Blog SABDA
5Dec/140

Berbagi dengan Adik-Adik PPA di GKII Mojosongo, Solo

Seperti yang sudah disampaikan oleh Mbak Setya dalam blog Roadshow Divisi Publikasi YLSA, bulan Oktober lalu, tim publikasi menerima cukup banyak panggilan pelayanan ke beberapa gereja, sekolah, dan kelompok persekutuan. Selama ini, tim publikasi membagikan bahan-bahan publikasi elektronik YLSA dengan mengirimkannya kepada para pelanggan melalui email. Kini, kami memiliki kesempatan untuk bertatap muka dan membagikan bahan-bahan yang kami miliki secara langsung.

Kali ini, saya satu tim dengan Mbak Setya. Kami mendapat giliran untuk berbagi dengan adik-adik PPA (Pusat Pengembangan Anak) di GKII Mojosongo, Solo. Kala itu, saya diminta untuk menjadi pembicara dengan membawakan tema mengenai penginjilan kepada para peserta yang rata-rata duduk di bangku SMP dan SMA itu.

Tema mengenai penginjilan mungkin dirasa cukup “berat”, apalagi jika disampaikan kepada anak-anak sekolah yang pada umumnya belum memikirkan tentang bagaimana membagikan Injil. Saya pun sempat memikirkan hal yang sama. Namun, topik ini sebenarnya sangat penting untuk dimengerti oleh semua orang Kristen, bahkan oleh anak-anak sekalipun. Saya, dengan dibantu oleh Mbak Setya, mencoba mempersiapkan materi yang akan kami sampaikan dengan mencari bahan-bahan di situs e-Misi yang memuat banyak artikel, kesaksian, renungan, dsb., mengenai pekerjaan-pekerjaan misi, baik di Indonesia maupun di dunia. Mencari materi tentang penginjilan yang sesuai dengan kebutuhan remaja memang tidak mudah. Namun, saya teringat dengan satu bahan penginjilan yang pernah saya dapatkan sewaktu saya masih melayani siswa di Yogyakarta. Bahan tersebut adalah “The Big Story Method“, yang ditulis oleh James Choung. Saya pikir, bahan ini sangat bagus untuk remaja karena selain bahasan penginjilan dijelaskan melalui gambar, pesan penginjilan dijelaskan secara utuh, yaitu bahwa Injil bukan sekadar menerima janji keselamatan karena percaya kepada Yesus, tetapi juga panggilan untuk diutus bersama dan turut serta memulihkan dunia yang telah dikuasai oleh dosa. Akhirnya, saya pun siap menyampaikan materi tersebut, dan tentunya ditambah dengan beberapa bahan dari situs e-Misi.

Sore itu, saya dan Mbak Setya tidak berangkat berdua saja, tetapi ada Hilda dan Pak Yoseph yang membantu melayani instalasi Alkitab dan menjaga “booth” SABDA yang kami gelar saat itu.

Saya membuka acara dengan mengadakan “ice breaker”. Saya mengajak mereka untuk menghafalkan ayat mengenai penginjilan dalam kelompok-kelompok. Wah … seperti yang sudah saya duga sebelumnya, saya cukup kewalahan ketika meminta mereka bermain dengan sportif dan tertib. Namun, saya juga tertegun dengan beberapa adik yang menghafalkan ayat yang saya berikan dengan serius. Begitu pula saat mulai menyampaikan materi. Saya mencoba terus “merebut” perhatian mereka dengan banyak melakukan interaksi dan memberikan contoh-contoh riil dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Memang tidak dimungkiri bahwa ada beberapa anak yang cukup bandel dan sulit memerhatikan, tetapi siapa tahu kelak, di kehidupannya setelah dewasa, ia menjadi seorang penginjil yang membawa jiwa-jiwa kepada Kristus. Oleh karena itu, sembari menyampaikan materi, di dalam hati saya terus berdoa Roh Kudus bekerja dalam hidup anak-anak yang masih muda belia ini agar mereka dapat bertumbuh di dalam pengenalan akan Kristus. Saya berdoa saat dewasa nanti, mereka boleh menyatakan Injil keselamatan melalui setiap panggilan yang Tuhan percayakan kepada mereka. Amin!

Ade

Tentang Ade

Adiana Yunita telah menulis 10 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (0) Trackbacks (0)

No comments yet.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.