Sharing Hasil Belajar: Pemimpin 360 Derajat
Dapat banyak berkat, banyak ilmu, pelajaran baru, dan yang terutama cara pikir yang baru mengenai kepemimpinan. Dari mana saya mendapatkannya?
Pada tanggal 24 dan 25 Januari 2015, Hadi, Setyo, dan saya sendiri mendapat kesempatan emas untuk mengikuti seminar "Pemimpin 360 Derajat". Keseluruhan jumlah peserta yang mengikuti seminar ini kurang lebih 40 orang. Seminar ini diselenggarakan oleh TOTAL (Training and DevelOpment for TodAy's Leaders) bekerja sama dengan EQUIP, sebuah pelayanan internasional yang didirikan oleh Dr. John C. Maxwell sejak tahun 1996. Materi "Pemimpin 360 Derajat" merupakan bahan dari modul John C. Maxwell mengenai pemimpin tengah (middle leader). Pemimpin tengah adalah pemimpin yang berada di level tengah, yang bisa mengembangkan pengaruhnya sampai 360 derajat. Kedudukannya yang berada di tengah kepemimpinan suatu organisasi memungkinkan untuk memimpin ke atas (top leader), memimpin teman-teman satu level (pairs), dan memimpin ke bawah (subordinate). Materi-materi yang disampaikan dalam training ini adalah mitos-mitos kepemimpinan, tantangan pemimpin 360 derajat, memimpin ke atas, memimpin ke samping, memimpin ke bawah, dan pemimpin dengan kemurahan hati. Semua materi ini dibawakan dengan "apik" oleh Bapak Paulus Winarto dan Bapak Sunjoyo.
Cetak tulisan ini“Berekspresi di Era Digital” bagi Remaja PPA Sumpingan Solo
Pada tanggal 5 Februari 2015, YLSA mendapatkan kesempatan dari Tuhan untuk melayani siswa-siswi SMP dan SMA di PPA Tresno Putro, Sumpingan, Solo. Kami diminta untuk memberikan seminar mini dengan topik "Berekspresi di Era Digital". Acara ini juga merupakan roadshow perdana bagi Divisi Komunitas YLSA, karena mereka tidak mau ketinggalan dari teman-teman di divisi Publikasi dan PESTA yang sudah mengadakan roadshow divisi. 🙂 Seminar ini diberikan kepada para remaja Kristen untuk dapat berekspresi di media sosial dengan tidak meninggalkan identitasnya sebagai anak-anak Tuhan, yang harus berani bersaksi dan berani tampil beda dalam menggunakan media sosial.
Cetak tulisan iniKunjungan ke Perbatasan Wonogiri
Masih dalam program kunjungan ke rumah orang tua staf YLSA, pada tanggal 20 Desember 2014, giliran saya dan tiga teman lain berkunjung ke rumah orang tua Bayu. Saat itu Bayu , Ayub, Hilda, dan saya mengendarai sepeda motor ke perbatasan Wonogori. Lokasinya cukup jauh sehingga perjalanan cukup melelahkan.
Cetak tulisan iniUlang Tahun Bayu
Senin pagi, staf YLSA memulai minggu dengan Persekutuan Doa. Seperti biasa, saat kami semua berkumpul di ruang pertemuan, ada beberapa pokok doa yang disampaikan untuk kami bawa dalam doa. Salah satunya adalah berdoa bagi Mas Bayu yang tidak masuk pada hari itu karena mas Bayu baru mengalami kecelakaan pada hari Sabtu, 7 Februari 2015. Kebetulan pada hari Sabtu itu, Mas Bayu juga berulang tahun yang ke-26.
Cetak tulisan iniStand SABDA di Youth Mission Conference II di Semarang
Hari Sabtu, pukul 04.15, kami (Benny, Ayub, Mei, dan saya sendiri) berangkat dari Solo menuju ke Semarang. Hari itu, SABDA akan membuka stand dalam acara Youth Mission Conference (YMC) di STBI Semarang. Tema YMC II kali ini adalah "Sent me, here I am". Sehari sebelum berangkat, sebenarnya saya, Mei, dan Ayub sudah mempersiapkan semua perlengkapan yang akan dibawa. Akan tetapi, pada hari H, ada yang tertinggal, yaitu "banner" 🙁 Untung saja, Ayub mengingatkannya saat kami baru sampai Boyolali. Karena kejadian itu, akhirnya kami mengawali kembali perjalanan ke Semarang mulai dari titik O di kantor YLSA, pada pukul 5.10. Di tengah perjalanan, mobil sempat mengalami sedikit masalah, tetapi bersyukur karena akhirnya kami dapat sampai dengan selamat di STBI pada pukul 08.00.
Cetak tulisan iniKunjungan ke Rumah Mbah Atmo
Hari Rabu, tanggal 10 Desember 2014, saya dan teman-teman dari YLSA mengunjungi rumah Mbah Atmo, yang adalah orang tua Pak Josep. Masih dalam rangka kunjungan Natal dari YLSA, saya, Santi, Pak Berlin, Setya, dan Hadi, yang kata temanku dia itu "spesialis Mbah-Mbah", berangkat bersama-sama dengan menggunakan sepeda motor. Oh ya, Pak Josep dan istrinya juga ikut mengantar kami. Jalan ke rumah Mbah Atmo lumayan jauh melewati sawah-sawah, dan di jalan banyak lubang dan bebatuan yang terjal, namanya desa Sadon. Aku ingat, aku pernah ke desa itu sekitar 3 kali dan itu sudah bertahun-tahun yang lalu, tetapi sepertinya tidak ada perubahan dan keadaan jalannya tetap sama. Perubahan yang aku lihat hanyalah ada proyek jalan tol (flyover) yang dibangun melintas di atas desa Sadon.
Cetak tulisan iniHappy Sweet 16th to Jessica!
Kemarin, tepatnya tanggal 2 Februari 2015, kami memperingati ulang tahun Jessica yang ke-16. Jessica adalah anak semata wayang Ibu Yulia , Ketua Yayasan Lembaga SABDA. Sebelum itu, kami sudah menyiapkan acara, dan saya diminta untuk menyanyikan lagu selamat ulang tahun karya saya sendiri dengan iringan dari Kak Khenny. Ketika jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, saya dan semua teman staf SABDA berkumpul di Griya SABDA untuk memulai acara tersebut.
Cetak tulisan ini“Christmas Carol” ke Rumah Mbak Okti
Oleh: Wiwin*
Selasa, 2 Desember 2014, sepulang kerja, kami, yaitu Tika, Amidya, Hadi , Kusumanegara, dan saya, berkunjung ke rumah Mbak Okti. Kunjungan ini adalah wujud kerinduan kami untuk berbagi di bulan Natal kepada keluarga staf YLSA yang sudah lansia. Di rumah Mbak Okti ada Tante Sari, beliaulah target kunjungan kami. Kami rindu berkunjung dan berbagi kasih kepada beliau.
Cetak tulisan iniPersekutuan Staf YLSA di Rumah Mbak Okti
Oleh: Yohanes*
Selasa, 27 Januari 2015, bukanlah hari yang biasa bagi semua staf Yayasan Lembaga SABDA. Setiap hari, para staf YLSA mengerjakan setiap tugas yang ada dari pagi sampai sore dengan penuh sukacita. Dan, hari ini akan ada acara persekutuan di salah satu rumah staf YLSA, yaitu Mbak Okti. Ini merupakan pengalaman pertama saya bergabung dengan persekutuan di rumah staf.
Cetak tulisan iniKunjungan ke Rumah Budhe Narti
Cerita tentang kunjungan Natal 2014 kali ini adalah tentang kunjungan ke rumah Ibu Narti, yang adalah budhe dari Mbak Ade, staf divisi Publikasi. Sore itu, Rabu, 10 Desember 2014, setelah jam kantor selesai, sekitar hampir pukul 6 sore, kami bertujuh, yaitu Mbak Evie, Pak Berlin, Mas Khenny, Mas Hadi, Eben, saya, dan Mbak Ade bersiap-siap berangkat.
Cetak tulisan ini