setelah melalui berbagai masalah, selama sekitar 7 tahun, saya disadarkan dan akhirnya kembali pada jalan Tuhan. Kalau sekarang saya diberi kesempatan lagi untuk menggunakan talenta yang Tuhan berikan untuk melayani Dia, ini semua hanyalah anugerah.

Benih-benih iman yang ditaburkan itu merupakan bekal terbaik yang saya peroleh. Ketika kita tidak mungkin terus menjaga anak-anak kita, ada satu hal yang bisa kita lakukan. Perkenalkan dia pada Juru Selamat, maka tangan Allah Yang Mahakuasa itu akan terus menjaga mereka. Amin.


*Agustina Hariyati R. adalah penerjemah di Yayasan Lembaga SABDA yang sedang menjalani masa percobaan.

Tentang Penulis Tamu

telah menulis 195 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (4) Trackbacks (0)
  1. Saya bersyukur karena KKR ini bisa berlangsung dengan lancar 🙂 Kiranya melalui acara semacam ini (panggung boneka), anak-anak dapat semakin mengenal firman Tuhan dan lebih tekun lagi di dalam-Nya. Semangat!!! 🙂

  2. Seru ya, Mbak Atik.. ikut melayani di KKR Panggung Boneka seperti ini.

    Seumur-umur baru kali ini bisa ngeliat panggung boneka yang “well-prepared”.. jadi pengen ngikutin jejak mereka. Ibadah kebangunan ini sangat serius di hadapan Tuhan. Anak-anak diajak untuk benar-benar menghargai hadirat Tuhan. Pembicaranya juga sangat berkharisma dalam menyampaikan kebenaran firman Tuhan.

    Senang melihat anak-anak yang digerakkan oleh Roh Kudus untuk meresponi ajakan pembicara untuk menyerahkan diri dan masa depan mereka kepada Tuhan. Harapanku mereka tetap terjaga di dalam tangan kuasa Tuhan, sehingga 10-12 tahun yang akan datang mereka benar-benar dipakai Tuhan secara luar biasa… syukur-syukur ada dari antara mereka yang menjadi hamba Tuhan fulltime. Amin.

    Senang bisa bersama-sama dengan mbak Atik juga. Tetap semangat melayani bersama-sama YLSA ya. 🙂

    • Sunggu saya diberkati, mengajar anak-anak harus dengan hati Kristus dan Kreasi Kristus. Anak-anak SDN Nayu barat 2 sangat diberkati. Mereka bahkan terus berkata “Jangan Lupa”!!! Bebeknya… hehe…

      Terima kasih Tuhan, Kau utus mereka demi kami. AMIN

  3. Salam kenal Pak Amsal,

    Wa… begitu ya, respons anak-anak? Masih ingat banget apa yang mereka dengar… Apa kabar anak-anak Nayu Barat 2, Pak? Apakah setelah mereka ikut ibadah tersebut ada perubahan sikap dan tingkah laku yang kentara?

    Tetap semangat dalam membimbing mereka, ya Pak. Tuhan memberkati.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.