Persekutuan Doa Staf di Rumah Yans
Oleh: Indah*
Jumat 10 April 2015, tidak seperti hari Jumat biasanya. Persekutuan doa siang hari itu digantikan dengan training kepenulisan yang dibawakan oleh Pak Berlin , sedangkan acara persekutuan staf akan diadakan setelah pulang kerja. Saat jam sudah menunjukkan pukul 16.48, Mbak Evie pun woro-woro kepada kami untuk segera kumpul dan bersiap-siap untuk berangkat. Kami segera saja bergegas menyelesaikan laporan dan siap-siap berangkat ke lokasi persekutuan staf diadakan, yaitu di rumah Yans.
Cetak tulisan iniSekolah di SABDA
Oleh: Yuni Liem*
Tidak banyak penjelasan yang aku terima ketika aku diminta untuk mengikuti pelatihan di SABDA. Dengan segala kebingungan dan ketidaktahuan itulah, tanggal 23 Maret 2015, aku berangkat ke Solo.
Setelah menikmati delay di bandara Soekarno Hatta, akhirnya aku mendarat juga di Solo. Dijemput oleh salah seorang staf YLSA, yang mengantarkan kami ke kantor Griya SABDA. Kami tiba di sana bertepatan dengan akan dimulainya persekutuan doa staf. Hal ini menarik perhatianku karena di dalam persekutuan doa ini, firman Tuhan dan renungan dibacakan lalu didiskusikan sejenak secara berdua-dua, kemudian hasil diskusi disharingkan ke dalam kelompok besar. Saya juga mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan sharing dari teman-teman yang baru pulang dari roadshow SABDA di Malang . Setelah itu, dilanjutkan dengan perkenalan seluruh staf dan kami, para tamu. Karena keterbatasan memory, rasanya sampai hari ini pun tidak semua nama staf aku hafal...^^''
Cetak tulisan iniTraining Tanpa Judul di SABDA
Oleh: Anin*
Lho, kok judulnya begitu ya? Lebih jelasnya lihat tulisan aneh di bawah ini ya. ^_^
Senin, 23 Maret 2015. Satu hari yang penuh dengan tanda tanya. Hari itu adalah hari pertama training di kantor SABDA. Training apa? Tidak tahu karena nggak ada judulnya training apa :D. Tapi yang jelas, banyak yang diajarkan. Tentang Digital Ministry, konsep pembuatan proyek web, prosesnya, teknisnya, dll..
Cetak tulisan iniHore, Benny Ulang Tahun! :-)
Oleh: Wiwin*
Enam April adalah hari yang spesial bagi saudara kami, Benny Kusumanegara. Hari ini, Benny akhirnya masuk ke tahap "prime age". Kami bersama-sama merayakan hari ulang tahunnya sewaktu kami makan siang, sembari menyantap bakso yang Benny bawa sebagai wujud ucapan syukurnya. Wah, nikmat :-).
Cetak tulisan iniPelajaran dari Sesi 3: Seminar “Menjadi Manusia Bintang Lima”
Oleh: Wiwin*
Seminar "Menjadi Manusia Bintang Lima" yang diadakan di Griya SABDA pada tanggal 21 Februari 2015, dibawakan oleh pembicara skala nasional, yaitu Andrias Harefa, BAA BSS.
Sesi ketiga dari seminar ini membahas tentang "problem yang dialami untuk menjadi manusia bintang lima". Bapak yang telah berhasil membawa putri-putrinya lebih maju dalam "Bible reading" dibanding dirinya sendiri ini, menjelaskan bahwa problem yang menghambat proses menjadi manusia bintang lima adalah "problem identitas". Problem identitas ini memang cukup signifikan pengaruhnya dalam proses menjadi "manusia bintang lima". Atas dasar apa/siapa konsep identitas ini dibangun akan menentukan manusia macam apa dia nanti; Tuhan atau dunia?
Cetak tulisan iniPelajaran dari Sesi I: Seminar “Menjadi Manusia Bintang Lima”
Oleh: Odysius*
Apa yang membedakan antara hotel bintang lima dan hotel-hotel yang lainnya? Kita mungkin akan membedakannya dari fasilitasnya yang lebih mewah, lebih nyaman, lebih komplet, dan lebih wah daripada hotel-hotel yang lain. Demikian juga dengan jenderal bintang lima. Apa yang begitu istimewa tentang mereka? Yang kita tahu, hanya ada tiga orang di Indonesia yang dianugerahi bintang lima, yaitu Jenderal Besar Soedirman, Jenderal Besar A.H. Nasution, dan Jenderal Besar Soeharto. Mereka diberi kehormatan untuk menggunakan pangkat ini atas jasa-jasanya yang sangat besar. Dari sini, kita bisa melihat bahwa bintang lima bukanlah sesuatu yang mudah diperoleh. Bintang lima bukanlah sesuatu yang gampangan. Bintang lima merupakan suatu pencapaian yang memerlukan dedikasi, pengorbanan, kesungguhan hati, serta diuji lewat waktu yang lama. Jika begitu, bagaimana dengan "manusia bintang lima"? Apa yang membedakannya dari manusia yang lain? Apakah kita bisa menjadi manusia bintang lima?
Cetak tulisan ini“Christmas Carol” ke Rumah Mbak Okti
Oleh: Wiwin*
Selasa, 2 Desember 2014, sepulang kerja, kami, yaitu Tika, Amidya, Hadi , Kusumanegara, dan saya, berkunjung ke rumah Mbak Okti. Kunjungan ini adalah wujud kerinduan kami untuk berbagi di bulan Natal kepada keluarga staf YLSA yang sudah lansia. Di rumah Mbak Okti ada Tante Sari, beliaulah target kunjungan kami. Kami rindu berkunjung dan berbagi kasih kepada beliau.
Cetak tulisan iniPersekutuan Staf YLSA di Rumah Mbak Okti
Oleh: Yohanes*
Selasa, 27 Januari 2015, bukanlah hari yang biasa bagi semua staf Yayasan Lembaga SABDA. Setiap hari, para staf YLSA mengerjakan setiap tugas yang ada dari pagi sampai sore dengan penuh sukacita. Dan, hari ini akan ada acara persekutuan di salah satu rumah staf YLSA, yaitu Mbak Okti. Ini merupakan pengalaman pertama saya bergabung dengan persekutuan di rumah staf.
Cetak tulisan iniYLSA pun Menggemakan Misi “Finishing The Task”
Oleh: Ayub*
Beberapa waktu yang lalu, saya berkesempatan untuk mengikuti seminar di sebuah Gereja Bethel Tabernakel (GBT) Kristus Alfa Omega di Semarang. Acara yang diselenggarakan oleh lima lembaga pelayanan kaum muda Kristen, yaitu LPMI, IPN, Perkantas, Perspective, dan SVM2 ini mengangkat tema mengenai misi dengan judul "Finishing The Task". Pada acara tersebut, YLSA mendapatkan kesempatan untuk membuka "booth" SABDA.
Cetak tulisan iniSepenggal Cerita Kecil November dalam Sebuah Keluarga Besar YLSA
Oleh: Ayub*
Sabtu pagi, 1 November 2014, merupakan salah satu hari yang begitu berkesan dalam hari-hari saya. Beberapa hari sebelum tanggal ini, YLSA telah merencanakan sebuah acara bersama seluruh staf untuk bersekutu dan "refreshing" bersama. Mengingat, bulan Oktober bertepatan dengan ulang tahun YLSA yang ke-20 dan YLSA mengadakan serentetan kegiatan yang cukup padat, menyita banyak waktu, pikiran, dan juga tenaga.
Cetak tulisan ini