Tak Perlu Menunggu Sempurna
Bulan Oktober 2008 yang lalu YLSA sebenarnya berencana untuk meluncurkan situs Studi Alkitab berbahasa Indonesia, yang diharapkan menjadi pengembangan dari situs Alkitab SABDA web. Tetapi rencana itu tertunda-tunda sampai beberapa kali. Alasan utamanya adalah karena kami, tim SABDA Developer, terutama saya, merasa situs itu belum sempurna dan masih ada yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
“Hancurkan gunung besar itu atau kita akan habiskan waktu hanya untuk mengelilingi gunung itu”, begitulah kira-kira gambaran perasaan saya. Selama 2 bulan terakhir ini saya mengetahui ada beberapa masalah penting dan besar yang harus diselesaikan, tetapi saya tidak pernah mencoba menyelesaikannya bahkan seolah-olah saya berusaha untuk menghindarinya dengan mengerjakan hal-hal yang lain. Hampir selama 2 bulan sejak mengetahui masalah tersebut, setiap kali meeting saya dan tim selalu kembali dihadapkan dengan masalah yang sama ini. Akhirnya tanggal 3 Desember saya berkeputusan untuk menyelesaikan 1 dari sekian masalah yaitu masalah cookies. Saya mencoba mengumpulkan bahan-bahan dan mempelajarinya, hmmm… akhirnya masalahnya teratasi juga. “Gila!!!” aku berteriak dalam hati, masalah yang seperti gunung besar itu ternyata teratasi hanya dengan menambahkan 1 baris script saja. Sebenarnya hari-hari sebelumnya saya pernah mencoba melakukan hal yang sama seperti yang saya lakukan hari itu tetapi tidak pernah seserius hari itu.
Tak perlu menunggu sempurna. Waktu itu saya teringat kata-kata Mas Daniel, dia senior di tim kami, kami sering menyebutnya “dewa” karena kejeniusan dan pengetahuannya yang luar biasa di bidang IT. 🙂 Dia mengatakan “Jika situs (yang belum sempurna) ini di-upload, hal terburuk apa yang akan dialami pengguna? Akan meledakkah?”. “Benar juga apa yang dikatakan Mas Daniel” pikirku. Hari itu kami satu tim dalam SABDA Developer, yang terdiri dari Mas Daniel, Yuppi, Billy dan saya sendiri berkeputusan untuk mengusulkan rencana upload ke pimpinan. Akhirnya momen yang ditunggu datang juga, Meeting tanggal 4 Desember 2008 memutuskan kami akan meng-upload situs tersebut pada akhir minggu itu 🙂 (Saat saya menulis artikel ini, proses upload sedang terjadi). Begitulah hidup kita, terkadang kita tak perlu menunggu sempurna terlebih dahulu untuk dipakai Tuhan. Tuhan akan menyempurnakan kita sembari Dia memakai hidup kita.
Hhhmmm… Itu tadi sedikit kisah detik-detik peluncuran situs Studi Alkitab berbahasa Indonesia, yang nama situsnya masih sedang dicari yang tepat. Saat ini situs ini sedang memasuki tahap Alpha, jadi nantikan situs ini untuk dapat Anda nikmati. Doakan, semoga nantinya situs ini dapat menjadi berkat bagi anak-anak Tuhan, khususnya anak-anak Tuhan yang ada di Indonesia. Tuhan memberkati!
Cetak tulisan ini
January 19th, 2009 - 16:08
Betul Tus …, tak usah menunggu sempurna untuk segala sesuatu, toh sempurna itu menurutku relatif …, bagi satu orang mungkin sesuatu itu sempurna, tapi bagi orang lain tidak. Ujung-ujungnya, sampailah kita pada kesimpulan bahwa tidak ada yang sempurna …, hehehe ….
Anyway …, selamat ya … situs Studi Alkitab berbahasa Indonesia sudah diluncurkan. Tapi sebenarnya situs ini sudah bisa dinikmati belum ya …? Koq dibilang seperti ini: “Saat ini situs ini sedang memasuki Tahap Alpha, jadi nantikan situs ini untuk dapat Anda nikmati?” Tahap Alpha apaan maksudnya … aduh … aku orang publikasi ngga ngerti istilah-istilah begituan … :p
February 4th, 2009 - 13:27
Maksudnya tahap alpha adalah tahap pengujian teknis secara internal, jadi memang untuk sementara alamat situs ini belum bisa dipublikasikan untuk umum. Nanti kalau sudah masuk tahap beta, maka kita semua bisa ikut mencobanya… Tunggu ya!
February 4th, 2009 - 22:46
Titus.. termasuk jenis mr perfeksionis juga ya?
saya suka sekaligus sebel dengan orang perfeksionis..
suka karena mereka tipe yang menghasilkan karya yang luar biasa, karena pastilah dikerjakan dengan segala kemampuan dan segala daya upaya.
sebel karena mereka tipe yang mandul juga, bila mereka anggap karya belum sempurna lebih baik tidak berkarya, meski sudah 99,99%
seperti seorang ibu hamil yang lebih suka anaknya lahir di bulan ke 21 supaya mendapatkan bayi yang bisa berjalan ketika lahir..
anyway.. ucapin selamat lah untuk Titus dan team Sabda development.. ditunggu launching nya..
February 5th, 2009 - 16:12
@Daniel
Benar. Minta dukungan doa juga, doakan beberapa orang yang saat ini sedang melakukan pengujian terhadap SABDA NeXt, supaya Tuhan memberikan hikmat dan pengujian dapat berjalan dengan lancar. Thanks… 🙂
February 5th, 2009 - 16:13
Salam kenal Joli,
Sepertinya sebentar lagi situs akan memasuki tahap Beta. Jadi penantiannya tidak akan lama lagi.
Thank you for support!
February 5th, 2009 - 16:20
@joli
Kalau saya mungkin bukanlah orang yang perfeksionis. Saya justru sering membiarkan banyak hal mengalir begitu saja.
“seperti seorang ibu hamil yang lebih suka anaknya lahir di bulan ke 21 supaya mendapatkan bayi yang bisa berjalan ketika lahir”
Orang perfeksionis sering “membunuh” dirinya sendiri melalui tuntutan harus sempurna, perasaan bersalah yang berlebihan, dll. Bayangkan saja ibu yang melahirkan bayinya pada bulan ke-21, sebelum anaknya lahir mungkin sang ibu dan sang bayi sudah meninggal terlebiih dahulu.
Doakan semoga situs ini dapat segera di launching dan dapat menjadi berkat untuk orang Indonesia. 🙂
February 5th, 2009 - 18:49
@Billy n Titus…
Salam kenal Billy..
Ooo yang sedang diuji.. Situs “Studi Alkitab berbahasa Indonesia”.. itu SabdaNext tho?? wah ini bener-bener sudah hamil 21 bulan kayaknya?? C’mon.. cepetan launchingnya.. keburu bisa ngomong lho.. itu bayi kalau nongol..
Eh kalau Launching.. ada makan-makan nggak?
jadi selain didoakan supaya menjadi berkat untuk indonesia, juga siap-siap doa makan juga..
February 10th, 2009 - 02:26
Yesus Kristus mempersiapkan diri 30 tahun hanya untuk mengajar selama 3 tahun. Paulus belajar selama 8 tahun sebelum mengajar ke mana-mana. Para Murid di gembleng secara maraton selama 3 tahun sebelum mengajar.
Yang dimaksudkan dengan kesempurnaan bukanlah hal yang membuat hati puas. Yang dimaksudkan sempurna juga bukan hal yang paling baik di dunia. Sempurna berarti SESUAI dengan tujuan.
Motor yang paling sempurna tidak akan pernah mengalahkan kesempurnaan mobil yang paling tidak sempurna. Bajay atau Bemo sempurna, BMW dan MERCY juga sempurna. Masing-masing sempurna karena sesuai dengan tujuan pembuatannya.
Team SABDAnext yang terhormat, salah satu kekuatiran saya adalah setelah digelar Anda-Anda merasa tidak perlu lagi untuk menyempurnakannya. Itulah salah satu kekuatiran saya sehingga menyampaikan pandangan yang sangat tajam.
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Team SABDA 03. Ini hanya sebuah contoh. Setelah diluncurkan, berapa banyak penyempurnaan yang telah dilakukan atasnya?
Semangat dan komitmen adalah dua hal yang sangat berbeda ketika sebuah karya dikerjakan dan sebuah karya disempurnakan. Setelah sebuah karya diluncurkan, umumnya kita hanya memiliki 50% semangat dan komitmen untuk menyempurnakannya. Hal itu terjadi karena karya tersebut sudah dinikmati orang lain apa adanya.
February 10th, 2009 - 08:56
@hai hai
Syalom hai hai,
Saya setuju, kesempurnaan itu relatif, tergantung tujuan pembuatannya. Kami di tim pengembangan SABDANext juga merasa bahwa situs ini masih belum sempurna (bahkan mungkin jauh dari sempurna), dan puji Tuhan kami sudah membuat planning selama satu tahun ini akan berusaha menyempurnakan dan terus mengembangkannya untuk bisa menjadi berkat lebih lagi.
Kami sangat membutuhkan dukungan, terutama doa, dan juga saran kritik dari teman-teman seperti hai hai, yang bisa menjadi salah satu pemacu kami untuk bisa berkembang lebih lagi.
February 13th, 2009 - 17:06
“kesempurnaan hanya milik Allah, dan kekurangan pasti milik kita,” begitu sering disebut di Dorce Show.
February 14th, 2009 - 01:47
Tiyo Tiyo ada ada aja…..
Bukannya manusia diciptakan sempurna?
February 17th, 2009 - 14:22
kalo mau cari kesempurnaan sih susah, mendingan belajar dari kekurangan.
February 18th, 2009 - 08:22
@aslina
eh… betul sekali tuh. Bagiku sendiri kesempurnaan itu sebuah proses. Belajar dari kekurangan/kesalahan akan membawa kita kepada kesempurnaan. Tetapi penting juga untuk memiliki kesempurnaan dalam belajar dari kekurangan/kesalahan kita.
February 18th, 2009 - 11:20
Selalu ada kebaikan dalam setiap peristiwa yang buruk,…………..bila kita mau memperhatikan dengan seksama. Semua itu proses untuk menjadi lebih baik.
February 20th, 2009 - 14:57
Jika kita hendak bermegah baiklah kita bermegah karena kita dimampukan Allah untuk melakukan sesuatu. Bahkan banyak hal yang Dia izinkan untuk kita kerjakan, khususnya dalam pelayanan YLSA.
Kalau kita langsung bisa melakukan segala sesuatu dengan sempurna kita bisa menjadi sombong dan lupa bahwa kemampuan kita adalah anugerah Allah semata. Justru dari ketidaksempurnaan kita, kita bisa terus belajar dan berusaha untuk semakin hari semakin berjalan menuju kesempurnaan.
Pelayanan kami tak akan berarti tanpa Saudara-saudara. Karena saat kita merasa pekerjaan kami sudah sempurna ternyata di sana masih ada beberapa hal yang kurang dan yang bisa melihatnya adalah orang lain, termasuk Saudara. Dan dengan masukan dan saran yang Saudara berikan pekerjaan kami menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, mari kita saling memerhatikan dan saling menguatkan sehingga kita semua bisa saling menopang dan berdiri teguh…Salam kemenangan!!! GBU 🙂
February 25th, 2009 - 01:52
Sampai kelas satu SMA, saya menyangka diri saya pemuja kesempurnaan. Kepada guru yang mengajar saya tidak pernah bertanya, karena menyangka itu tanda tidak sempurna. Ketika teman-teman lain mempertontonkan gerakan-gerakan tari ala John Travolta, saya tahu, gerakan tari saya jauh lebih indah, namun saya tidak berani mempertontonkannya karena belum sempurna. Ketika jatuh cinta pada seorang gadis saat kelas tiga, saya diam seribu bahasa karena yakin cinta saya belum sempurna (saat itu saya yakin, mencintai seorang wanita berarti harus menikahinya).
Suatu hari di kelas tiga SMP, guru bahasa saya menyertakan salah satu tulisan saya dalam pelajaran mengarang untuk ikut lomba mengarang. Beberapa orang teman saya ikut lomba itu namun saya tidak ikut karena yakin tulisan saya belum sempurna.
Beberapa saat kemudian saya mendapat surat dari Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakarta yang menyatakan bahwa tulisan saya menang di dalam lomba. Tentu saja surat itu bikin saya bingung karena saya tidak pernah menyertakan tulisan saya untuk lomba. Saya lalu mencari guru bahasa Indonesia dan bertanya kepadanya, karena tulisan yang saya buat itu adalah tulisan untuk dinilai guru ketika pelajaran mengarang.
Guru itu lalu berkata, selama ini Ibu suka tulisan kamu di majalah dinding, baik cerita pendek maupun puisinya. Itu sebabnya ibu menyertakan karangan kamu ikut lomba dan ternyata menang. Dia lalu menganjurkan agar saya mengikuti lomba tulis nasional seperti yang dijanjikan oleh P&K Yogyakarta.
Saya lalu menulis sesuai dengan thema yang diharapkan, namun tidak pernah mengikuti lomba tulis nasional. Tulisan yang saya buat, saya berikan kepada seorang teman dari sekolah lain yang juga mewakili sekolahnya ikut lomba. Menurut saya tulisan tersebut tidak sempurna. Saya akan ikut lomba bila yakin tulisan saya sempurna.
Suatu hari teman saya memberi saya uang, menurutnya itu adalah hadiah dari lomba menulis yang dia ikuti dengan menyertakan tulisan saya. dia juara kedua. Uangnnya untuk saya, yang lainnya untuk dia.
Saya tidak pernah menceritakan hal itu kepada orang lain, namun selalu ingat kata-katanya. “Setiap kali melihat penghargaan ini, saya akan ingat, punya teman seorang pengecut.” Saya menanggapi ucapannya itu dengan beberapa bogem mentah. Sejak itu menganggapnya tidak pernah ada, namun selalu ingat kata-katanya.
February 26th, 2009 - 10:34
@hai hai
Wah… keren pengalamannya. Orang berpikir bahwa dengan kesempurnaan ia akan mendapat banyak hal, tetapi seringkali yang terjadi sebaliknya, karena mengejar kesempurnaan ia kehilangan banyak hal…
March 31st, 2009 - 13:58
Coba deh diluncurin itu Konsep barunya, kita2 sudah pd nunggu2 nih.
Ntar kalo selalu dipenuhi rasa takut atau khawatir yaa gak maju2-lah.
Saya yakin Studi Alkitab berbhs Indonesia yg tak kunjung diluncurkan itu bukanlah barang baru tapi sebenarnya barang yg biasa-biasa saja, makanya jangan takut2. Kecuali itu barang Antik, takut ada yg nyuri ya terserah.
Syalom,
April 1st, 2009 - 11:13
@Daud
Syalom,
Salam kenal Sdr. Daud…
Saat ini situs ini sudah diluncurkan dengan nama SABDA Alkitab. Silakan berkunjung dan berikan masukan kepada kami! Jika Sdr. Daud ingin membaca tentang proses peluncuran SABDA Alkitab, silakan membaca “SABDA Alkitab Versi Beta Diluncurkan!“. Tuhan memberkati!