Senang sekali saya bisa menyapa dan berkenalan dengan para pengunjung Blog SABDA. Nama saya Berlin dan mulai bergabung sebagai staf penuh waktu di YLSA pada 1 Maret 2012.

Sebelum bergabung dengan YLSA, saya bekerja sebagai editor di sebuah penerbit di Jakarta Pusat. Pada Juni 2011, saya dan istri memutuskan untuk pindah ke Solo, meninggalkan semua pekerjaan saya di Jakarta walaupun belum memiliki kepastian pekerjaan di Solo. Saya bersyukur menemukan lowongan di YLSA. Puji Tuhan, setelah menjalani tes tertulis dan wawancara saya diterima untuk untuk menjalani masa percobaan selama 2 bulan.

Dalam masa percobaan itu, sedikit demi sedikit saya mulai belajar tentang pelayanan yang dikerjakan YLSA. Bagi saya, hal yang paling menarik adalah banyaknya informasi baru dan sumber bahan yang bisa saya dapatkan untuk membantu perkembangan rohani dan pengetahuan saya tentang kekristenan. Saya di sini mengalami proses “belajar melayani”, mengingat sebelumnya saya belum pernah terlibat dalam “pelayanan yang sesungguhnya”. Banyak hal baru yang saya pelajari, termasuk salah satunya adalah menulis blog. Karena itu saya akan pakai kesempatan menulis blog ini untuk menceritakan tentang STEMI yang mengadakan KKR siswa di Solo pada Februari 2012 yang lalu. Saya senang sekali karena akhirnya saya tidak hanya menjadi penikmat tulisan orang lain, tapi saya juga bisa menulis untuk dibaca dan menjadi berkat bagi orang lain.

Bulan Februari yang lalu merupakan hari-hari yang (lebih) sibuk bagi semua staf YLSA, pasalnya tanggal 16-21 Februari YLSA, bersama dengan STEMI (Steven Tong Evangelical Ministry International) Jawa Tengah dan PRII (Persekutuan Reformed Injili Indonesia) Solo, mengadakan kebaktian kebangunan rohani (KKR) siswa di banyak sekolah di Solo dan sekitarnya; mulai dari anak-anak SD sampai dewasa. Enam hari berturut-turut Tim STEMI Jawa Tengah, di bawah tanggung jawab Pdt. Agus Marjanto, berkeliling memberitakan Kabar Baik, khususnya kepada siswa-siswa. Selain KKR, juga diadakan 2 seminar: Teologi Cinta, Sex dan Pernikahan — untuk anak-anak muda, dan Menumbuhkan Konsep Diri Anak yang Sehat — untuk para guru dan orang tua murid.

Menjelang hari KKR tiba, kesibukan semakin meningkat di YLSA (yang dalam kesehariannya memang sudah selalu sibuk). Kami membentuk beberapa tim survei yang tugasnya adalah menjalin relasi dengan sekolah-sekolah yang akan dilayani. Awalnya, staf yang bersedia ikut survei diberi pengarahan secara teori, lalu ikut survei dengan Ibu Yulia, dan baru setelah itu kami pergi sendiri berdua-dua. Dari mendengar sharing teman-teman yang sudah pergi survei banyak yang menjadi antusias melihat kerinduan guru-guru untuk sekolahnya dilayani. Tapi ada juga yang kecewa karena pihak sekolah tidak memberikan izin. Bagi saya pribadi, ada pengalaman baru yang saya dapatkan, khususnya ketika berinteraksi dan menjalin hubungan dengan orang-orang yang belum pernah saya jumpai sebelumnya. Tapi pengalaman yang menarik adalah ketika saya berkunjung ke sekolah saya “doeloe” ketika masih di SD Ngoresan 80. Setelah meninggalkannya selama kurang lebih 20 tahu, tentu saja tidak ada satu guru pun yang masih saya kenal. Meski demikian, saat menawarkan pelayanan di sekolah tersebut, guru agama Kristen dan kepala sekolahnya tampak antusias menerimanya. Saya senang pada akhirnya saya berbuat sesuatu untuk sekolah saya dulu. Sayangnya, beberapa hari sebelum hari-H sekolah saya itu membatalkan acara KKR karena alasan tertentu. Saya harap masih ada kesempatan lain untuk melayani di sana.

Pada hari “H”nya, hampir semua staf YLSA terjun ke lapangan, pergi ke sekolah-sekolah. Pada hari pertama, saya mendapat giliran untuk siap di sekolah pkl 06.00 pagi karena KKR dimulai pukul 06.30. Itu artinya saya harus bangun lebih awal. Hmmm …. ngantuk sih, tapi senang karena mau memberikan waktu berharga saya untuk melayani Tuhan. Teman-teman yang lain juga pergi menuju ke sekolah-sekolah yang berbeda, ada yang pagi ada juga yang siang. Dalam satu hari, masing-masing kami bisa pergi ke dua atau tiga sekolah. Total siswa yang dilayani selama 16 — 21 Februari 2012 hampir 8.000 orang (dari sekitar 90-an sekolah di Solo).

Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari pelayanan KKR siswa ini, mulai dari perencanaan, persiapan, administrasi, materi yang disampaikan, kerja sama tim, dan banyak lagi. Bukan hal yang mudah untuk menarik perhatian anak-anak, khususnya mengenai hal-hal rohani. Dari KKR ini saya belajar beberapa unsur yang diperlukan dalam mengajar anak, seperti ketegasan, kelucuan, interaksi, dan teknik penyampaian. Secara pribadi saya juga sangat diberkati dengan seminar tentang konsep diri anak yang diselenggarakan hari Jumat sore, yang dibawakan oleh Ev. Sariwati. Seminar itu menambahkan bekal bagi saya untuk mendidik anak-anak saya dengan lebih baik, dan juga memperbaiki hal-hal yang salah yang selama ini tidak saya sadari saya lakukan.

KKR memang sudah selesai sekarang, tetapi kami masih memiliki tugas untuk menjalankan follow up-nya. Dari SABDA sendiri, kami membagikan paket SABDA_Care kepada guru-guru dan gereja yang terlibat dalam KKR ini. Isi paket tersebut adalah DVD Library SABDA Anak (4,37G), Alkitab Audio PB dan PL, program “Anda Punya Waktu” (mendengarkan Alkitab dalam 40 hari, 60 hari, dan 90 hari), buklet kecil “Hatiku Rumah Kristus”, stiker SABDA, dan brosur berlangganan publikasi YLSA. Sharing dari teman-teman yang membagikan paket SABDA_Care ini sangat membesarkan hati, karena guru-guru sangat senang sekali mendapat “perpustakaan” yang kaya dengan materi untuk menolong mereka mengajar. Doakan supaya kami bisa menjalankan follow up ini dengan baik dan paket SABDA_Care dapat memperkaya pelayanan para guru. Tuhan memberkati