
Shalom Sahabat SABDA! Sepanjang Juni 2025, saya dan rekan-rekan di YLSA mengikuti PA bertema Healing, yang dibagi dalam tiga bagian besar: Healing Gereja, Healing Keluarga, dan Healing dari Tokoh Alkitab. Setiap orang memilih satu bagian firman Tuhan, menggalinya secara pribadi (boleh pakai AI juga), lalu membagikan hasil penggaliannya dalam kelompok kecil.
Pada minggu pertama, saya memilih Wahyu 3:15–18 tentang jemaat Laodikia yang “suam-suam kuku”. Teguran Yesus terasa tajam, tetapi penuh kasih. Gereja yang setengah hati, tidak panas atau dingin, digambarkan sebagai kondisi yang sakit secara rohani. Namun, Tuhan tidak tinggal diam. Ia menawarkan pemulihan melalui “emas yang dimurnikan”, “pakaian putih”, dan “salep untuk mata”. Ini menjadi simbol pemurnian, pengampunan, dan pencerahan rohani. Dalam diskusi kelompok, kami memperkaya secara rohani satu sama lain. Pelajaran penting yang saya dapat adalah healing gereja dimulai dari kesediaan untuk menerima teguran dari Tuhan.

Minggu berikutnya (17–20 Juni) kami masuk ke tema Healing Keluarga. Saya memilih Hosea 1:4–9 dan Hosea 2:22–23. Awalnya, teks ini terasa berat karena penuh simbol penghakiman, tetapi ternyata di sanalah keindahan kasih Allah terlihat. Nama anak-anak Hosea melambangkan keterputusan, tetapi Allah mengubah semuanya menjadi pemulihan: “Lo-Ami” menjadi “Engkau umat-Ku”. Ini mengajarkan saya bahwa healing dalam keluarga terjadi bukan karena kondisi sempurna, tetapi karena kasih Tuhan yang tidak berubah.
Pada minggu terakhir, saya memilih kisah teman-teman Daniel di Daniel 1 yang menolak makan makanan raja dan tetap setia. Di tengah tekanan budaya dan kehilangan identitas, mereka menunjukkan bahwa healing bisa juga berarti pemulihan prinsip dan karakter, bukan hanya luka fisik.
Selama proses PA ini, saya benar-benar merasakan Tuhan berbicara dan memulihkan secara pribadi. Harapan saya, semoga PA ini bisa menginspirasi Sahabat SABDA lainnya untuk mulai kembali menggali firman Tuhan karena dari sanalah healing sejati dimulai. Yuk, jangan tunggu momen sempurna, tetapi mulai dari mana pun kita berada.