Teteretet… teteretet… teteretet… teteretet…

Suara “bising” itu sudah tidak asing lagi terdengar di kantor YLSA. Bukan, suara itu bukan suara kereta api yang sedang melaju — walaupun lokasi kantor YLSA memang dekat rel kereta api. Suara yang sudah akrab di telinga staf YLSA ini berasal dari sebuah printer. Ya, printer di kantor adalah salah satu sumber kebisingan di YLSA … :(. Menurut salah seorang staf senior, printer ini sudah lama ada, bahkan jauh sebelum si senior menjadi staf YLSA. Yah, kalau dihitung-hitung sih, mungkin sudah 15 tahunan! Wow, umur yang cukup panjang untuk sebuah benda elektronik!

Printer Epson jenis Dot Matrix ini memang sudah terlihat tua. Bentuknya pun sudah tidak “keren” lagi. Kalah jauh jika dibandingkan dengan printer-printer moderen yang biasa kita jumpai. Namun, sepertinya belum ada keinginan untuk menggusurnya dengan printer yang lebih baru. Alasannya karena printer ini masih bisa digunakan, apalagi karena biaya operasionalnya (baca: pita printer) jauh lebih murah dibandingkan dengan printer tinta. Yah, biarpun suaranya memang cukup mengganggu :(. Tapi di balik alasan praktis ini, sebenarnya tersembunyi alasan lain yang mungkin tidak banyak staf baru yang tahu. YLSA pernah bercita-cita menjadi “paperless office”… Dengan kata lain, YLSA tidak mendorong staf YLSA untuk memakai printer sering-sering, kecuali sangat perlu sekali. Selain mendukung “go green” (menghemat kertas), YLSA juga ingin agar setiap staf bisa mengintegrasikan pemanfaatan komputer menjadi salah satu sistem kinerja YLSA. Salah satu buktinya… di Raker 2011 , kita tidak lagi memakai kertas, karena semua laporan dan rencana kerja ditampilkan langsung ke layar LCD saja. Semua laporan kerja harian juga dikirim lewat email. Semua catatan notulen rapat dipasang di situs internal Zion, dan seterusnya. Semoga cita-cita menjadi “paperless office” semakin nyata di tahun-tahun ke depan….

Sekalipun demikian, jasa printer “antik” ini bagi pelayanan YLSA tidak bisa dipandang sebelah mata. Ibaratnya, ia telah menjadi saksi bisu perjalanan pelayanan YLSA. Banyak catatan kemajuan dan kegagalan YLSA yang telah direkam oleh printer ini. Jika printer ini ngadat, wah… staf YLSA bisa dibuat kalang kabut. Pernah kejadian printer ini masuk “opname” di bengkel, tapi puji Tuhan bisa kembali diperbaiki dan kembali bekerja hingga saat ini. Saya jadi teringat dengan pelayanan yang saya dan teman-teman lakukan di YLSA. Kami mungkin tidak terlihat sekuat atau sehebat orang lain — persis seperti printer kantor yang “kalah saing” dengan printer moderen — namun saya dan teman-teman tahu bahwa kekuatan kami tidak terletak pada yang terlihat, tapi pada DIA yang memberi kekuatan pada kami. Nah, bagaimana “nasib” printer itu selanjutnya, saya belum tahu pasti. Moga-moga saja si printer bakal tetap menemani pelayanan YLSA di masa-masa mendatang. 😀