Waktu-Waktu ‘Break’ di YLSA
“Mbak, jajan nggak?” lan-talk itu kuterima dari Santi ketika jarum jam panjang menunjukkan pkl. 10.00 pagi. Di samping kiriku, ada meja Lusi. Seperti untuk memastikan, maka Lusi pun melihat jam, lalu langsung berdiri… disusul oleh Ryan dan teman-teman yang lain. Aku dan teman-teman berjalan keluar beriringan menuju ke ‘Hidangan Istimewa Kampung’ (alias HIK, warung makan dekat kantor) yang dikenal dengan sebutan “Warung Mak’e”.
Warung Mak’e memiliki cukup banyak pilihan makanan. Teman laki-laki seringnya makan nasi, “Perut nggak nyaman kalau belum ‘disegani’,” kata mereka. (‘disegani’ adalah istilah bahasa Jawa yang maksudnya, ‘di-nasi-i’/diberi nasi). Pagi itu, Mak’e (yang punya warung) kelihatan sedikit jengkel, “Ojo njikuk sambel akeh-akeh, kacang larang, bayar Rp 1.500 kok arep njikuk sak enak’e.” (Jangan ambil sambal banyak-banyak, kacang mahal. Bayar Rp 1.500 saja mau ambil seenaknya). Menu hari itu adalah nasi pecel, dan Ryan kena marah Mak’e karena Mak’e merasa dirugikan. Santi di samping beli jajanan, tak lupa ambil “rambak kulit” yang paling dia cari… Lusi juga selalu ikut makan jajanan di warung Mak’e dengan santai. Tak ketinggalan Doni dan Sigit, mereka makan dengan lahapnya karena tadi pagi datang ke kantor belum sarapan. Si Tika biasanya datang belakangan he he he… kadang ada juga Vivin, tapi tidak untuk jajan. Dia ikut ke warung karena daripada sendirian di kantor. Yochan dan mantan staf Billy, Hadi, mereka kompak pergi ke tempat yang lain, untuk cari nasi soto karena di warung Mak’e nggak ada nasi soto.
Selain teman-teman yang sering jajan di warung Mak’e, ada juga yang bawa bekal sendiri dari rumah. Setya bekalnya enak-enak, nasi ditemani lele, kadang kakap…, tapi kadang juga bawa jagung rebus, ketela dll.. Mbak Elly juga bawa bekal masakannya sendiri, demikian juga Evi… Tak ketiggalan Pak Gunung dan Pak Berlin, kedua bapak-bapak ini sering dibawain bekal roti oleh istri-istrinya.
Ada juga temen-teman yang nggak ikut ‘nge-break’: misalnya Novi dan Khenny yang terus di depan komputer. Kalau Yudo tiap pagi cukup hanya minum energen 2 bungkus, sedangkan Yusak juga jarang ikut ke warung, karena ia sudah minum energen, sama seperti Yudo.
Di kantor YLSA, kami diberi waktu ‘break’ 15 menit bukan hanya pada pkl. 10.00 pagi saja, tapi kadang-kadang ada juga ‘break’ pkl. 3.00 sore, khususnya kalau ada yang ulang tahun atau yang kasih ‘oleh-oleh’. Ini adalah saat-saat yang paling menyenangkan, karena ketika badan sudah lelah, mata ngantuk, tiba-tiba terdengar bunyi “ting ting ting” pkl. 15.00 sore. Nah… semua jadi bersemangat, karena berarti ada makanan kecil untuk staf di dapur. Semua teman menyerbu ke dapur, tak ketinggalan Cika dan Ciko (anjing YLSA) yang juga mau dapat bagian. Waktu ‘break’ yang hanya sebentar di YLSA, ternyata membuat banyak hal yang seru-seru… saat-saat yang tak terlupakan….
Cetak tulisan ini
November 27th, 2012 - 15:47
Hahahahaha… 😀 Memang saat break adalah waktu yang paling aku tunggu-tunggu. Apalagi yang jam 15.00.
Aku juga pernah makan di tempat Mak’e… Cuman sekarang mau nurunin berat badan aja, jadi ya kurangi makan nasinyalah. Oya, ada yang tahu nama asli Mak’e siapa?
November 27th, 2012 - 15:56
Waktu yang ditunggu-tunggu selain istirahat makan siang adalah waktu istirahat seperempat jam ini. Apalagi kalau pagi tidak sempet sarapan.
Selain untuk mengisi perut, istirahat pada jam-jam brunch dan sore hari ini berguna juga untuk melepas penat karena kerjaan yang bejibun, dan waktu yang tepat untuk bersosialisasi dengan rekan lain yang tidak duduk bertetanggaan.
Saya yakin 97,5 % suasana seperti ini tidak bisa dialami oleh teman-teman di luar YLSA deh. It’s nice break time! *_^
November 27th, 2012 - 16:51
Seru kalau bahas tentang “break”. Aktivitas ini kayak jadi ritual saja… hehe. Setiap jam 10.00, kita berjalan beriringan keluar kantor menuju tempat Mak’e. 🙂
Senang rasanya bisa jajan bareng-bareng, jadi tahu apa kesukaan teman-teman. Dari jajanan yang bertepung sampai yang kriuk-kriuk, semua dibeli… hehe.
November 28th, 2012 - 13:56
Dulu, aku hampir selalu ikut ke warung Mak’e tiap break pagi, tapi karena beberapa faktor, sekarang jadi jarang…. Ke sana paling kalau lagi pingin ganti suasana untuk sesaat saja. Di samping itu, kadang juga sudah dibawain jajanan sama “cewe cakep” di rumah. Tapi sebenarnya aku lebih menantikan break jam 15.00 daripada yang jam 10.00. karena, biasanya itu jam ngantuk. 🙂
Santi bilang tahu kesukaan teman-teman, coba didaftar donk kesukaan mereka… hehe 🙂
November 28th, 2012 - 15:13
Yoooo… aku juga termasuk yang sering ke tempat Mak’e kalau lagi “break” jam 10.00. Walau kadang sudah sarapan dari rumah, bisa buat ganti suasana sebentar. 😛
November 30th, 2012 - 11:02
Awal-awal di sini, aku juga sering ke tempat Mak’e buat jajan pukul 10.00 itu, sekarang sih cuma sore atau malam aja kalau males cari makan jauh-jauh.
Energen sudah memenuhi kebutuhan gula dan karbohidrat pagi, jadi nggak perlu berpanas-panas jalan ke tempat Mak’e. “Break” pukul 3 sore juga sangat ditunggu, soalnya selain dapat snack bisa juga dimanfaatkan untuk meregangkan tangan dan kaki. 🙂
@Yusak: Waktu itu pernah baca sih di stiker distributor Coca-Cola yang ditempel di sisi barat gerobaknya, tapi kayanya ditulis Ny. Surono (atau sapalah, lupa aku…) gitu, pakai nama suaminya.
November 30th, 2012 - 11:03
Karena tulisan Mbak Anik, saya yang tadinya tidak pernah ikut keluar pada saat “break”, sekarang jadi ikutan teman-teman pergi ke HIK Mak’e untuk jajan. 🙂 Lumayanlah, bisa ngganjel perut dengan jajanan yang ada di sana, apalagi kalau di rumah belum sempat sarapan. Selain itu, bisa sekalian refreshing juga untuk ber “haha” “hihi” dengan teman-teman, setelah sebelumnya serius di depan layar komputer. Begitulah, jajan ke HIK Mak’e itu ibarat “Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui”. 🙂
November 30th, 2012 - 15:35
“…Khenny yang terus di depan komputer.”
Nggak juga kok, aku juga sering “break” kalau jam 10.00, cuman “break” di rumah depan. 😀
December 3rd, 2012 - 07:34
Warunge mak’e emang murah meriah, pas di kantong dan tidak bikin “kantong bolong”. Saya sering jajan karena memang jarang sarapan pagi, jam 10.00 baru enak buat sarapan. Siapa yang mau ikut? Monggo kulo derekaken… sip… sip.
December 3rd, 2012 - 08:20
Selain untuk melepas kantuk, waktu break ini juga merupakan waktu yang untuk saling berbagi cerita dengan teman-teman. Waktu ini bukan hanya untuk menikmati suguhan makanan ala “HIK” saja, tetapi juga digunakan untuk bercanda tawa bersama. 🙂
December 3rd, 2012 - 08:59
Baru tahu kalau HIK itu singkatan dari Hidangan Istimewa Kampung. 🙂
December 3rd, 2012 - 09:57
Biasanya, aku (dan para -used to be- kroni) makan pecel, bukan soto (Sotonya nggak begitu enak).
Tapi, sekarang sudah tidak ada lagi teman-teman seperjuangan makan pecel… hiks…. (bukan HIK — Hidangan Istimewa Kampung)
December 4th, 2012 - 08:53
Hehe, baru ngeh kalau istilah HIK itu singkatan dari ‘Hidangan Istimewa Kampung’ :p
Bersyukur punya waktu istirahat jam 10 dan jam 3 sore yang bisa buat relaks sebentar dari aktivitas kerja.
Bersyukur keberadaan ‘Warung Mak’e’ jadi berkat banyak orang, khususnya waktu istirahat jam 10. 🙂 (WWG mode:on)
December 4th, 2012 - 16:03
Paling sebel kalau dah waktunya break tapi masih ikutan mentoring, jadi nggak bisa ikutan break bareng teman-teman. Apalagi kalau dari rumah tidak sarapan dan tidak bawa bekal juga. 🙁
December 5th, 2012 - 09:24
Ada yang aneh juga ketika break. Temanku yang tiap hari menjual bahan minuman, saat break pasti membeli minuman di warunge Mak’e itu. Heehee…
Aku setuju dengan pendapat Pak Berlin yang menantikan break jam 15.00. Bukan karena ngantuk, tapi snacknya yang “mengejutkan”, tergantung siapa yang bawain dan tidak setiap hari selalu ada.
December 13th, 2012 - 10:43
‘Break’??? Kalau dengar kata ‘break’ langsung timbul reaksi tersendiri dari dalam perutku. Biasa, panggilan alam gaib… Yup’s… senang bisa sarapan tiap pagi di tempat Mak. Aku jadi inget… dulu kalau di rumah, aku biasanya sarapan jam 7 pagi, apalagi waktu di kampus, sarapanku malah jam 6 pagi. Sekarang kerja di YLSA, aku sarapan jam 10 pagi. Dulu memang terasa berat, tapi puji Tuhan sekarang sudah terbiasa sarapan jam segitu. Tapi aku nggak tahu kira-kira ke depannya aku sarapan jam berapa ya???
Anyway…… Busway…..
Tapi, aku juga berterima kasih sama Mak’e karena udah nyiapin sarapan tiap pagi. Heheheee…. Thanks Mak…