Blog SABDA
5Dec/220

Hidup Penuh Ucapan Syukur: “Happy Thanksgiving Day”

Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang yang hidup, sebab semua orang hidup di hadapan-Nya (lih. Lukas 20:38). Inilah ayat yang saya bagikan dalam acara Thanksgiving yang menjadi kegiatan rutin tahunan di SABDA. Ayat ini saya bagikan sebagai ungkapan syukur bahwa saya masih hidup sampai saat ini. Hidup lama saya sudah mati dan digantikan dengan hidup yang baru (hidup dalam pengenalan akan Tuhan).

Mengapa SABDA merayakan hari Thanksgiving? Karena SABDA ingin mengkhususkan satu hari untuk kami bersama-sama bersyukur, mengingat kembali kebaikan Tuhan dalam tahun ini. Dalam acara ini, masing-masing staf berbagi ucapan syukur atas kebaikan Tuhan yang mereka alami dalam kehidupan mereka, baik dalam pelayanan maupun kehidupan pribadi.

Acara hari Thanksgiving tahun ini dimulai pkl. 13.20. Tepatnya, setelah santap siang, kami berkumpul di aula Griya SABDA. Oh ya, menu makan siang kami hari ini pun disesuaikan seperti menu perayaan hari Thanksgiving pada umumnya, ada kentang, ayam (yang seharusnya kalkun .. hehe), dan salad. Lezat pokoknya!

Setelah kami berkumpul, Rode dan Rei membuka acara dengan menyanyikan lagu pujian dan menyampaikan beberapa prakata. Nah, salah satu yang menjadi tradisi dalam acara ini adalah menceritakan kembali sejarah mengenai hari Thanksgiving, dan kali ini Aldo mendapat kesempatan untuk menceritakannya. Hore!!

Gimana nih sejarahnya? Sedikit saya ceritakan ya … begini sejarahnya singkatnya. Pada 1609, sekelompok orang meninggalkan Inggris karena mengalami persekusi. Akhirnya, mereka memutuskan untuk pindah dari Inggris ke Belanda untuk mencari kebebasan beragama. Pada November, akhir 1620, mereka tiba di benua Amerika, tetapi mereka masih mencari tempat yang tepat untuk berlabuh. Hingga pada Desember awal, mereka tiba di Playmouth, inilah awal perjalanan iman mereka dengan cara dan kehidupan yang baru. Banyak hal yang mereka adaptasi untuk bertahan hidup. Hebatnya, mereka terus berdoa dengan tekun. Mereka juga dibantu orang-orang Indian yang menolong mereka dalam bercocok tanam hingga akhirnya menuai panen yang melimpah pada musim panas berikutnya. Untuk mensyukuri keberhasilan panen pertama, mereka mengadakan pesta ucapan syukur kepada Tuhan dengan mengundang orang-orang Indian sebagai tamu. Pesta itulah yang menjadi awal tercetusnya perayaan hari Thanksgiving.

Semangat asli perayaan Thanksgiving sebenarnya adalah ucapan syukur atas pemeliharaan Tuhan bagi penduduk koloni Inggris, yang karena keyakinan imannya membelot ke Amerika dan berhasil melewati masa sulit di tanah yang baru berkat pertolongan Tuhan. Keren ya karya Tuhan bagi mereka!

Dalam acara ini, kami juga merenungkan kata ‘terima kasih’ di 1 Yohanes. Kami pun mencoba mencari dan menerka-nerka. Kami mulai belajar kata love dalam bahasa Inggris, dan ternyata itu bukan hanya kata benda (kasih), tetapi juga kata kerja (mengasihi). Sebagai kata kerja, kata love termasuk golongan kata kerja transitif, artinya kata kerja yang harus punya atau diikuti oleh objek. Jadi, love atau “kasih” itu nggak bisa disimpan sendiri. Kasih harus disalurkan kepada orang lain.

Sebenarnya, semangat hari Thanksgiving ini bisa kita rayakan setiap hari karena banyak berkat Tuhan yang kita rasakan dan terima setiap hari. Walaupun orang Indonesia tidak punya hari khusus yang didedikasikan untuk mengucap syukur,  tetapi kita sebagai orang Kristen yang sudah memperoleh hidup yang baru harus membagikan berkat tersebut dengan ucapan syukur dan berbagi kasih Tuhan kepada sesama kita.

Indah

Tentang Indah

Margareta Indah telah menulis 17 artikel di blog ini..

Cetak tulisan ini Cetak tulisan ini
Comments (0) Trackbacks (0)

No comments yet.


Leave a comment

Connect with Facebook

No trackbacks yet.